Prolog

344 65 30
                                    

Gadis itu berlari tergesah-gesah menuju ruang penyiaran. Hari ini adalah pemilihan ekstrakulikuler bagi murid kelas 10.

Tak banyak siswa yang memilih ekskul penyiar, buktinya saat ini di ruang penyiaran hanya ada 5 orang.

3 orang kakak kelas yang menjadi pengurus ekskul dan 2 orang kelas 10 yang berniat untuk ikut ekskul.

"Oke, di sini nama gue Chandra. Gue selaku ketua ekskul penyiar. Dan disebelah gue-" Chandra menunjuk ke sebelah kanannya.

"Namanya Stacy, dia penulis naskah dan satu lagi namanya Kevin, dia yang ngurusin teknis gitulah. Karna gue udah mengenalkan diri,  gue minta kalian juga mengenalkan diri masing masing. "

Seorang gadis cantik berambut panjang dan halus itu maju selangkah dan mengenalkan diri dengan percaya diri.

Ternyata namanya adalah Jessy.  Memang pantas dengan gayanya yang anggun, manis, dan imut.

Tinggal satu lagi, ia maju dengan kepala menunduk. "Halo, nama saya Naomi, saya tertarik ikut penyiaran karena itu cita cita saya dari kecil."

Yap! Namanya Naomi Nana. Biasa disapa Nao di sekolah lamanya. Gadis itu memang tidak terlalu terkenal dari SMP, mungkin.

Karena wajah yang menurutnya pas- pasan dan memang Nao orangnya susah bergaul dengan banyak orang.

Buktinya sekarang ia tampak tak percaya diri dihadapan orang yang baru dikenalnya.

Chandra yang tadi duduk di kursi kini berdiri sambil mendekati Jessy dan Nao.

"Gue punya test buat kalian, gak susah kok. Cuma bacain naskah yang udah ditulis Stacy. Jadi siapa yang mau pertama? " Chandra menatap keduanya satu persatu.

Jessy maju pertama dengan percaya diri dan membacakan naskahnya.  Jujur saja, ia tidak terlalu buruk. Toh test ini juga hanya disuruh untuk membaca.

Dan sekarang giliran Nao yang harus membaca naskah. Berkali kali ia menghembuskan napas untuk mengurangi rasa gugup.

"Ha-halo semua untuk para pendengar setia saluran sekolah 14.3 FM radio, sudah la-lama tidak berjumpa dengan stasion LUV, gimana kabar pendengar sekalian mudah mudahan sehat selalu... "

Ucapan Nao dipotong saat Chandra mengacungkan tangan agar gadis itu berhenti berbicara.

Apa yang salah dengan Nao?

"Nao, lo lulus dan buat Jessy, sorry lo gak bisa jadi penyiar. "

Sederetan kata itu membuat Nao terkejut, padahal ia sudah mempersiapkan diri untuk lapang dada jika suatu hari akan ditolak.

Tapi ternyata dugaannya salah,  malah ia yang terpilih.

Nao melirik ke arah Jessy yang menampakan muka kecewa. Jujur sebenarnya Nao merasa tak enak hati pada Jessy.

"Tapi..., " kata Chandra tadi mengundang tatapan tanya untuk Jessy dan Nao.

"Gue mau Nao yang nyiarin, dan Jessy yang jadi visual penyiaran. "

"Maksud Kakak apa?" tanya Jessy.

"Kalian tau kan kalo ekskul penyiaran itu peminatnya dikit. Nah gue mau ada visual di panyiaran biar peminat jadi lebih tertarik. Dan kalo dilihat-lihat Jessy itu cocok jadi visual," kata Chandra panjang lebar dengan mata yang melirik Jessy dari atas sampai bawah.

Ya sebenarnya Nao juga merasa tidak keberatan, karena ia sadar diri bahwa dirinya tidaklah cantik.

Lagian ia hanya ingin menyiarkan radio, bukan malah menjadi model penyiar.

Jessy menatap ke arah Nao ragu.
"Lo gapapa Nao? " tanya Jessy.
Nao mengangguk setuju dengan ucapan Chandra.

"Oke! Jadi semuanya setuju ya?"
tanya Chandra seraya menatap Jessy dan Nao secara bergantian.

"Iya Kak!"

"Oke, mulai minggu depan penyiaran dimulai lagi setelah 1 tahun hiatus."

***

Hae fans! *plakk

Gue balik lagi *hehehehehe, ini sempet di unpub tpi balik lagi dan gak di revisi apa apa.

Awalnya gue berpikiran pendek dan mikir g ad yang baca. Yaudah ge unpub, tpi sekarang gw dicerahkan:)

Oke welcome!!!!

LUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang