Anjaya - 37

6.6K 279 0
                                    

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di kafe. Ines langsung turun dari mobil nya dan masuk ke dalam kafe tersebut. Ternyata di dalam sudah ada sahabat sahabat nya yang menunggu kedatangan Ines.

"Tumben lo Nes ngajak kita ketemuan di kafe ini lo tau kan nih kafe makanan nya enak banget dah juga mahal mana punya duit gue" ucap Bella.

"Iya Nes sama gue juga" samber Rossa dan Tasya.

"Gue ngajak kalian ke sini, gue mau traktir kalian makan sepuas lo sebagai tanda terima kasih gue" ucap Ines.

"Serius Nes?" Tanya Tasya yang sudah berbinar.

"Serius kok. Ouh iya btw makasih banget ya sama kalian semua" ucap Ines.

"Santai aja Nes sama kita kita mah" ucap Bella.

Ines hanya tersenyum dan bangga kepada sahabat sahabat nya.

"Yaudah lo pesen apa aja bebas ntar gue yang bayar" ucap Ines.

"Asikkk makan gratis" ucap Rossa.

"Nes boleh yang ini gak?" Tanya Tasya yang menunjuk sebuah makanan di menu yang cukup mahal tapi enak.

"Boleh kok" jawab Ines.

"Anjay lagi banyak duit lo" ucap Bella.

Ines langsung memanggil pelayan nya untuk datang menghampiri mereka. Tenyata gak di sangka Bella Rossa dan Tasya memesan banyak banget. Ines hanya tersenyum dan menggeleng kepala dengan tingkah sahabat sahabat nya itu.

***

Malam hari Ines sudah bersiap siap untuk pergi bersama papah nya. Entah pergi kemana Ines hanya nurut dengan omongan papah nya.

"Cantik banget sih anak papah" puji Ferry "pantes aja Anjaya sampe jatuh cinta sama kamu" lanjut Ferry.

"Papah bisa ajah deh" ucap Ines.

"Sebenarnya kita mau kemana sih pah?" Tanya Ines.

"Nanti kamu juga bakalan tau sayang. Udah ayok berangkat" ajak Ferry.

"Iya deh" jawab Ines.

Ines dan Ferry langsung pergi menuju ke sesuatu tempat. Setelah beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah restaurant mewah. Ines dan Ferry langsung turun dari mobil nya.

"Ke restaurant? Ngapain pah makan? Kan bisa makan di rumah" ucap Ines yang semakin bingung.

"Suttt udh kamu ikut papah ajah deh" jawab Ferry yang mulai memasuki restaurant nya dengan di Ines diikuti bodyguard.

Ferry langsung mulai menghampiri beberapa orang yang sedang duduk bersama sama. Ines kaget melihat Anjaya ada di situ bersama orang tua nya dan Syila juga beserta mamah nya.

Ines mulai bingung apa yang di lakukan papah nya ituh. Anjaya juga bingung kenapa ada Ines dan papah nya. Sedangkan Syila dan nyokap nya di landa dengan ketakutan dan sedikit panik. Ferry dan Ines langsung duduk di sebuah sofa panjang.

"Maaf pak Ferry Ines ini anak bapa?" Tanya Remon papah nya Anjaya.

"Iya Ines adalah anak saya" jawab Ferry.

Sedangkan Anjaya dan Ines hanya saling pandang dengan pandangan penuh arti.

"Kedatangan saya di sini. Saya ingin tanya sama kamu mamah nya Syila. Kenapa anda bisa nampar anak saya? Apa salah anak saya kepada anda?" Tanya Ferry sopan.

"Maaf pak saya hanya reflek" jawab mamah nya Syila.

"Hanya reflek? Gak mungkin hanya reflek. Pasti ada maksud tertentu anda nampar anak saya" ucap Ferry.

"Saya minta maaf pak" jawab mamah nya Syila.

"Maaf pak Ferry sebenarnya ini ada apa? Kenapa saya dan istri saya dan anak saya datang ke sini?" Tanya Remon.

Ferry langsung mengeluarkan handphone yang berada di dalam saku jas nya. Dan memperlihatkan kelakuan teman mamah nya Anjaya. Mamah nya Anjaya kaget dengan perlakuan teman nya ituh ia tidak menyangka sama sekali.

"Sri gak seharusnya kamu nampar Ines demi ngebela anak kamu. Dan gak seharusnya juga kamu mengatain Ines yang tidak seharusnya kamu katakan" ucap Rita yang menasehati Sri mamah nya Syila.

"Aku minta maaf ini semua di luar kendali aku rit" ucap Sri mamah nya Syila.

"Maaf anda gak cukup. Saya gak rela anak saya di tampar oleh anda seenak nya. Saya akan buat pelajaran sama anda. Karna sudah main main sama saya dan anak saya" ancam Ferry.

"Sri perjodohan Syila sama Anjaya di batalkan" ucap Remon mantap.

Jlep

Ines dan Anjaya kaget tetapi ada rasa bahagia juga di antara mereka. Tetapi Syila ia sudah susah payah untuk mendapatkan Anjaya tetapi lepas begitu saja.

Mamah nya Syila dan Syila langsung pergi dari restaurant tersebut. Tetapi sebelum pergi ia pamit terlebih dahulu tetapi tidak di tanggapi oleh orang orang yang ada di situh.

"Ines maafin om sama tante ya karna udah gak restuin hubungan kalian. Dan cinta kalian ituh emng gak bisa ada yang memisahkan" ucap Remon yang di setujui oleh Rita.

"Mulai sekarang papah akan restuin hubungan kamu sama Ines" ucap Remon kepada Anjaya.

Demi apa Ines dan Anjaya tidak mimpi kan? Rasanya ingin sekali Ines dan Anjaya berteriak tetapi ia tau diri dengan tempat.

"Papah juga restuin hubungan kalian" ucap Ferry yang tersenyum.

Ines langsung memeluk papah nya erat "makasih ya pah" ucap Ines.

"Sama sama sayang" jawab Ferry.

"Jadi kita berdua udh di bolehin pacaran lagi?" Tanya Anjaya.

"Iya boleh" jawab Remon "tapi inget jangan sakitin Ines" ucap Remon.

"Siap pah" jawab Anjaya.

"Ines maafin om ya karna om kemaren udh salah nilai kamu" ucap Remon.

"Ines ngerti kok om" jawab Ines yang tersenyum.

Ternyata Remon dan Rita salah menilai Ines. Ines sangat lah baik, Remon dan Rita sudah terhasut oleh omongan mamah nya Syila.

Ines dan Anjaya hanya saling pandang dan tersenyum bersama. Ia sangat bahagia sekali entah ini kejutan atau apa intinya mereka sangat bahagia. Tetapi kebahagiaan ini Ines tidak lupa dengan sahabat nya yang sudah membantu nya.

"Om boleh gak Anjaya pinjem Ines sebentar" ucap Anjaya kepada Ferry.

"Boleh kok. Inget jangan di apa apain ya anak om" ucap Ferry yang sedikit tertawa.

"Siap om" jawab Anjaya.

"Pah mah aku sama Ines keluar sebentar ya" pamit Anjaya.

"Yaudah jangan jauh jauh dari sini" ucap Rita.

"Iya mah" jawab Anjaya.

Anjaya dan Ines langsung keluar dari restaurant tersebut dan menuju taman restaurant.

***

ANJAYA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang