Sudah sebulan berlalu sejak pagi itu. Dimana Wisnu menyusul Sean ke kamar mandi, dan nyaris membuatnya terlambat datang ke sekolah. Lantaran, Wisnu mendekap Sean, lalu menghimpit tubuhnya yang kurus ke dinding kamar mandi. Lalu memeluknya erat, seraya membekap mulut Sean menggunakan bibirnya. Hanya berpelukan. Berciuman. Berpelukan. Berciuman. Lalu mandi berdua. Kembali berciuman dan mengarahkan tangan Sean untuk menggenggam bagian tubuhnya yang berada di selangkangan.Tapi usai mengantar Sean ke sekolah, Wisnu mendadak tersadar. Apa yang dilakukannya pada Sean, adalah salah. Salah, karena dia masih dibawah umur. Salah karena kepalanya mendadak saja terasa kosong, hingga ia melakukan hal tak senonoh pada Sean. Keponakannya sendiri!
Wisnu malu. Pada Sean. Terutama pada dirinya sendiri. Ia tak mau, di cap sebagai pedofil karena melakukan hal tersebut. Terlebih, pada Sean. Ia sadar, kalau hatinya menyayangi Sean, sama seperti hatinya yang menyayangi Adam. Mereka adalah anggota keluarga yang paling ia cintai.
"Sayang... seperti Kak Adam... dengan... Kak Joshua..."
"... seperti Kak Adam... dengan... Kak Joshua..."
"... Kak Adam dengan Kak Joshua..."
'Seperti Adam dengan Joshua?! My Lord!!! Apa yang terjadi?!?!', Wisnu menjerit dalam hati.
Ia sempat melirik kearah gerbang sekolah, dimana Sean sedang berdiri. Tersenyum saat menatapnya dari kejauhan.
'Sean... apa yang harus Om lakukan agar senyuman di wajahmu tidak memudar?!', Wisnu bertanya pada dirinya sendiri.
Meskipun pada awalnya Wisnu terkejut, dengan pengakuan Adam. Yang mengatakan kalau dirinya adalah seorang gay. Dengan santainya, Adam mengaku pada sang Opa. Dan membuat Wisnu semakin terkejut, karena Papanya --Mr. Lee-- bisa menerima Adam yang gay.
Yang jadi masalah, Adam adalah cucu kandung Mr. Lee. Sementara Wisnu hanyalah anak adopsi. Wajar saja kalau Mr. Lee bisa menerima apapun kondisi cucunya. Tetapi bagaimana dengan Wisnu dan Sean?
Wisnu merasa penat jika memikirkan hal tersebut. Makanya, ia menjadikan pekerjaan sebagai pelarian. Bahkan selama sebulan ini, ia sengaja tidak berani bertemu dengan Sean. Wisnu khawatir, Adam akan kecewa. Kalau Adam sekedar marah, Wisnu akan menerima dengan lapang dada. Tapi hal yang paling menakutkan bagi Wisnu saat ini adalah membuat Adam kecewa.
Wisnu benar-benar dilanda dilema. Dan itu sangat menyiksa.
🍹🍹🍹🍹🍹🍹
Wisnu menyipitkan mata saat melihat seseorang berjongkok di depan pintu apartemennya. Lalu terbelalak saat mengetahui kalau orang tersebut adalah Sean.
"Sean?!" Wisnu berseru saat melihat wajah Sean yang pucat. Terlebih saat memegang kedua tangannya yang terasa dingin.
Berbeda dengan tower apartemen yang di tempati oleh Adam, tower apartemen yang di tempati Wisnu tidak tertutup. Angin dengan bebas bisa berhembus di sepanjang koridor karena tower apartemen yang Wisnu tempati memang memberikan kesan serba outdoor.
"Kamu... kenapa ada disini?"
Sejenak kemudian, hati Wisnu mencelos melihat senyuman di wajah Sean memudar usai mendengar pertanyaannya.
"Maksud Om... ini kan udah malem, Sean."
"Sean... kangen..."
Wisnu merasa jantungnya seperti diremas saat melihat ekspresi wajah Sean. Dimana kedua alisnya nyaris bertautan. Dengan menggigit sudut bibirnya. Dan cara Sean menatapnya itu... terlihat... menggemaskan.
'Oh, shit!!! Aku bukan pedofil!! Tapi Sean memang terlihat menggemaskan!!!'
Sean pasti tidak akan pernah menyangka, dibalik wajah datar yang ditunjukan oleh Wisnu saat ini, sedang terjadi perang batin di dalam dada Wisnu. Sejak dulu, Wisnu memang paling pandai memendam dan menyembunyikan perasaannya. Dan cuma Adam yang selalu bisa melihat isi hati Wisnu. Semudah orang melihat isi dari ruangan berdinding kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spin Off Collection of °•¤ Re:XXX ¤•°
FantasyDear failure, thank you for making me wiser. Dear pain, thank you for making me stronger. Dear brokenness, thank you for making me value wholeness. And dear life, thank you... for making me realize that as long as I breathe, I will fight the good f...