Semakin hari, hubungan Amarillo dengan Adam, semakin membaik. Bahkan Amarillo terkejut karena seluruh penghuni di sekolah sampai heboh dengan kedekatan mereka. Amarillo merasa senang. Tapi dia juga masih merasa tidak enak hati dengan Adam.
Kenapa?
Karena Adam sudah berbesar hati meminta maaf pada Amarillo. Sementara Amarillo sendiri, masih terus memikirkan dimana letak kesalahannya pada Adam. Dia juga pasti akan meminta maaf pada Adam. Tapi Amarillo bingung. Teramat sangat bingung. Karena setelah bertanya pada Ibu-nya, kira-kira apakah dulu mereka pernah mengenal anak bernama Adam Ximon Lee, Ibu-nya menjawab tidak kenal. Karena, meskipun malu untuk mengakuinya, Amarillo memang tidak memiliki terlalu banyak teman. Bahkan Amarillo merasa, dia tidak memiliki sahabat satupun. Amarillo terlalu banyak belajar. Dia tidak pernah main ataupun berkumpul dengan teman-temannya. Baik itu teman dari sekolah, maupun teman di seputaran rumahnya.
Kesempatan untuk bertanya pun akhirnya datang. Saat mereka mendapatkan kesempatan berduaan saja. Ketika Adam sebagai Ketua OSIS dan Amarillo sebagai Wakilnya, ditugaskan untuk mencari sponsor Festival Sekolah mereka.
Amarillo sedang duduk di kursi depan di dalam mobil mewah milik Adam. Sementara Adam sendiri, saat ini sedang berkonsentrasi mengemudi di sebelah kanannya.
"Dam... gue boleh nanya sesuatu?"
Adam menoleh sekilas. Ia tersenyum. Lalu mengangguk.
"Elu kan... udah pernah minta maaf ke gue. Karena elu bersikap... kasar ke gue."
Amarillo berujar ragu. Sesekali ia melirik kearah Adam. Tapi Adam hanya menyikapi ucapannya dengan senyuman dan mengangkat kedua alisnya. Isyarat agar Amarillo melanjutkan kalimatnya.
"Jujur aja, Dam... Gue masih penasaran. Kenapa elu... keliatan benci banget ama gue. Sementara gue, beneran gak pernah ngelakuin salah ke elu. Ah! Atau mungkin, waktu kita MOS dulu, gue gak sengaja nabrak, sampe bikin elu jatoh itu? Makanya elu benci ke gue."
"Kapan gue bilang kalo gue benci ama elu?"
"Elu enggak bilang secara langsung, Dam. Tapi sikap lu ke gue... elu kayak jijik ngeliat gue." Amarillo menjawab pertanyaan Adam dengan takut-takut. Hatinya entah kenapa terasa ketar ketir. "Jadi... misalnya itu, atau ada hal lain... yang bikin elu bersikap kasar ke gue... gue minta maaf Dam. Baik itu di sengaja, ataupun gak gue sengaja."
Adam masih diam. Tapi dari pengamatannya, Amarillo menduga Adam sedang berpikir. Entah kenapa, dia tau dengan cara Adam mengerutkan keningnya sambil sedikit memiringkan kepalanya, adalah tanda kalau Adam sedang berpikir keras.
"Elu mau... maafin gue, Dam?" Amarillo bertanya ragu. "Kalo gak mau maafin... gue harap, hubungan diantara kita tetap baik kayak gini Dam. Kalo elu-nya berkenan sih..."
Saat mobil yang di kemudikan Adam berhenti di depan gerbang sekolah, Adam masih belum merespon kalimat Amarillo. Tetapi Amarillo tetap sabar. Karena saat ini Adam sedang berbicara dengan seorang petugas security yang berada di gerbang sekolah tersebut.
"Illo... elu tunggu di sini aja ya? Biar gue aja yang handle semuanya."
Amarillo kembali tersentak saat Adam menyebut namanya 'Illo' lagi. Bukan 'Amar' saat mereka berada di tempat ramai. Tapi Amarillo hanya mengangguk pelan saat melihat senyum di wajah Adam. Bahkan dengan berbaik hati, Adam memutarkan lagu. Lagu-lagu yang tidak pernah Amarillo dengarkan sebelumnya, tetapi terasa langsung akrab di telinganya.
🍹🍹🍹🍹🍹🍹
KAMU SEDANG MEMBACA
Spin Off Collection of °•¤ Re:XXX ¤•°
FantasyDear failure, thank you for making me wiser. Dear pain, thank you for making me stronger. Dear brokenness, thank you for making me value wholeness. And dear life, thank you... for making me realize that as long as I breathe, I will fight the good f...