"Pak kok bisa temen kita kecelakaan?" Tanya Rafi kepada salah satu warga.
"Tadi temen nya bawa motor ngebut banget dek, trus dari lawan arah ada truk juga yang sedang ngebut trus pengemudi truk nya kaya ngantuk gitu jadi ya temen nya adik ketabrak deh" jawab salah satu warga tersebut.
"Yaudah saya dan teman saya pulang dulu ya" pamit salah satu warga.
"Makasih banyak ya pak" jawab sahabat sahabat Ines.
Kini Anjaya masih di dalam ruang UGD yang masih di tangani oleh dokter. Rafi langsung menelfon orang tua Anjaya dan memberi tahu kalau Anjaya kecelakaan.
Setelah selesai menelfon orang tua Anjaya, pintu ruang UGD terbuka keluar lah orang berpakain putih putih yaitu dokter.
"Dok gimana keadaan temen kita?" Tanya Rean.
"Orang tua Anjaya ada?" Tanya dokter.
"Orang tua nya lagi otw ke sini dok" jawab Tasya.
"Dok Anjaya gak apa apa kan?" Tanya Bella.
"Maaf saya gak bisa kasih tau ke kalian, soalnya ini serius. Kalo orang tua Anjaya sudah datang tolong suruh ke ruangan dokter" ucap dokter.
"Baik dok" jawab mereka serempak.
"Kalau begitu saya permisi dulu" pamit dokter yang langsung pergi.
Tema teman Anjaya masih duduk di luar ruangan UGD. Teman temannya Anjaya dan sahabat sahabat Ines ingin sekali masuk tetapi tidak di perbolehkan oleh dokter dan suster karna pasien membutuhkan perawatan yang lebih dalam lagi.
"Rafi Anjaya kenapa?" Tanya Rita mamah nya Anjaya.
"Tante tenang dulu ya" ucap Bella yang mengelus pundak Rita mamah nya Anjaya.
"Tante gak bisa tenang" Jawab Rita yang mulai cemas.
"Tante di suruh ke ruangan dokter" ucap Rafi.
Rita langsung pergi ke ruangan dokter di antarkan oleh Bella. Tetapi Bella tidak masuk ke ruangan nya karna pasti membutuhkan privasi antara orang tua dan dokter. Bella hanya menunggu di luar sambil duduk.
Bella langsung menelfon Ines tetapi handphone nya Ines tidak aktif sama sekali. Bella sudah mencoba menelfon Ines lebih dari lima kali tetapi sama saja tidak aktif. Bagaiman bisa Bella memberi tahu kenapa Ines kalo Anjaya kecelakaan.
Beberapa menit kemudian mamah nya Anjaya keluar dari ruangan dokter, Bella dengan sigap langsung berdiri dari duduk nya. Tetapi mamah nya Anjaya keluar dengan meneteskan air mata yang cukup deras.
Bella mengantar mamah nya Anjaya ke ruang UGD di mana Anjaya masih di rawat di tempat UGD. Teman teman nya Anjaya langsung berdiri dan tidak sabar bagaimana keadaan Anjaya sekarang.
"Tante Anjaya baik baik ajah kan tan?" Tanya Tasya.
Mamah nya Anjaya hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Tasya dan sambil menangis.
"Tante jawab pertanyaan nya? Anjaya gpp kan tan?" Desak Rafi yang sangat ingin tau keadaan Anjaya sekarang.
"Kepala nya Anjaya terkena benturan yang cukup keras yang mengalami pendarahan bagian kepala nya. Dan kemungkinan besar Anjaya bakalan Amnesia" ucap Rita yang masih menangis.
Teman teman Anjaya dan sahabat sahabat Ines kaget bukan main ia langsung menutup mulut nya secara spontan. Mereka semua tidak menyangka sekali kalo sampe Anjaya amnesia.
Sedari tadi mamah nya Anjaya tidak melihat kehadiran sosok Ines. Mamah nya Anjaya langsung menengok ke kanan dan kiri tetapi Ines benar benar tidak ada.
"Ines kok gak ada kemana dia?" Tanya Rita kepada teman teman nya Ines.
"Ines udh pindah tan" jawab Tasya.
"Hah pindah kemana dia?" Tanya Rita.
"Ines pindah ke Amerika tan" jawab Bella.
Teman teman Anjaya dan mamah nya Anjaya secara spontan kaget karna mereka tidak tau apa apa.
"Haha gak usah bercanda deh lo bel gak lucu tau bercanda lo" ucap Rafi yang menatap bella sinis.
"Lo liat dari tampang muka gue, lo kira gue lagi bercanda" jawab Bella yang menatap Rafi sedikit tajam.
"Ines kenapa bisa pindah?" Tanya Rita.
"Ines pindah karna dia ikut papah nya tan, papah nya Ines tidak tega harus meninggalkan Ines tanpa ka Vino. Papah nya Ines ada kerjaan di Amerika dan gak tau kapan pulang nya. Jadi Ines harus mengikuti papah nya kalo tentang sekolah dia bakal sekolah di sonoh tan" jawab Tasya panjang lebar.
Rita mengangguk sedikit paham "trus Anjaya udh tau kalo Ines pindah?" Tanya Rita.
"Kaya nya sih udh tau tan, cuman Anjaya belom tau alasan Ines pindah. Waktu itu Anjaya pergi ke rumah Ines setelah Anjaya pergi dari rumah Ines ya tiba tiba langsung kecelakaan tan" ucap Tasya.
"Tau dari mana lo Tas?" Tanya Rossa.
"Tadi gue di kasih tau sama pembantu nya Ines dia nelfon gua" jawab Tasya.
"Tante makasih banyak ya sama kalian semua udh rela rela pergi ke sini padahal masih jam sekolah" ucap Rita yang tersenyum.
"Santai ajah tan sama kita kita mah" jawab Edo.
***
At Amerika
Ines dan papah nya langsung pergi ke Apartement yang berada di Amerika. Setelah ituh Ines langsung merebahkan tubuh nya di kamar Apartement.
Ia langsung meraba raba celana jeans nya ia baru menyadari handphone nya tidak ada.
"Handphone gue taro di mana ya?" Ucap Ines sambil mengingat ngingat di mana ia menaruh handphone nya.
Ines langsung mencari cari handphone nya di tas tetapi hasil nya nihil. Ia baru ingat handphone nya tertinggal di pesawat.
Untung saja memory card nya ia cabut jadi banyak foto diri nya bersama sahabat sahabat nya dan Anjaya.
Tetapi kartu sim nya masih berada di handphone tersebut. Ines langsung keluar dari kamar nya menghampiri papah nya yang sedang duduk di sofa depan tv.
"Pah handphone aku ilang" ucap Ines yang duduk di samping papah nya.
"Kok bisa hilang emng nya kamu taro di mana?" Tanya Ferry.
"Ketinggalan di pesawat pah" jawab Ines.
"Kamu ini teledor banget sih" ucap Ferry yang menggeleng geleng kepala nya "Yaudah beli yang baru ajah" lanjut Ferry.
"Tapi kartu sim nya gimana?" Tanya Ines.
"Ntar papih suruh orang ajah" ucap Ferry "kamu mau beli kapan?" Tanya nya.
"Sekarang ajah deh Ines keluar ya" ucap Ines.
"Di temenin sama orang suruhan papah ya?" Tanya Ferry.
"Terserah papah deh" jawab Ines yang mulai masuk ke kamar nya untuk mengambil tas kecil dan mengambil duit.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
ANJAYA [✓]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGAI TANDA MENGHARGAI] "Lo bakalan nyesel kalo lo nolak gue jadi pacar lo" -Anjaya Putra Natanegara- "Gue gak cinta sama lo. Buat apa gue terima lo jadi pacar gue" -Ines Putri Ningrat- Banyak rintangan buat Anjaya untuk...