6• break out

2.8K 286 21
                                    

~vote first, read, comment on the line then~

Terkadang hal-hal terjadi begitu saja


six - break out

Author's POV

"Jadi gimana? Tawaran gua diterima?"

Kira masih terdiam, melongo, "Ja-jangan becanda kak."

"Tampang gua ada tampang becandanya gak?"

Kira mengangguk pelan. Januar menghela napas, jawaban Kira tidak sesuai dengan ekspektasinya.

"Gini, gua gak becanda, gua bukan orang yang nyuruh adek-adek gua buat berusaha tapi gua sendiri gak ada andil apa-apa. Kalo bukan demi tim, gua juga gak bakal nawarin gini, tinggal berdua sama cewek tuh nyusahin tau gak!"

Kira masih diam. Artinya kalau dia mengiyakan tawaran ini, mereka hanya akan tinggal berdua? Apa yang akan dikatakan orang? Dan bagaimana jika nanti seniornya itu...

Mata Kira melebar memikirkan kemungkinan itu, matanya kemudian turun melihat ke arah dadanya lalu kedepan, kearah Janu. Kedua tangannya dengan reflex menyilang di depannya, bersikap defensif sambil menatap kearah Janu dengan waspada.

Janu mengerti, dia tertawa kecil dan mulai berjalan kedepan dengan perlahan, mendekati Kira membuat gadis itu mundur dua langkah setiap Janu melangkah satu langkah. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan saat punggungnya sudah mentok bertemu tembok.

"Dasar anak jaman now, dewasa lu terlalu cepet!" Janu bersuara masih melangkah dengan perlahan.

Dan saat ia berada tepat di depan Kira, ia berhenti, menundukkan kepalanya agar sejajar dengan kepala Kira, "Lu singkirin semua pikiran ena-ena di otak kotor lu itu. Gua gak bakal ada ketertarikan apapun buat apa-apain lu." Ucapnya dengan suara yang begitu pelan seiring dengan wajahnya yang semakin dekat sampai bibirnya berada di samping telinga kiri Kira, "Karena lu itu cewek-"

"Kyaaa!" Kira tiba-tiba memekik dan mendorong Janu dengan brutal. Dia mengusap-usap telinganya, tadi itu adalah reflex yang membuatnya mendorong Janu dengan keras. Napas cowok itu menerpa telinganya dan dia tidak suka itu, terasa sangat geli.

"Eeh ehh, maaf Kak, maaf. Anu, saya tadi reflex." Kira merasa salting begitu menyadari perbuatannya, "Lagian, Kakak juga sih sembarangan tiup telinga orang."

Janu tertawa tidak percaya, "Hah, jadi maksud lu ini salah gua?"

"Bukan salahin sih, tapi kan gara-gara Kakak deket-deket saya jadi kayak gitu."

"Heh, itu sama aja lu salahin gua!" Janu terlihat kesal, namun bukannya merasa bersalah Kira malah terdiam, seperti memikirkan sesuatu yang telah ia lupakan.

Dia menggaruk pelan kepalanya kemudian sedetik kemudian menepuk jidatnya dengan keras, "Mampus! Lupa balik gue," Diserang kepanikan, Kira pergi begitu saja meninggalkan Janu, sedikit berlari kembali menuju bioskop tanpa sadar seseorang terus mengikutinya dari belakang.

"Nah itu Kira tuh!" Julian menunjuk pada Kira yang sedang berlari ke arah mereka.

"Lo dari mana aja nyet? Kita pikir lo ngilang njir, mana lo gak angkat telpon lagi." Azizul bertanya begitu Kira berhenti di depan mereka dengan napas memburu, "Untung kagak diculik pocong lu!"

"Sorry, sorry tadi tuh anu gue mau ke toilet tapi toilet bioskop rusak, jadinya gue cari di tempat lain."

"Kampret, bikin people khawatir aja lo! Eh tapi." Azizul mengerutkan dahinya dan menunjuk ke belakang Kira, "Itu dibelakang lo siapa? People bukan?"

• J n K •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang