Malam itu langit cerah, meskipun bintang tidak bersinar dengan terang. Langit Seoul terlalu penuh dengan polusi cahaya, sehingga bintang pun kalah terang. Menyisakan bulan yang terlihat setengah. Angin berhembus tenang, tidak cukup kencang namun cukup untuk membawa kesejukan di tengah hiruk pikuk manusia yang nyaris memenuhi roof top yang terkenal sebagai restoran dengan suasana romantis di Seoul.
Sehun dan Soojung berada di sana, di antara puluhan orang yang menghabiskan malamnya untik berkencan. Senyum di wajah keduanya tak kunjung luntur, dilengkapi dengan dua pasang mata yang berpendar cerah, berasal dari pantulan lilin aromaterapi di hadapan mereka. Dua gelas wine menemani lilin tersebut. Mereka belum lama datang, sehingga appetizer belum terhidang di hadapan mereka.
"Terima kasih karena sudah membawaku kemari," Soojung berujar dengan mengulas senyum terbaiknya. Ia rasa menghabiskan waktu nyaris dua jam untuk bersiap jelas sangat pantas karena Sehun membuatnya bahagia hanya dengan melihat tempat kencan mereka malam ini.
Senyum Sehun terkembang, "tentu."
"Jujur saja aku benar-benar tidak menyangka kau akan mengiyakan ajakan nekatku tempo hari."
"Kuharap kau tidak menyesalinya." Sehun menyahut.
"Aku pasti gila jika aku menyesal. Ini adalah hari yang kuimpikan sejak lama." Soojung menyambung cepat, tidak ingin Sehun salah paham.
Salah satu alis Sehun terangkat, namun bibirnya jelas tidak menutupi ketakjubannya. "Apanya yang sudah lama kau impikan? Berkencan denganku atau berkencan di salah satu tempat paling romantis di Seoul?"
Soojung terkekeh pelan, kedua pipinya bersemu merah. "Kuharap kau tidak keberatan jika aku mengatakan keduanya."
"Aku pasti sudah gila jika mengatakan bahwa aku keberatan."
Soojung yakin, pipinya sekarang pasti sudah semerah wine di hadapannya.
***
Kencan Sehun dan Soojung malam itu berjalan dengan lancar. Sehun benar-benar merasa malam itu adalah kencan terbaiknya. Tidak hanya Soojung yang terlihat cantik dalam balutan blus putih tanpa lengan dan rok bermotif hijau, tapi perempuan itu juga berhasil membuat Sehun merasa nyaman dengan topik pembicaraan yang nyambung.
"Aku tahu aku sudah mengucapkannya berkali-kali malam ini, tapi sekali lagi terima kasih, Sehun. Aku benar-benar menikmati kencan malam ini." Soojung berujar saat keduanya tiba di depan pintu apartement Soojung.
"Seharusnya aku yang berterima kasih, kencan malam ini sangat menyenangkan." Sehun menyahut dengan seulas senyum di bibirnya.
Soojung mengangguk, ia tidak tahu harus mengatakan apa. Kedua mata mereka bertemu, sama-sama tidak tahu bagaimana mengakhiri kencan mereka. Atau mungkin, keduanya sama-sama belum ingin berpisah. Sehingga keduanya hanya terdiam dan saling tatap, tidak tahu harus berbuat apa sementara malam semakin larut dan besok mereka harus kembali bekerja.
"Baiklah, kurasa aku harus pulang sekarang. Ini sudah larut dan besok kita harus bekerja." Sehun akhirnya memilih untuk buka suara. Ia sebenarnya tidak keberatan menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan Soojung, tapi ini sudah terlalu larut.
"Baiklah, berhati-hati lah."
"Selamat malam, Soojung." Senyum di bibir Sehun masih setia tersungging saat ia mengatakan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUPPY LOVE
Fanfictionpuppy love noun [ U ] ● ˈpʌp.i ˌlʌv romantic love that a young person feels for someone else, which usually disappears as the young person becomes older (Cambridge Dictionary) "Oppa, I love you!" "You are just a kid. What do you know about love?" "I...