Dunia Gak Selebar Daun Lontar ?

429 8 0
                                    

Pagi ini seperti biasa aku sebagai siswa memasuki kelas sebelum pukul 07.00. Setelah memarkirkan motor FU- ku diparkiran, aku berjalan menuju kelasku berada.
Sepanjang jalan menuju jelas aku mendengar banyak siswa kelas lain yang sedang asik membicarakan seorang gadis yang tak lain Azani.

Secara wajahnya memang manis, akhlakulkarimah. Aku rasa Azani benar-benar banyak fans nya. Azani yang sudah begitu tertutup saja masih banyak lelaki yang membicarakan akan kecantikannya. Terus bagaimana dengan wanita yang masih suka menebarkan auratnya?

Apa mereka tidak tahu setiap kali ada yang membicarakan Azani hatiku selalu sakit?

Aku sakit hati bukan karena cemburu. Tapi karena aku tidak ingin disetiap lekuk tubuh atau apapun menyangkut Azani hingga terbayang bahkan sampai memasuki alam tidurnya seorang lelaki dan malaikat tetap mencatat DOSA meskipun Azani sedang shalat, ngaji, wiridan atau melakukan amal shaleh lainnya.

Terkadang aku bingung. Dalam islam tidaklah mengenal pacaran tetapi kenapa dengan aku? Aku sudah tahu hukumnya, apa saja yang dilarang- Nya. Tapi kenapa aku tidak bisa melawan itu semua??! Aku marah kepada diriku sendiri. Ternyata aku gagal dalam memerangi hawa nafsuku sendiri. Astagfirullahaladzim.. Laillahaillallah....

Berkali-kali aku mengagungkan nama - Mu ya Rab. Berharap semoga dosaku berkurang dan imanku semakin tebal. Aamiin.

Teringat akan tausiah Pak Iwan sore itu bahwa islam tidaklah mengenal pacaran melainkan tahap ta'aruf. Dan ta'aruf bukan semata pacaran islami. Hanya saling mengenal. Tidak lebih.

Tekadku semakin kuat untuk menjauhi Azani. Aku tak ingin menambah dosa dan membuat satu pintu neraka terbuka untukku nanti. Naudzubillah.

Mungkin kemarin sore adalah hari terakhir aku bersamamu bersenda gurau, bermesraan denganmu, berbicara empat mata langsung, menjengukmu dan membawakan makanan kesukaanmu. Maaf, aku ingin hijrah. Tapi bukan berarti aku menjauhimu seperti membencimu.

Bila kamu sakit suatu hari nanti, aku akan tetap memberikan apa yang  pernah aku berikan kepadamu, Zan. Aku hanya  memantaumu dari kejauhan.

Menatapmu lalu memalingkan wajahku itu sudah cukup bagiku. Dan apabila kamu melakukan hal yang sama bagiku itu adalah suatu kebahagiaan tersendiri dan setelah itu aku tidak akan menatapmu lagi.

Aku akan memcoba mendekati-Nya.
Aku yakin kamu tahu kan maksudku? aku yakin kamu mengerti maksudku.

Aku disini ..
Diatas awan..
Aku tertawan... paras cantik rupawan,
Tak jemu jemu, aku memandang
Inginku merayu dengarkan aku melagu
Baru aku mengerti artinya bidadari
Sejak dihari ini
Cuma kamu diiisiniii...

Siapa sih yang nelpon? masih pagi juga!! Gak mungkin Azani. Apalagi si Ivan. Ah daripada bikin penasaran mending aku angkat aja.

"Al, ini ada berkas seni budaya dari Bu Ayu. Katanya kita harus nempelin ini di mading. Kamu bisa kan nempelinnya? Maaf ya bukannya aku gak bisa tanggung jawab. Emang itu tugas aku. Tapi aku gak bisa secepatnya. Sedangkan kata Bu Ayu harus hari ini. Berhubung hari ini aku gak sekolah. Kamu bisa kan bantuin aku, eh maksud aku nempelin hasil karya gambar komik terbaik tahun ini?Itu karya terbaik satu angkatan kelas XI sekarang Al"

 Tunggu Aku Dirumahmu Ukhti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang