el ensueño | reverie (NC)

4.1K 352 78
                                    

Keburu Pitik hiatus 3 hari, jadi kejar tayang

heheh

. . .

Selama berminggu-minggu, kehidupan Lee Jihoon hanya penuh dengan menyamar, menyamar, dan menyamar. Tanpa tahu apa gunanya.

Dia seharusnya sadar dengan posisinya sebagai calon terkuat untuk lulus tugas menjadi detektif asli. Menyamar adalah dasarnya.

Entah betapa samaran yang pernah dijalaninya, murid sekolah, pemusik jalanan, pegawai paruh waktu, sampai banting setir menjadi wanita. Yang terakhir adalah yang paling parah menurut Jihoon. Entah kegilaan apa yang merasuki atasannya.

Tapi seperti itu pun tetap ia jalani, bahkan sampai kegiatan membosankan itu berubah menarik karena kehadiran seorang seniornya.

Kadang Jihoon bersyukur pernah ditugaskan menyamar jadi wanita. Kalau tidak ia tidak akan bisa mendapatkan reaksi salah tingkah dari seorang Kwon Soonyoung yang duduk di singgahsana empuknya. Sesekali ia mencuri pandang ke arah Jihoon, memastikan bahwa ia benar-benar nyata dan berada di sana.

Bukan apa-apa tapi jujur Soonyoung sangat berharap kalau ini adalah sebuah mimpi.

"Kalau kau tidak ada urusan, sebaiknya kembalilah ke ruanganmu," usir Kwon secara halus.

Tapi Jihoon menggelengkan kepalanya.

"Urusanku belum selesai," balasnya.

Entah mengapa setiap kali Jihoon bicara, kedua pupil Soonyoung pasti sudah terfokus pada belahan bibirnya. Itu sangat...

Sangat...

Sangat...

Sesuatu.

"Kau pernah mengaku dirimu semakin jauh dari kata normal," cetus Jihoon membuka topik baru.

Soonyoung mendelik dari balik buku tebal yang ia pura-pura baca sejak tadi. Cetusan itu sebenarnya mampu membuat Soonyoung menyemburkan air bila sedang minum. Tapi untungnya ia sedang pura-pura baca buku.

Hanya air ludahnya yang menjadi korban tertelan.

"Siapa bilang?" elak Soonyoung.

"Kau," tekan Jihoon sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Soonyoung.

Oke, otak Soonyoung sudah mulai tidak normal karena sekarang ia merasa tergoda dengan telunjuk Jihoon.

Tidak, itu hanya telunjuk.

Bagaimana sensasinya kalau ujung jemari itu bersentuhan dengan kulit tubuhnya?

Bagaimana rasanya bila jemarinya menelusuri kancing kemejanya dan membukanya satu persatu?

Oh, tidak, tidak.

Pikiran Kwon mulai ke mana-mana.

"Kenapa kau melihat telunjukku seperti itu?" tanya Jihoon penasaran.

Suara itu lagi, sangat adiktif untuk didengar.

Bagaimana rasanya mendengar suara itu memanggil namanya terus menerus?

Dalam keadaan tegang?

Oke, cukupkan fantasi liar ini.

Soonyoung bingung bagaimana cara menghentikannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan, hum? Katakan saja padaku!"

.

.

[√] Reconociéndote | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang