8• jogging

2.9K 264 13
                                    

~vote first, read, comment on the line then~

Gak pa-pa pintu ketutup, asal hati jangan


eight - jogging

Author's POV

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu tidak sabaran itu mengganggu tidur Kira, membuatnya menggeliat di atas tempat tidur masih dengan mata yang terpejam.

Tok tok tok!

Kira semakin terganggu, "Iya ma, Kira udah bangun." Teriaknya dengan suara serak kemudian kembali mencari posisi nyamannya.

Ceklek.

Seseorang masuk dan berhenti tepat di samping ranjang Kira. Untuk sementara menatap datar pada gadis yang masih setia berada dalam mimpi di bawah gulungan selimut.

Janu menghela napas, diangkatnya spatula yang sengaja dibawanya tadi kemudian menoyor-noyor kepala gadis tersebut dengan ujungnya, "Woy, bangun woy!"

Kira menggeliat tidak nyaman, "Ih mama, apaan sih." Dia menepis spatula tersebut dan menggaruk tengkuknya, sedikit demi sedikit membuka matanya yang terasa sangat berat.

Hal pertama yang dilihatnya adalah seorang yang berdiri tepat di samping tempat tidur, menatapnya lurus padanya dengan datar. Keningnya mengerut, kok Mamanya berubah jadi cowok?

"Udah sadar?" Janu bersuara.

"HIH!!" Kira terlonjak, kesadarannya baru saja pulih, "Kak Jan ngapain disini?"

"Bangunin anak biawak!” Kesal Janu, “Lu cuci muka, ganti baju, kita jogging, gua tunggu di luar.” Lanjutnya memerintah dan menunggu respon Kira.

Kira masih berusaha mengumpulkan nyawanya, matanya tertuju pada jam digital di meja nakas, “Tapi saya mau sekolah, Kak.” Kira mengintrupsi setelah melirik sebentar pada jam tersebut.

“Gak masuk dua hari gak bakal bikin lu di d.o.” Janu membalas santai, “Lagian seumur-umur gua sekolah disana, gak ada satupun guru yang mau ngajar pas lagi MOS.”

“Serius Kak?”

“Enggak lah. Pokoknya gua tunggu diluar, urusan sekolah lu, lu urus sendiri.” Perintahnya lagi, “06.55 lu udah harus siap.” Tutupnya sebelum pergi meninggalkan kamar.

Kira masih terbengong, biasanya respon otaknya cepat. Tapi dengan Janu yang suka memerintah seenaknya seperti ini, dia perlu waktu untuk mencerna satu persatu perintahnya.

"Tujuh menit lima puluh lima detik lagi!” Janu berseru dari luar membuat Kira dengan cepat meloncat dan masuk ke kamar mandi untuk segera bersiap-siap.

"Gimana caranya Kak Jan masuk kamar saya?" Di dalam lift, Kira bertanya, sedaritadi saat bersiap-siap dia menyadari hal ini.

"Kunci kamar lu itu jenis lever handle, gua punya kunci ya bisa masuk lah."

"Hah? Level handle?"

"Le-ver han-dle. Itu jenis kunci yang bisa dibuka dari luar karena kunci yang di dalamnya gak bisa dicabut, alias ketanem disitu. Jadi misalnya lu kejebak di dalem dan tiba-tiba amnesia gak tau cara buka kunci pintu gimana, orang yang di luar yang punya kuncinya bisa bukain buat lu. Ngerti?"

Kira terdiam sejenak, kepalanya menggeleng dengan pelan, "Enggak."

Janu menghela napas, "Intinya model kuncinya itu beda dari yang biasanya yang kalo udah dikunci dari dalem, yang diluar gak bisa nge-buka. Gak ngerti lagi?"

• J n K •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang