6

2K 39 0
                                    

From: Xavier Angelo
Where are you, baby ?

To: Xavier Angelo
Essen mit Gabriel
((Makan bersama Gabriel))

Pesan singkat itu berhenti dengan Xavier yang hanya membaca balasan dari pacarnya.

Di seberang sana, Xavier tengah membanting ponsel milikinya. Sudah sekali kalah dalam tender Asia dengan Gabriel dan dirinya tak lagi mau kalah apalagi mengenai Arcadia.

Arcadia dengan lekuk tubuhnya adalah apa yang diinginkan Xavier berbulan bulan ini. Ia belum mendapatkannya maka ia tak bisa berhenti begitu saja.

Sengaja membantu Arcadia supaya perempuan tersebut memujanya dan merasa berhutang budi. Namun, Arcadia bukan si perempuan miskin yang berasal dari keluarga rendahan. Segala yang diucapkan perempuan tersebut sedikit banyak berpengaruh pada kelangsungan perusahaanya.

Louise Company memiliki lebih dari 50% saham di Zeus dan itu mutlak.

Dirinya mencari celah, lengahnya perempuan tersebut dan bagaimana caranya mendapat lebih dari tender Asia. Mengalahkan Gabriel dibidang Real Estate dan mungkin bidang yang lain pula.

🔸🔸🔸

"Wer?" ((Siapa?))

Arcadia mendunga, tersenyum terlebih dahulu sebelum memutuskan mengunci layar ponselnya dan menjawab dengan mudah pertanyaan tersebut, "Xavier und seine Nicht-Interesse." ((Xavier dan ketidakpentingannya)) Gabriel tersenyum sembari mengangguk.

"Besok aku pulang. Dad menyuruhku pulang." Itu pernyataan yang mendapat anggukan dari Arcadia.

Tinggal jauh dari para orang tua membuat mereka hidup bebas dengan segala kemewahan, fasilitas serba berkecukupan dan juga tanggung jawab yang besar akan pertahanan pada yang dinamakan 'kemewahan'.

Mengenai Yusuf, entah bagaimana cara dan berapa banyaknya anak buah Xavier. Yusuf yang notabene berada di Barcelona bisa kurang dari 24 jam -Jerman- ditemukan tewas dalam mobil Gabriel.

Dugaan pasti memang Xavier-lah biangnya. Tapi lepas dari itu, Xavier perlu mendapat gertakan akan ulah dan kepengecutannya.

"Apa ada masalah?"

Arcadia menggeleng, "Hanya, kenapa mendadak?" Atensinya tidak lepas dari daging steak yang berusaha ia potong.

"Dad menelpon saat Yusuf hilang. Lal-"

"Lalu Yusuf berada di mobilmu dan Orang suruhan Xavier-lah yang membunuh?" Masih memegang garpu dan pisau di masing-masing tangan, Tatapan Arcadia sama sekali tidak memunculkan keramahan.

"Kamu marah?" Kaget karena merasa ini pertama kalinya.

"Tidak jika tidak mendadak seperti ini." Di sanalah alasan Gabriel mengulum senyum setelahnya.

Mencubit dengan cepat pipi Arcadia, "Ini, kenapa aku tidak bisa membiarkanmu terus bersama Xavier."

"Katakan pada yang baru saja berpamitan pulang."

"Tidak mau ikut, hm?" Mendadak Arcadia tersenyum, ia tahu ajakan itu pasti ada. Namun merajuk adalah sesuatu yang tidak seru dilewatkan.

Perempuan itu mengangguk semangat, "Hanya jika setelah ini aku mendapat tiga ronde."

404 ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang