Yoongi melempar pensilnya diatas meja malam itu. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kertas yang telah ia buang ke tong sampah di dekatnya. Ia sedang membuat musik, tentu saja. Seorang mantan pianis yang bermetamorfosa menjadi seorang komposer lagu handal yang terkenal di seluruh Korea bahkan luar negara. Kemampuannya menciptakan melodi indah melalui jarinya yang putih bagai salju mampu membius siapa saja yang mendengarkan setiap tekanan tuts hitam dan putih di hadapannya. Yoongi, ya siapa lagi. Ayah 2 orang anak ini memang sungguh jenius dan berbakat.
Yoongi menghela nafas beratnya, ia mengetukkan kakinya diatas lantai dengan mulut yang kini sibuk menggigit pensilnya. Ia mencoba lagi membuat musik yang sesuai dengan apa yang ada didalam hatinya.
"Argh! mengapa ini tidak enak?! cacat bahkan tidak pantas didengar!" gerutu Yoongi.
Ia kembali memulai menekan tuts piano tersebut sebelum pintu studio pribadinya terdengar diketuk. Yoongi menghentikan aktifitasnya, merubah wajah seriusnya menjadi tatapan lembut seorang ayah karena sekarang ia melihat putrinya datang tengah malam seperti ini.
"Ayah? kau sedang sibuk?" tanya Jiseo.
Yoongi menggeleng,"Tidak, ada apa?" tanya Yoongi.
Jiseo menendang beberapa kertas yang berserakan di lantai. Ia tau, Ayahnya pasti sedang membuat melodi lagu untuk Boy Grup baru yang akan debut akhir bulan ini.
"Kotor sekali," kata Jiseo.
Yoongi tidak meresponnya sampai Jiseo duduk di sebelahnya. Gadis manis yang memiliki kulit serupa dirinya tersebut menyodorkan 2 lembar kertas padanya dan membuatnya mengernyitkan dahi.
"Kata Jimin itu melodi yang sangat indah, bisakah Ayah memainkannya untukku?" tanya Jiseo.
"Ini-buatanmu?" tanya Yoongi.
"Seseorang memberikannya padaku, Ayah." jawab Jiseo.
"Hoseok?"
Jiseo menggeleng.
"Lantas?"
"Sudah mainkan saja, aku ingin mendengarnya," rengek Jiseo.
Yoongi meletakkan lembaran kertas itu di hadapannya. Ia menekan tuts pianonya sesuai dengan melodi yang ada di salam kertas. Mata Jiseo membelalak lebar, ia mendengarkan suara dari melodi yang Jungkook berikan dan ternyata memang benar, itu sangat indah. Namun-
"Sepertinya, melodi ini masih memiliki lanjutan," komentar Yoongi saat ia selesai memainkan lagunya.
"Ayah?"
"Hmm ... seseorang yang membuat ini begitu ingin mengungkapkan perasaannya padamu. Jika ini melodi sembarang, pasti tidak akan serapi dan seindah ini," katanya.
Jiseo diam, apakah ia harus meminta lanjutan melodi itu pada Jungkook atau-
"Aku menyesal mendengarkannya," lirih Jiseo.
Yoongi heran. Putrinya tadi sangat bersemangat ketika memberikan lembaran kertas itu pada Yoongi, namun sekarang-
"Aku akan mengembalikannya besok," kata Jiseo.
"Kenapa? kau tidak menyukainya?" tanya Yoongi.
"Tidak, Ayah ... bukan itu, aku hanya-"
"Sayang?"
"Sudahlah, aku akan mengembalikannya," kata Jiseo.
Yoongi mengusap rambut Jiseo kemudian sebelum gadis itu mengambil kembali kertas di hadapan Yoongi. Ia nampak bingung dan melipat kedua tangannya. Yoongi tau anaknya sedang dalam keadaan tidak baik sekarang, ia mencoba mencari cara agar putrinya itu ceria kembali. Yoongi menekan beberapa tuts pianonya sambil mengajak Jiseo bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
안아줘 [Hug Me] × Jimin [√]
Fanfiction[COMPLETE] 20171224-20180813 Final Ending 20180923 "Noona, apakah kelahiranku adalah sebuah kutukan?"- Jimin "Lebih baik kau tidak pernah lahir, Jimin-ah! aku membencimu!! - Jiseo. 안아줘 [Hug Me] Park Jimin Min Jiseo Disclaimer Littlesky95 ©2017 Prep...