3. Cute?

2.2K 459 56
                                    


Lisa tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain bersyukur. Hari-harinya kini terasa begitu menyenangkan. Ia akan selalu terbangun dengan senyuman di setiap paginya. Semua karena Sehun selalu menghabiskan paginya di ruang makan keluarganya. Dilanjutkan dengan kebersamaan mereka selama perjalanan dari apartemen mereka hingga ke sekolah Lisa. Dan kadang, jika Lisa beruntung, ia akan bertemu dengan Sehun saat ia sedang menunggu bus di halte tak jauh dari sekolahnya.

Dunia seolah-olah tengah berkonspirasi untuk menjodohkan mereka. Karena selama beberapa minggu, ia menghabiskan sebagian besar waktu pulang sekolahnya untuk berduaan bersama Sehun di dalam mobilnya. Lisa percaya ini semua adalah ulah semesta. Ia jelas tidak pernah sengaja untuk menunggu Sehun setiap hari. Tidak pernah. Okay, mungkin beberapa kali ia sengaja melakukannya. Tapi jelas tidak setiap hari. Or so she thought.

"Aku heran melihatmu selalu berada di halte di jam-jam seperti ini. Bukankah seharusnya kau menghabiskan waktumu untuk belajar di perpustakaan? Kau sudah kelas 3 bukan?" Sehun bertanya dari balik kemudi. Ia merasa heran melihat Lisa yang terlihat jauh lebih santai dibandingkan siswa-siswa yang setingkat dengannya.

Lisa yang semula sibuk dengan ponselnya yang telah dihubungkan dengan audio mobil Sehun menoleh. Ia menjawab, "aku bisa belajar di rumah." Dengan enteng. Setelahnya ia kembali sibuk memilih lagu yang ingin ia putar. Ia benar-benar sudah merasa seperti berada di dalam mobil miliknya sendiri dan tidak sedang menumpang mobil Sehun.

Sehun mendengus, sesekali melirik Lisa yang sibuk dengan dunianya sendiri. "Kau sungguh percaya diri dengan kemampuanmu yang seadanya."

Lisa memperbaiki posisi duduknya, ia menyandarkan kembali punggungnya pada kursi mobil. Tak lama kemudian terdengar lagu yang terdengar asing di telinga Sehun. Pria itu sempat mengerutkan keningnya mendengar lagu tersebut, tapi kemudian memilih untuk diam. Ia sudah terbiasa dengan keberadaan gadis itu beserta kegilaannya pada boy group yang jika ia tidak salah ingat bernama EXO.

"Aku tidak memiliki kemampuan yang seadanya. Aku hanya rendah hati, aku tidak ingin terlihat terlalu mencolok di sekolahku yang baru. Aku harus memberikan kesempatan agar mereka berada di peringkat atas." Lisa menukas tanpa rasa tersinggung sedikit pun.

Yo, nice skirt

You push me up to the mound

Pitcher go, she's the baddest one around the town

Seketika alis Sehun terangkat ketika mendengar rentetan lirik rap yang jelas tidak terdengar polos di telinganya. Ia melirik Lisa yang kini tengah sibuk mengangguk-anggukkan kepalanya dan ikut menggerakkan bibirnya seolah ikut menyanyikan rap part tersebut.

"Kurasa aku tahu apa yang salah dengan otakmu. Kau terlalu banyak mendengarkan lagu-lagu yang penuh dengan sexual innuendo. Kau lebih baik mengurangi kebiasaan burukmu ini." Sehun berujar tanpa menatap Lisa. Tidak menyadari Lisa yang kini tengah menatapnya dengan sengit.

"Yah! Tidak ada yang salah dengan lagu-lagu EXO! Dan jelas tidak ada sexual innuendo di dalamnya, mereka terlalu cute untuk itu. Karena aku sangat menyukaimu, bukan berarti aku akan diam saja jika kau menghina EXO oppadeul."

Sehun menghela napas pendek. Ia tidak lagi terkejut setiap kali mendengar Lisa terang-terangan mengumbar perasaannya. Bagi Sehun, Lisa hanyalah remaja dengan hormon berlebih yang mudah menyalah artikan kekaguman sesaatnya sebagai sebuah perasaan romantis. Lagi pula, Lisa jelas bukanlah tipenya. Gadis itu terlalu banyak bicara, dan Sehun jauh lebih menyukai perempuan dengan pembawaan tenang. Lisa terlalu bersikap kekanakan, sementara Sehun menyukai perempuan yang dewasa. Dan satu lagi yang tak kalah penting, Sehun jelas tidak akan pernah mau mengencani anak kecil yang belum menginjak dewasa.

PUPPY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang