Terakhir?! oh no!!

501 10 0
                                    

Hari jum'at itu dibulan desember minggu kedua adalah kbm terakhir di semester satu ini sekaligus hari terakhir bagiku, dan juga teman sekelas yang dievakuasilan untuk duduk dikelas XII IPS 1.

Tidak ada lagi sosok yang selalu memperhatikanku. Tidak ada lagi kekonyolannya yang aku lihat seperti hari - hari kemarin. Teman sekelas walaupun satu semester, tapi itu lebih dari cukup bagiku. Kali kedua aku harus merelakan semua ini. Dulu, kelas seperti ini kelas lapis legit. X-3. Kami berpencar satu sama lain karena beda jurusan.

Kali ini aku berpisah kembali dengan orang orang yang begitu menghargaiku. Tidak pernah aku mendengar cacian dan makian dikelas keduanya itu. Bagaimana pun kuatnya aku ingin tetap dikelas XII IPS 1, tapi kalau masa para tukang bangunan merenovasi telah selesai dan bapak ibu guru telah ada instruksi dari bapak kepsek aku tak bisa melawan.

Banyak yang bilang, katanya dikelas XII IPS 1 itu enak. Orangnya pada baik. Gak ada jaim jaim tapi tetep pada sopan.
Itulah nilai plus menurutku dan para temanku yang sefaham denganku. Ditambah dengan adanya sosok Aa Bule yang tampan gak ketulungan menjadi suplemen penambah semangatnya aku belajar. Meskipun pada awalnya aku tidak betah. Namanya juga numpang dikelas orang. Taunya makin kesini malah makin betah.

Setelah istirahat, kami belajar seperti biasa. Dikarenakan tadi ada instruksi dari bapak dan ibu guru jadi kita selaku para korban renovasi kelas yang dievakuasikan harus segera berbenah semua peralatan yang dibawa ke kelas yang dievakuasi. Dan bukan saja untuk para pengungsi tapi untuk semua kelas serta para siswanya. Karena mulai hari senin akan dilaksanakan ujian semester satu. Gak kerasa, udah mau lulus aja.

⛅⛅⛅

Semua sibuk. Ada yang membereskan peralatan sekolah. Membereskan peralatan kelas, dan ada yang sedang memegangi meja.

Ada lagi yang lagi ngerjain tugas karya seni. Itu sih kerjaan aku. Berhubung karya seni kelompokku buat ujian praktek belum selesai, jadi aku dan teman sekelompokku harus menyelesaikannya sekarang juga. Masalahnya kita menempelkan bunga arkrilik ini dengan semen putih yang terlalu encer, Tiap tangkai bunganya sulit nerapnya. Kalau tangan kita gak megangin itu tangkai, pasti tiap tangkai bunga itu pada terkulai. Jadi, kita mesti megangin tangkai bunga sampai semen putihnya setengah agak padat. Berdiri adalah posisi paling pas untuk pose pegang tangkai bunga seperti ini.

Ditambah semen malah padet banget. Dikasih air malah keenceran. Duh pushiiiing pala akoooh.

"Iwan, ntar kamu yang simpan semua peralatan kelas kita ke atas. Tuh kan di internit ada yang nggak ketutup. Ntar kamu simpan aja kesitu. Tenang kita bantu kok"

" Oke Haffian, siapa aja yang mau meganging meja?
Kan gue kagak nyampe.
Hehe, maaf. Napa gak si Adit aja sih?"

"Si Adit Krisnaldi? si Bule?"

"Iya, kan dia tinggi. Ngapain malah gue yang ditunjuk sih?"

"Kamu mah kaya yang gak ngerti aja orang lagi kepentok cinta. Kaya yang nggak pernah jatuh cinta aja lu"

"Maksud lo?"

"Liat aja"

⛅⛅⛅

Hmmm, pegal juga lama- lama nungguin ini semen sampai agak kering sampai si tangkainya bisa berdiri sendiri.

Perlahan aku mulai meregangkan otot punggung, kepala dan tangan. Kurasa ada yang berbeda dengan tasku. Apa tasku nyangkut?

Tapi aku rasa nggak deh. Tapi ini benda apa sih yang agak mengganggu dari kepala sampai ujung tasku?

Masa iya aku terperangkap ke jaring laba - laba? Laba laba kan kecil. Kalau aku kan Mbigg.

Apalagi hantu. Aku gak percaya, soalnya aku nggak ngeganggu mereka.
Lagian aku gak sompral kok ngomongnya.

 Tunggu Aku Dirumahmu Ukhti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang