Yoongi bernafas lega kala mendengar bahwa Jimin masih bisa diselamatkan, namun—pukulan keras harus ia terima saat Dokter mengatakan jika putrinya—
"Proyektil peluru itu menembus paru-parunya, Yoongi-sii,"
"Apa?"
"Aku yakin, jarak tembak itu sangat dekat." lanjut seorang dokter bernama Yama Aoi.
"Yama-san,"
"Satu-satunya cara hanya melakukan tindakan bedah agar putrimu selamat," ujarnya.
"Lakukan, apapun—selamatkan putriku," Yoongi mencengkeram kedua lengan Dokter tersebut seolah memohon.
"Baiklah, tapi—"
"Apalagi! cepat lakukan! aku—"
"Kemungkinan untuk berhasil hanya 40%, karena pasti akan terjadi pendarahan disana," jelas Dokter Yama.
Yoongi lemas, ia benar-benar terlihat bingung sekarang. Sang ayah yang biasanya kuat dan tak pernah mengeluarkan air matanya jatuh terduduk, menangis meraung memanggil nama putrinya berkali-kali.
"Jiseo-ya!!!!"
"Yoongi-ssi, tenanglah …"
"Bagaimana aku bisa tenang—putriku—putriku sekarat hah!!"
Yoongi terus menangis, ia bahkan menghantamkan kepalanya ke tembok berkali-kali.
"Kau bodoh, Yoongi! ayah macam apa kau ini! menjaga putrimu saja kau tidak bisa!"
"Yoongi-ssi—"
"Bodoh! bodoh! bodoh!"
Yoongi berteriak sekencang yang ia bisa tak peduli bahwa sekarang tubuhnya pun penuh luka. Yang ada dipikirannya hanyalah keselamatan kedua anaknya.
"Yoongi-ssi tolong jangan lakukan itu— kau—"
"Sora—Sora maafkan aku!!"
Ia menangis meraung hingga tenggorokannya sakit.
"Yoongi-ssi?"
"Apakah tidak ada cara lain untuk menyelamatkan putriku?" tanya Yoongi.
"Tidak, hanya itu," sesal Dokter Yama.
Yoongi nampak berfikir, ia tidak ingin mengorbankan putrinya untuk percobaan yang hanya memiliki kemungkinan 40% tapi— jika terus dibiarkan seperti ini—
"Yoongi-ssi, kau harus memberikan keputusan secepatnya." kata Dokter Yama kemudian.
"Hmm … lakukanlah, lakukan yang terbaik untuk putriku. Selamatkan dia, aku mohon!" kata Yoongi.
"Dimengerti, Yoongi-ssi,"
Dokter Yama kembali masuk ke ruang emergency kemudian memberika instruksi kepada asisten dan perawat untuk menyiapkan meja operasi. Sementara Yoongi berusaha berdiri walaupun tubuhnya lemas dan kepalanya masih sangat pusing. Ia harus menemani Jimin karena ia yakin anak itu pasti akan mencari kakaknya setelah kejadian yang menimpa di depan matanya.
"Yoongi-ssi!"
Panggilan itu menghentikan langkah kaki Yoongi. Ia berdiri memunggungi pria yang merupakan orang suruhannya tadi.
"Ada apa?" tanya Yoongi.
"Luka anda—"
"Sudahlah! jangan dipikirkan," potong Yoongi.
"Tapi—"
"Bagaimana dengan Hiroko? apakah dia ditangkap oleh polisi?" tanya Yoongi kemudian.
"Tidak, dia hanya memberikan keterangan. Mayat Park Minsoo akan diterbangkan ke Korea setelah autopsi selesai," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
안아줘 [Hug Me] × Jimin [√]
Fanfiction[COMPLETE] 20171224-20180813 Final Ending 20180923 "Noona, apakah kelahiranku adalah sebuah kutukan?"- Jimin "Lebih baik kau tidak pernah lahir, Jimin-ah! aku membencimu!! - Jiseo. 안아줘 [Hug Me] Park Jimin Min Jiseo Disclaimer Littlesky95 ©2017 Prep...