0.8 Kesal

241 21 4
                                    

Hai hai hai.. siapa yang kangen sama Nayen disini hehe. Akhirnya bisa bikin next chapter lagi. Dan buat kalian semoga suka ya cerita ini sampai seterusnya. Amin hehe

Don't Forget to vote and comment.
Okay guys!!

🦋🦋🦋🦋🦋
- - -
🦋🦋🦋

"Hai, cantik!" Sapaan tersebut membuat Nayen
menoleh. Dia mendapatkan Raskan menyapanya sambil tersenyum lebar.

Nayen membalas senyuman Raskan. "Oh hai ka," jawabnya.

"Kamu lagi apa?" Tanya Raskan kepo.

"Siapa lo?" Bentakan yang membuat kuping Raskan seketika pengang, terdengar begitu jelas di kupingnya.

Raskan langsung menoleh dan melototkan matanya."Jadi cewe bar-bar banget sih lo!!" Kesal Raskan sambil mengusap-usap telinganya.

"Apa peduli lo! Lagian lo siapa. Heh! Dateng-dateng udah sok SKSD aja sama sahabat gue." Semprot Aletta habis-habisan.

"Sahabat?" Raskan menatap Nayen, dan melihat Nayen tersenyum. "Nayen, kamu serius punya sahabat aneh kaya dia? Kok kamu mau-maunya sih?" Lanjutnya.

Kedua mata Aletta balas melototi Raskan." Apa lo bilang? Aneh? gue aneh?"

"Iya emang lo aneh!"

"Kurang ajar." Seketika Aletta menendang kaki Raskan begitu kencang. Membuat sang empu mengaduh sakit. Vano yang baru saja tiba, melotot kaget.

"Eh apa-apaan ini!" Vano memegangi Raskan yang sedang mengaduh sakit. " Lo gapapa ka?" Tanyanya khawatir.

Sosok yang sedari tadi hanya terdiam sambil tersenyum lucu memperhatikan. Seketika senyumannya luntur tanpa tersisa, Nayen mendapati Vano berada tepat di depannya. Lagi-lagi ia hanya terdiam, tetapi kali ini berbeda. Tak ada lagi senyuman, yang ada hanya perasaan sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya.

"Gue gapapa van," ucap Raskan. "Nayen, maafya aku duluan. Nanti kita ketemu lagi." Raskan memberikan senyuman hangat pada Nayen dan menoleh ke seseorang yang telah menendangnya dan menatap gadis itu dengan begitu tajam, sebelum melangkahkan kakinya dibantu dengan Vano.

Selepas mereka pergi,  Aletta melengos begitu saja.  Meninggalkan Nayen yang masih terdiam menatap kepergian Raskan dan Vano. Lebih tepatnya kepada Vano.
Saat menengok kearah sampingnya, Nayen berdecak pelan dan langsung mengejar Aletta.

"Ta? Kamu apa-apaan sih! Tadi kenapa kamu bersikap keterlaluan sama Raskan gitu," ujar Nayen saat sudah mensejajarkan langkahnya dengan Aletta.

Aletta memutar kedua bola matanya malas." Apapun yang berhubungan dengan cowo sialan itu, gue tetep ngga suka nay."

"Maksud kamu siapa, cowo sialan itu ta?"

"Siapa lagi, cowo kurang ajar yang udah nyakitin lo selama ini nay!!" Langkah Aletta terhenti, begitu pula Nayen.  Aletta menatap Nayen dengan begitu serius, membuat Nayen sedikit kikuk."Lagipula gue curiga, jangan-jangan Raskan sengaja ngedeketin lo. Karna lo tahukan segimana Vano bencinya sama lo nay. Gue cuma takut mereka udah ngerencanain sesuatu yang ngga-ngga ke lo."

Sebenernya ada secuil rasa sakit yang Nayen rasakan. Saat Aletta menyebutkan kata Vano membencinya. Tetapi Nayen tetap berusaha tersenyum dihadapan Aletta."Aku yakin Raskan ngga sejahat itu ta."

"Gimana lo segitu yakinnya nay?"

"Kamu ngga perlu mencemaskan sesuatu yang bahkan belum terjadi ta, dan walaupun apa yang kamu pikirkan itu terjadi nanti.  Aku kan punya kamu, iya ngga?" Senyuman Aletta terbit walaupun diselingi dengan decakan kesal saat Nayen selesai mengucapkan kalimat yang membuatnya mau tak mau tersenyum dengan sengaja menggoyang-goyangkan kepalanya dengan kedipan mata yang terlihat lucu di mata Aletta.

What is love? [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang