0.5 Perubahan Nayen (2)

320 28 1
                                    

Tak ada lagi pandangan mencemooh ataupun sinis yang dilontarkan untuknya. Yang ada hanya pandangan kagum dan iri. Setiap langkah yang ia pijak, pasti ada saja yang menyapa atau hanya sekedar menggodanya. Apalagi semenjak ia menginjak kelas dua belas, tak banyak adik kelas yang terang-terangan mendekatinya. Seperti saat ini.

"Ka Nayen?" Nayen menengok ke arah samping kanannya, yang saat ini sudah ada Andrew- salah satu adik kelas yang selalu tak menyerah untuk mendekati Nayen.

"Hm, ada apa ndre?" Tanya Nayen sambil memamerkan senyumannya.

Andrew sendiri tersenyum dengan lebarnya tak kala Nayen memberikan senyuma padanya. "Oh iya aku mau kasih ini ka," ucap Andrew sambil memberikan Nayen sebuah, kado?

"Aku lagi ngga ulang tahun loh ndre," seru Nayen bingung.

Andrew terkekeh mendenger ucapan Nayen dan berkata. "Ka itu bukan kado untuk ulang tahun kaka..."

"Terus apa dong," sela Nayen, membuat Andrew kembali terkekeh. Inilah yang Andrew suka dari Nayen. Baik hati, cantik, selalu menolong siapapun, dan lugu serta lucu seperti saat ini. Bukannya Andrew melebih-lebihkan kaka kelasnya yang ia sangat suka ini. Tetapi selama hampir ia mengejar Nayen, itulah yang ia lihat sendiri di dalam diri Nayen.

"Ini ucapan terima kasih ku, karna kemarin kaka mau mengajari aku seharian penuh di cafe. Dan karna kaka aku dapat nilai sangat memuaskan diulangan kemarin. Ini ka ambil," Titah Andrew sambil tersenyum jenaka.

"Ikhlas kan ini, kamu ngasih ke akunya," ucap Nayen polos.

"Astaga ka haha iya aku ikhlas dong. Kalau aku ngga ikhlas ngapain aku ngasih kaka kado." Andrew geleng-geleng dengan sikap Nayen yang sangat lucu.

"Iya juga sih, yaudah makasih loh," jawab Nayen sambil tertawa kecil. Tak kala membuat Andrew ikut tertawa bersamanya.

"Yaudah aku duluan ya ka, jangan lupa dibuka nanti. Dan selamat belajar ka," seru Andrew sambil pergi meninggalkannya dengan lambaian tangan, membuat Nayen ikut melambaikan tangannya juga ke arah Andrew. Jauh disana Andrew sedang tersenyum sambil cengengesan sendiri karna merasa paginya ini sangat indah.

Setelah Andrew tak terlihat lagi, Nayen menghadap kedepan dan terkaget. "Loh? Aku udah sampe kelas ternyata," celetuk Nayen sambil terkekeh.

Dilain tempat. Terdapat seorang siswa yang baru saja berpredikat siswa baru disini. Sedang berjalan ke arah kelasnya dengan santai, sambil memegang handphonenya seraya sesekali terkekeh.

"Woi!!"

"Shit! Sialan lo van, ngagetin gue aja," serunya sambil menaruh handphone disaku celana.

"Lagian lo ngapain aja cekikikan sendiri? Kaya orang gila aja," jawab Vano sambil tertawa.

"Gue tuh lagi asik baca webtoon, dan lo ngeganggu tau ngga!!"

"Raskan...Raskan, santai dikit kali, gue cuma bercanda." Vano mencibir membuat Raska mendesis sinis.

"Van?" Seru Raskan.

"Apaan?" Vano berseru.

"Gue mau deketin seseorang, tapi gue ngga tau dia anak kelas mana. Lo mau bantu gue?"

"Ha? Lo ngomong apa tadi?" Vano tersentak kaget.

"Gue serius van, kaya nya gue tertarik deh sama dia. Bukan hanya sekedar tertarik tapi gue suka sama dia." Lagi-lagi Vano kaget dengan ucapan Raskan yang tak biasanya ini.

"Lo serius? Baru kali ini gue denger lo suka sama cewe duluan, biasanya mereka yang ngejar-ngejar lo duluan. Bahkan kayanya saat lo dia US dulu, lo selalu berhubungan tanpa rasa suka." Raskan menghela napas pendek. Memang benar yang diucapkan Vano mengenainya. Tetapi entah kenapa, semenjak bertemu gadis itu dengan kejadian yang tak amat biasa. Membuatnya merasakan perasaan hangat, dan jangan lupakan detak jantungnya yang tak berhenti berdetak kencang.

What is love? [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang