14. Lotte World

1.9K 378 79
                                    

"Good morning!"

Lisa menyapa dengan riang begitu mendapati Jeno sudah berada di dalam kelas. Ia baru saja keluar dari rumah sakit kemarin siang, dan mengingat ia kini berada di kelas tiga serta sudah terlalu lama absen, ia memutuskan untuk berangkat ke sekolah. Dengan bonus, diantarkan oleh Oh Sehun.

"Kau terlihat terlalu bersemangat untuk ukuran orang yang baru saja keluar dari rumah sakit." Jeno berkomentar dengan raut heran. "Ini hari Jumat, kenapa tidak sekalian bolos?"

Lisa menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah Jeno, "uh-huh, nope. Aku sudah terlalu lama absen, Lee Jeno, itu tidak baik. Aku bisa ketinggalan pelajaran."

Jeno mengernyit heran. Ia tidak menyangka bahwa efek sakit yang dialami Lisa belum lama ini berdampak pada otak gadis itu. Jeno memang belum mengenal Lisa dalam waktu yang lama, tapi ia sudah cukup tahu bagaimana cara otak gadis itu bekerja. Jika bisa, Lisa pasti sudah mengusahakan segala cara untuk dapat bolos sekolah. Dan sekarang, ketika ia memiliki kesempatan, Lisa yang ia kenal seharusnya tidak akan menyia-nyiakannya. Tapi gadis itu justru melepaskan kesempatan itu begitu saja dan memilih untuk masuk sekolah, ditambah dengan alasan yang tidak masuk akal.

"Ini aneh, pasti ada yang terjadi hingga membuatmu bersemangat seperti ini." Jeno berujar.

Wajah Lisa seketika berseri, seolah telah menunggu sedari tadi untuk Jeno mengatakan hal tersebut.

"Astaga Jeno, kau memang benar-benar sangat peka!" Lisa setengah memekik. "Kau benar, ada yang terjadi." Setelah mengatakannya, ekspresi dreamy tercetak jelas di wajah Lisa.

Kedua alis Jeno nyaris menyatu di dahinya, benar-benar heran dengan tingkah ajaib Lisa. "Oke, lalu apa yang terjadi?"

"Besok adalah hari Sabtu."

Jawaban yang diutarakan oleh Lisa barusan sama sekali tidak menjawab pertanyaan Jeno. Pemuda itu menghela napas pendek, berusaha menyabarkan dirinya untuk menghadapi Lisa yang terlihat seperti tengah berada di bawah pengaruh anestesi.

"Iya aku tahu besok adalah hari Sabtu, tapi itu tidak menjawab pertanyaanku barusan." Jeno mendengus.

Sederet gigi putih dan rapi Lisa terlihat saat gadis itu memamerkan senyuman lebarnya. Binar yang terpancar di matanya tak kunjung hilang, justru terlihat semakin cemerlang.

Oke, jika Jeno harus menebak, ia delapan puluh persen yakin bahwa apa pun alasannya, ada peran Sehun di dalamnya.

"Sehun Oppa akan mengajakku kencan pada hari Sabtu besok!" Lisa berseru ceria.

"Oh."

"Hey! Kenapa responmu datar sekali?"

Jeno memutar bola matanya malas. "Karena berita itu tidak cukup untuk membuatku berteriak kegirangan."

"Memangnya berita seperti apa yang bisa membuatmu antusias?"

"Berita bahwa kau akan berkencan denganku?"

***

Suara pantulan bola berwarna biru tua menggema di lapangan basket indoor tempat Jeno berlatih basket seorang diri. Ia memang merupakan anggota dari tim basket sekolah, tapi latihan yang ia lakukan sendirian kali ini berada di luar jadwal latihan tim. Jeno sebenarnya bukan penggila basket. Ia hanya menggemari salah satu jenis olahraga tersebut, tapi kegemaran itu tidak cukup untuk membuatnya menghabiskan waktu berjam-jam penuh keringat hanya untuk berkencan dengan bola basketnya.

But here he is. Menghabiskan waktu berjam-jam di dalam lapangan indoor seorang diri sepulang sekolah di saat ia seharusnya sudah berada di dalam sesi les persiapan ujian nasionalnya. Alasannya satu: ia baru saja menyadari bahwa ketertarikannya pada Lisa kini sudah berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar platonic feeling. Dia benar-benar sudah jatuh pada pesona Lisa. Sayangnya, Lisa sudah lebih dulu jatuh hati pada sepupunya.

PUPPY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang