Hari ini adalah Hari Senin, alias hari pertama Lisa masuk ke sekolah barunya. Dan ia benar-benar tidak memiliki antusiasme apa pun untuk menjalani hari ini. Apalagi jika mengingat bahwa ia harus memulai lagi untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ia harus memulai untuk mencari teman yang baru. Tidak, Lisa tidak alergi dengan teman baru. Tapi ia saat ini benar-benar tidak mood untuk memulai pertemanan baru. Tapi Lisa tidak mungkin mengorbankan sekolahnya yang tinggal satu tahun lagi hanya karena itu bukan?
Lisa menghela napasnya sembari membenahi name tag serta seragam barunya di depan cermin. Jam tangannya menunjukkan angka 06:05 AM. Hari masih terlalu pagi, tapi ia sudah terlihat rapi. Rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja, tidak ingin terlihat mencolok. Wajahnya terlihat cerah hanya dengan BB cushion yang ia sapukan tipis. Bibirnya terlihat berwarna merah muda alami setelah ia beri lip balm. Setelah merasa puas dengan pantulan dirinya di cermin, Lisa berbalik meraih backpack yang selama satu semester kemarin selalu menemaninya lalu keluar dari kamar.
Ia duduk di meja makan, di samping ayahnya yang tengah membaca berita di tablet. Ibunya menuangkan segelas susu full cream untuknya dan meletakkannya di hadapan Lisa. Kakaknya belum terlihat, mungkin masih merias diri di kamarnya. Lisa meraih sumpitnya dan mulai mengisi mangkuk nasinya dengan lauk. Ibunya memang selalu menyiapkan menu makanan tradisional lengkap dengan banchan. Ibunya jarang menyediakan roti atau American Breakfast. Ayahnya lebih menyukai masakan rumah khas Korea, dan ia sendiri tidak terlalu banyak protes. Apa pun yang disediakan oleh Ibunya tetap akan ia makan.
"Kau sudah siap untuk hari pertama sekolahmu?" Ayahnya memulai pembicaraan setelah mengunci layar tabletnya. Pria setengah baya itu meraih cangkir kopi yang sudah disiapkan oleh istrinya dan menyesapnya perlahan.
Lisa menghentikan kunyahannya sejenak, melirik Ayahnya. Lalu menjawab setelah makanan di mulutnya berhasil ia telan. "Siap tidak siap aku tetap harus berangkat sekolah bukan?"
"Tidak usah mengeluh. Sekolahmu yang baru ini jauh lebih baik dibanding sekolahmu yang lama." Ibunya menimpali.
Lisa mengangguk dan menggumamkan 'ya'. Tidak ingin memulai argument dengan kedua orang tuanya. Ia memilih untuk melanjutkan makannya tanpa banyak suara. Membiarkan kedua orang tuanya membicarakan topik lain tanpa ada minat untuk bergabung.
Tak lama Nana keluar dari kamar, sudah rapi dalam setelan kerjanya. Perempuan itu terlihat cantik dengan seragam kerja yang dipakainya. Ada logo salah satu stasiun tv swasta di dadanya. Ia kemudian duduk di samping Lisa. Ia tak banyak bicara, melainkan segera meraih sumpitnya dan menikmati sarapannya.
"Kau tidak ingin mengundang Sehun untuk ikut bergabung sarapan di sini? Dia tinggal sendiri bukan?" Ibu bertanya pada Nana sembari menyodorkan segelas susu full cream.
Mendengar nama itu disebut, Lisa kontan tersedak. Di sela-sela batuknya, ia mendengar Ibunya mengomel. Ia segera meraih gelas minumnya. Mengabaikan tatapan keluarganya yang ditujukan padanya.
"Ibu ingin aku mengundangnya?" Nana balik bertanya, mengabaikan adiknya yang terlihat aneh. Ia kemudian meraih ponselnya setelah melihat ibunya mengangguk. Bermaksud untuk menghubungi Sehun.
Tak lebih dari sepuluh menit kemudian, Sehun sudah ikut bergabung dalam meja makan. Berada di seberang Nana, terlihat menikmati sarapan yang disediakan Ibu. Sementara Lisa beberapa kali berusaha mencuri pandang pada pria tersebut.
Sehun terlihat tampan dengan kemeja biru pucat slim fit yang membalut tubuh atletisnya, dipadu dengan dasi berwarna abu-abu gelap. Kacamata dengan frame gelap bertengger di atas hidung mancungnya. Rambutnya ditarik ke belakang. Dan bagi Lisa, Sehun terlihat sempurna dengan penampilan seperti itu. Untuk terakhir kali, Lisa melirik Sehun lagi. Ia terkejut saat pria itu tengah mengalihkan pandangannya ke arahnya. Ia buru-buru menundukkan kepalanya. Salah tingkah. Malu. Mati gaya. Ah, benar-benar memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUPPY LOVE
Fanfictionpuppy love noun [ U ] ● ˈpʌp.i ˌlʌv romantic love that a young person feels for someone else, which usually disappears as the young person becomes older (Cambridge Dictionary) "Oppa, I love you!" "You are just a kid. What do you know about love?" "I...