14

1.1K 18 0
                                    

Mereka berdua tiba di Bandara International Paris beberapa jam setelahnya. Candy mengurusi segala keperluan seperti menunggu koper dan menemui seseorang yang menjemput mereka. Sedang Arcadia, ia memilih pergi terlebih dahulu ke kedai kopi terdekat dan memesan segelas ice americano.

Tersenyum miris saat mengecek ponsel dan tak ada satupun pesan atau missed call dari Gabriel. Menertawakan diri sendiri merasa ia sangat peduli padahal harusnya tidak. Bodohnya pula, ia justru mengabaikan beberapa pesan masuk juga telepon yang saat ini masuk dari Xavier.

Sesungguhnya Arcadia tahu pasti bahwa Xavier juga tidak mencintainya dan perempuan itu pun sadar ia juga tidak mencintai lelaki itu.

Mulanya perempuan itu hanya merasa ia harus menerima Xavier demi mempertahankan persahabatannya dengan Gabriel tanpa adanya rasa cinta. Namun sekarang, semua terasa percuma.

Ia tidak bisa menampik bahwa kekalutan hatinya sedang berada di puncak saat ibu dari Gabriel menganggap remeh posisinya sebagai sahabat lelaki tersebut. Ia tidak pernah akan memanfaatkan Gabriel apapun yang terjadi.

Ia murni kenal dengan Gabriel karena ketidaksengajaan, maka dari itu, hubungan mereka juga akan jadi sesuatu secara natural.

"Arcadia!" Teriak Candy dari kejauhan membuyarkan lamunan model papan atas tersebut.

Perempuan itu melambai sebentar sebelum ia memutuskan berdiri dan beranjak dari sana.

Menatap kedua orang berbeda -Candy dan seseorang yang menjemput mereka- ia tersenyum ramah, "Halo ... terimakasih sudah menjemput." ujarnya di sertai senyum dan jabatan tangan yang mendapat balasan baik.

"Arcadia, nice to meet you-" Perempuan tersebut memandang dengan alis bertaut.

"Sbastian ... Nice to meet you too Miss."

404 ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang