LUV 11

70 17 2
                                    

Gadis itu terlihat kebingungan dengan setumpukan baju yang berserakan di kamarnya.

Dan satu tas ransel yang sudah penuh dengan peralatannya,  mulai dari baju hangat sampai keperluan mandi, masak dan lain lain.

Karena hari ini sekolah akan mengadakah camping di daerah Bandung atas.

Acara ini hanya untuk kelas 10 dan sebelas karena pihak sekolah ingin kelas 12 fokus pada persiapan ujian.

"Mah udah jam 6 lebih, aku pergi dulu ya." Nao turun ke bawah dengan tas ransel dan tas kecil di tangannya.

"Oh yaudah, ati ati ya jangan lupa kalo udah nyampe kabarin mama. "  Nao melihat Shinta keluar dari dapur dengan susu cokelat dan kotak bekal untuk di perjalanan.

"Oke makasih ma,  kalo gitu Nana berangkat dulu ya. " Gadis itu memeluk Shinta setelah menghabiskan susu digelasnya.

"Jangan nakal disana,  apalagi ngomong yang aneh aneh. " Nao menoleh ke papanya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iya papa,  ayo kita berangkat. Nana takut telat. "

Kini mereka memasuku parkiran sekolah yang sudah dipenuhi dengan lautan murid dan barang barang seperti gundukan.

"Nana pergi dulu ya, dadah papa. "
Nao mencium pipi Vincent lalu pergi dari mobil dengan peralatannya.

Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Jessy yang dari tadi tidak ada.

"Nao! "

"Lo kemana aja gue cariin. "

"Gue baru dateng lah. Ngapain juga gue dateng pagi pagi. " Jessy berdiri di sebelah Nao yang sedang bersender di tembok yang teduh.

"Lo hari ini cantik banget si." Jessy meneliti apa yang dikenakan Nao.

Hanya celana panjang jeans berwarna hitam dengan kaos hitam dan jaket bomber yang juga berwarna hitam.

"Lo kali yang cantik, mana ada orang yang mau ngelirik gue. " Nao menunduk sambil membuang napas malas.

Jessy kini memang terlihat modis dengan celana jeans hitam dengan sobekan di lututnya dan sabrina berlengan panjang  berwarna navy tak lupa dengan aksesori coker berbahan kulit dengan liontin bintang kecil sebagai pemanis.

Jessy berdecak malas saat melihat penyakit tidak percaya diri Nao kumat. Ia malas dengan segala kebiasaan Nao yang seperti ini.

Padahal Jessy sungguh sungguh bilang kalo Nao itu cantik bahkan bukan cuma hari ini,  tapi setiap saat Nao selalu cantik.

"Lo cantik! Percaya sama gue." Jessy memegang kedua bahu Nao dan menatapnya lekat lekat.

Perlakuan Jessy ini membuat Nao mengangkat wajahnya dan tersenyum,  setidaknya ada yang berkata dia cantik selain kedua orang tuanya.

"Gue bosen liat rambut lo gini mulu." Gerutu Jessy seraya melepas kepangan Nao dan merubahnya menjadi kucir satu di atas.

"Nah kan kalo gini lo tambah cantik.nih pake kacamata gue biar keren." Jessy memakaikan kacamata hitam yang ia sangkutkan di atas kepalanya kepada Nao.

"Gila lah keren banget bro. " Jessy jadi exited sendiri melihat Nao yang jadi seperti anak swag.

"Kacamatanya kegedean, gue gak bisa pakenya. " Nao melepas kacamatanya membuat Jessy menghilangkan senyumnya dan berganti dengan wajah datar walaupun matanya tetap seperti tersenyum.

Jangan lupakan kalo Jessy itu punya eye smile yang sangat kentara.

Dari jauh lelaki dengan ketiga temannya sedang memperhatikan Jessy dan Nao yang sedang berbincang ria.

LUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang