LUV 7

94 28 7
                                    

Nial memarkirkan sepeda jadulnya di depan garasi rumahnya, sepertinya di dalam ada tamu.

Ia berjalan menaiki 3 anak tangga lalu membuka pintu.

Disambut dengan ruang tamu lumayan besar yang terang karna sinar matahari menembus jendela.

"Mah, Nial pulang, " teriaknya seraya menyimpan tasnya di sofa ruang keluarga.

"Eh ada tamu. " Nial langsung duduk di samping sepupunya yang menggendong bayi.

"Weh Nial,  kamu kemana aja baru pulang? " tanya Vera- sepupu Nial.

"Biasa kak,  abis main basket. " Nial menunduk sambil memainkan hidung keponakannya.

"Lucu kak,  udah si James nginep sini aja lah,  biar tidur sama aku " kata Nial.

"Enak aja,  kamu kan kalo tidur gak bisa diem, nanti James ketendang kamu gimana coba? " Vera menepok nepok pantat James yang sedang tidur nyenyak.

"Ya kalo ketendang sakit,  kok udah tau nanya."

Vera mencubit lengan Nial sampai merah. "Kamu makin kesini kok makin nyebelin sih. "

Ia tertawa sampai telinganya merah "Gatau, mungkin karna saya suka warna kuning."

"Tante,  Nial dah minun obat? " tanya Vera pada Shinta yang baru saja duduk di sebelah Vera.

"Gak tau nih, makin gila aja ni anak. "
Mereka tertawa bersama,  kecuali Nial yang mendengus lalu bergegas masuk ke kamar yang terletak di lantai atas.

Sesampainya di kamar,  ia langsung membuka seragamnya menampilkan kaos putih polos bertuliskan SWAG.

Ia berbaring di kasur sambil memeluk guling, sesekali memejamkan matanya atau menatap ke pintu balkon yang sengaja dibuka.

LINE!

Ia meraba raba kasur tanpa niat untuk melihat.  Akhirnya ia mendapatkan smartphonenya.

(Crewsakan)

Deva : mlm ngumpul?

Deva : anjing dikacangin

Nanta : gw si ayo aj

Deva : @Niko alvaro

Gw g tw,  tpi keknya bsa
Liat nti aj
Soalnya ad sepupu gw,  g enk klo keluar

Dhika : gw si pasti ikoeettt

Nanta : jijik njir,  kek fakboy lu

Dhika : yeee kampret lu

Nanta : bct

Dhika :  serah anj

Ia melempar smartphone ke samping seraya merubah posisinya menjadi terlentang.

Memejamkan matanya, merasakan angin mengelus tubuhnya sejuk, membuat rambutnya yang acak acakan sedikit bergerak mengikuti arah angin.

Rasanya hari ini sangat lelah, padahal lebih baik begini dari pada harus duduk mendengarkan guru.

Walaupun ujung ujungnya semua pelajaran akan keluar lagi dan dilupakan.

Nial menutup matanya dengan lengan kanannya,  mencoba untuk tidur 30 menit.

"NIAL!! MAKAN SAYANG!" teriak Shinta dari bawah.

LUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang