Berhubung cerita ini baru up setelah beberapa bulan, pasti kalian udah lupa dengan jalan ceritanya.
Karena baca dari awal pasti bakal nyusahin banget, saya saranin baca dari part 22 (suka) biar kalian dapet inti ceritanya 🙏
∞
~vote first, read, comment on the line then~
• Pokoknya selama kamu jadi pacar aku, gak bakal aku biarin orang lain nyakitin kamu •
∞
twenty nine - trio astral semakin anehAuthor's POV
Pagi ini Kira sudah siap berangkat ke sekolah. Dengan langkah riang ia berjalan menuju dapur untuk meneguk beberapa air sebelum ia berangkat
“Let it go, let it go… Hmmm hmmm hmm hmm hmmm. Let it go, let it goo…”
“Pagi, Ki.”
“Wastagfirullah.” Kira tersentak, langsung mencari sumber suara dan menemukan Janu sedang duduk santai di sofa dengan senyum menawan kearahnya.
Kira terdiam, lebih tepatnya mengambil waktu untuk menstabilkan kembali detakan jantungnya yang hampir saja loncat beberapa detik yang lalu.
“Kok ucapan gua gak lu bales?!” Wajah Janu berubah, senyumnya pudar digantikan kerutan kesal di dahi. Bunglon!
“Eh, eh, i—iya pagi kak. Emm, lo ngapain disitu?”
Senyum puas Janu kembali, ia kemudian mengisyaratkan Kira untuk mendatanginya.
Kira melangkah dengan ragu, saat sampai di dekat Janu, ia duduk di sofa yang berbeda dengan cowok itu. Entahlah kenapa tapi ia hanya merasa perlu melakukannya.
Janu sejenak diam melihat Kira yang memilih duduk jauh darinya. Dengan senyum yang masih belum pudar, ia mengangkat bokongnya dari sofa dan tanpa di duga berlutut di depan Kira.
“Jangan menjauh.” Janu menahan tangan Kira yang nampak refleks menjauhkan tubuhnya dari Janu, “Gua cuman mau ngobatin luka lu.” Janu melanjutkan.
Kira menahan tubuhnya sedang Janu saat ini terlihat membuka penutup salep. Tangan Janu yang memegang tangan Kira kemudian mulai bergerak, mencari spot kemerahan di sana sebelum akhirnya mengolesi salep dipermukaannya.
“Sorry, harusnya semalem luka lu diobatin juga. Gua ketiduran.”
Mata Kira mengedip-ngedip. Ini adalah kali pertama kata maaf keluar dari mulut Janu. Untuk ukuran orang seperti Janu, Kira tidak menyangka ia bisa mengucapkan kata maaf juga.
“Kenapa gak lu jawab? Lu gak maafin gua, hah?!” Janu menghentikan aktifitasnya dan menengadahkan kepalanya menatap kesal kearah Kira.
“En—enggak kak, gak pa-pa kok, lagian udah mau sembuh juga, udah gak perih.”
“Tapi ini masih merah!”
Kira mengerutkan alis, siapa yang luka siapa yang heboh.
Janu terdengar berdehem, “Harusnya lu itu bersyukur udah jadi orang pertama yang gua khawatirin segini parahnya. Bukannya makasih malah ngeyel!”
“Ma—makasih kak.” Kira heran, untuk apa dirinya berterima kasih?
Kerutan di alis Janu perlahan mendatar, nampak senyum kecil puas terlahir dibibirnya. Ia kembali menunduk dan melanjutkan aktifitas mengolesinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• J n K •
Roman pour Adolescents[15+] "Gimana kalo lu tinggal bareng gua aja?" Dan ceritapun dimulai. • • • Warning: Jangan terkecoh dengan prolognya! •17/04/18• -d-