Chapter ini nggak akan persis sama kayak di cuplikan, ya? Dengan sedikit perubahan.
. . .
Pelayan Jeon mengizinkan Detektif Kwon menyimpan amplop dan robekan kertas kemarin untuk menjadi sumber informasi yang dibutuhkan pada saatnya.
"Sebelum kemari, Lord Park berpesan untuk memberikannya saja pada detektif karena beliau tidak senang melihatnya," papar pemuda itu.
Soonyoung merasa pekerjaannya dipermudah karena ia tidak perlu bolak-balik kediaman konglomerat dengan emosi meledak-ledak itu untuk mengecek apakah apa yang ditemukannya memiliki kaitan dengan robekan kertas itu.
Hari ini adalah hari di mana Lord Park akan menghadiri pesta topeng langganannya. Sebenarnya Pelayan Jeon hanya mengatakan bahwa Lord Park menyukai sesuatu yang berbau abad pertengahan. Bila berkunjung ke kediamannya, maka akan ada banyak sekali barang antik yang memberikan kesan seakan berada di luar negeri. Itu deskripsi dari Pelayan Jeon dan Soonyoung tidak heran soal itu.
Sejak memasuki kantornya sampai sekarang, Soonyoung masih memegang robekan kertas dengan huruf "B" merah tertera di sana. Apakah mungkin itu berkaitan dengan pesta topeng di ballroom pusat kota?
"Benar juga! B untuk ballroom," seru Soonyoung seakan ia baru saja mendapatkan sebuah pencerahan.
Tapi kemudian ia menggelengkan kepalanya, meragukan dugaannya sendiri.
"Semudah itukah untuk memecahkan clue-nya?"
.
.
.
el baile | ball
.
.
.
Pukul 6 ini, Soonyoung hanya perlu berdandan demi penyelidikannya. Tidak banyak yang ia lakukan selain memberikan gel di rambutnya agar tidak berantakan. Ia akan memakai topeng ke sana, tidak akan ada yang mengenalinya kecuali orang itu memang profesional sejati.
Ia sudah tahu bagaimana rupa seorang Lord Park. Siapa juga yang tidak tahu tampang orang terkaya di kota? Posturnya sempurna untuk seorang pria. Banyak wanita yang ingin bersanding dan menjadi pendampingnya juga pria yang ingin menjadi orang kepercayaannya. Semua demi harta dan ketenaran.
Tapi bagi Soonyoung, Lord Park hanyalah seseorang yang patut diawasi gerak-geriknya. Karena dia klien sebenarnya yang harus ia lindungi dengan segenap jiwa.
Walaupun ia sendiri masih ragu dengan gagasan 'B untuk ballroom'. Setidaknya ia harus mulai melakukan misi penyamaran saat ini. Siapa tahu akan ada petunjuk lain.
Sekarang, di ballroom pusat kota, di sinilah Kwon Soonyoung berdiri, menunggu kehadiran Lord Park sebelum akhirnya menyusup ke pesta.
Sebuah keutungan yang dimiliki para detektif dalam pekerjaannya adalah mereka memiliki akses masuk ke mana saja, kapan saja. Mungkin titel detektif sendiri memiliki sebuah kekuatan magis.Tidak, bukan.
Itu karena mereka memiliki lencana yang tinggal mereka tunjukkan kepada penjaga. Seperti sekarang ini.
Soonyoung tinggal menunjukkan lencananya pada penjaga sebelum akhirnya diperbolehkan masuk.
Dua menit yang lalu, Lord Park sudah memasuki ruang pesta. Jadi Soonyoung sekarang melakukan gerak cepat. Ia memposisikan dirinya berada di sudut kerumunan, mengawasi Lord Park dan rekan-rekannya dari sana.
Malam ini, ia hanya bertugas untuk mengawasi kliennya itu, bukan untuk menikmati hidangan yang tersedia di meja ataupun pestanya.
Bahkan saat alunan musik klasik mengalun lembut dan membuat para undangan menari berpasang-pasangan, Soonyoung tetap tinggal di sudut ruangan, berpura-pura sibuk memilih hidangan di meja walaupun aslinya ia hanya sedang mencari-cari sesuatu yang ganjil di sana.
Sampai sesosok wanita datang dan mengalihkan atensi seluruh tamu undangan, termasuk Lord Park yang menghentikan gerakan kakinya. Kliennya itu terpana dengan keanggunan wanita itu.
Bila bertanya keadaan Soonyoung sekarang, maka tidak jauh dengan Lord Park. Ia beranjak dari sudut ballroom, bahkan tanpa sadar kedua kakinya menuntun ke arah wanita dengan gaun merah itu.
Soonyoung terpikat, iya, juga melupakan penyamarannya.
Wanita itu membungkuk di hadapan Lord Park yang langsung menyambutnya, mengulurkan tangannya sebagai undangan dansa. Tentu saja wanita itu menerimanya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan Lord Park?
Kwon Soonyoung sedikit kecewa namun tidak dapat melakukan apapun selain berdiri di tengah kerumunan, iri memperhatikan betapa beruntungnya menjadi seorang konglomerat di kota itu.
Namun ia harus menyudahi perasaan itu karena seorang wanita bertopeng lain mengajaknya berdansa. Sebagai seorang pria, Soonyoung mengulurkan tangannya dan menyambut ajakan itu dengan berat hati.
Sedihnya wanita itu belum terlalu mahir berdansa sehingga tak jarang kakinya menjadi korban injakan.
"Maaf," cicit wanita itu untuk ke sekian kalinya. Soonyoung hanya mengangguk tenang seolah tidak memiliki beban.
Untungnya mereka segera berganti pasangan dansa setelahnya. Soonyoung merasa senang bisa berpisah dengan wanita itu walaupun kedengarannya sangat jahat.
Itu kenyataannya.
Namun pasangan selanjutnya juga tidak sesuai dengan ekspektasi. Ia berharap wanita bergaun merah itu dapat berputar saat ia memegang tangannya. Yang di hadapannya sekarang adalah seorang wanita paruh baya, seorang senior di undangan ini. Soonyoung dapat melihat keriput di tangannya.
Wanita senior itu dapat melihat air kekecewaan di wajah Soonyoung, tapi ia tidak dapat melakukan apapun selain menunjukkan keahlian berdansanya. Setidaknya lebih baik karena kaki Soonyoung tidak lagi menjadi korban injakan.
Wanita itu tersenyum karena merasakan perubahan mood Soonyoung. Kemudian ia menari dengan tempo yang lebih bersemangat.
"Kau hebat berdansa," puji wanita itu.
"Terima kasih," balas Soonyoung sopan.
Setelah wanita itu melakukan putaran, pemimpin dansa memberikan instruksi untuk pergantian pasangan kembali. Dan lihat bagaimana takdir mengabulkan permohonan di lubuk hati Soonyoung.
Wanita bergaun merah dengan aura yang membuat siapa saja terpikat, berdiri di hadapannya.
Jantungnya berdesir saat ia akhirnya bisa menatap bibirnya yang sensual dalam jarak dekat.
Wanita itu menatap lurus ke arah maniknya dan bibirnya membisikkan sebuah kata.
"Menungguku?"
.
.
.— continuará —
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Reconociéndote | SoonHoon
Fiksi Penggemar- 인식 (Recognizing) from PLOTTING - Seorang detektif ternama, Kwon Soonyoung ditugaskan untuk menyelidiki sebuah ancaman, namun semuanya telah tertata dengan baik hingga ia tak dapat mengenali eksekutornya sendiri Apakah dia benar-benar seorang wanit...