Jiseo menatap langit malam di balkon apartemen Ayahnya yang berada di Osaka bersama Jimin. Di mulutnya terlihat stick papero yang sedari tadi ia gigit, begitupula dengan Jimin. Bedanya, kucing manis itu menyasap jelly kemasan yang tadi Jiseo berikan padanya. Tangan mereka berdua masih menaut, sedari tadi mereka hanya diam setelah membahas keanehan ayah mereka hari ini. Jimin berargumen bahwa ayahnya mendapat tiket liburan gratis ke Disneyland dari kantornya yang akan kadaluarsa hari ini, sementara Jiseo—gadis itu curiga ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi.
"Aku melihat dua orang berbadan besar berbincang dengan ayah di ruang tamu tadi," ujar Jiseo sembari menambah stick papero di mulutnya.
"Mmm?" Jimin menoleh seakan ingin mendengarkan apa yang kakaknya akan jelaskan.
"Jika hanya liburan, mengapa terlalu kaku seperti ini?" tanya Jiseo.
Jimin diam, ia juga tidak mengerti mengapa sikap ayahnya tiba-tiba berubah.
"Apakah ini liburan sembunyi-sembunyi?" tanya Jimin kemudian.
"Bodoh! memangnya ayah seorang artis? dia hanya bekerja dibalik layar," ujar Jiseo.
Jimin mengangguk.
"Noona—"
"Mm?"
Jiseo menoleh memperhatikan Jimin yang menujuk papero di tangannya.
"Kau mau?" tanya Jiseo.
"Em!"
Jiseo memberikan sekotak papero yang ia pegang pada Jimin. Anak itu terlihat senang dengan papero di tangannya, ia bahkan meniru Jiseo memasukkan papero dan ia tahan di mulutnya.
Tak lama kemudian, Jiseo menyadari bahwa tubuh Jimin mulai menggigil.
"Ayo masuk, udara sudah semakin dingin," ajak Jiseo.
Jiseo menggandeng tangan Jimin dan menuntunnya masuk kedalam.
"Kau disini saja, aku akan mengambilkanmu selimut," ujar Jiseo.
Jimin mengangguk sembari memeluk kotak paperonya. Ia melihat sekeliling kamar besar miliknya yang bernuansa cream yang baru pertama ia tempati. Iya, Jimin memang tidak pernah pergi jauh sampai ke Jepang. Liburannya hanya sebatas ke Jeju atau ke Nami Island itupun baru sekali.
"Pakailah, kau akan sakit nanti jika terus memakai pakaianmu saja," kata Jiseo yang kembali dengan selimut tebal untuk Jimin.
"Bagaimana denganmu, noona?" tanya Jimin.
"Sudah, masih banyak selimut di penyimpanan. Aku akan mengambilnya nanti," ujar Jiseo.
Jimin bergegas melebarkan selimut yang tadi Jiseo berikan. Ia menyelimutkan setengah untuk dirinya dan setengah lagi untuk Jiseo.
"Jiminie?"
"Noona akan sakit jika memakai pakain noona saja," ujar Jimin.
"Hey! kau meniru perkataanku," kata Jiseo.
Jimin tersenyum menunjukkan deret giginya termasuk gigi depannya yang sedikit miring. Jiseo yang gemas segera mencubit pipi Jimin berkali-kali sembari memainkan hidung adiknya.
"Kau sudah minum obatmu?" tanya Jiseo.
"Sudah,"
"Bohong, aku tidak lihat," ujar Jiseo.
"Aku sudah meminumnya,"
"Aku tidak percaya,"
"Noona!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
안아줘 [Hug Me] × Jimin [√]
Fanfiction[COMPLETE] 20171224-20180813 Final Ending 20180923 "Noona, apakah kelahiranku adalah sebuah kutukan?"- Jimin "Lebih baik kau tidak pernah lahir, Jimin-ah! aku membencimu!! - Jiseo. 안아줘 [Hug Me] Park Jimin Min Jiseo Disclaimer Littlesky95 ©2017 Prep...