28

365 14 0
                                    

Ting tong

Terdengar bunyi bell berkali-kali yang menganggu aku dan putra yang sedang bermain playstation diruang tamu.

"Amri! Bukain pintu deh, berisik banget itu bell nya." Teriak mama Ku dari dapur yang sedang memasak. Ya, orang tua ku pulang ke indonesia karena sedang berlibur.

Dengan malas aku berjalan ke pintu dan membuka nya.

"Amri?"

Aku membulat kan mataku, terkejut? Iyalah. Julie dan daddy-nya datang ke rumah ku.

Mau apa mereka?

"Mau ngapain?" Tanya ku to the point.

"Papa mu ada di rumah?" Tanya om firman dengan nada ramah. Ew.

"Emang kenapa?" Tanya ku lagi. Mereka tersenyum. Idih fake banget najis.

Tiba tiba dari belakang mama ku datang dengan muka masam sambil melihat daddy nya Julie.

Ehm bisa di bilang sekarang perusahaan papa ku sukses, aku juga sudah bisa beli mobil mewah dan kehidupan ku berubah.

•••

"Ada perlu apa kalian kesini?" Tanya papa ku tanpa basa basi. Aku memang mewarisi sikap papa ku yang ini.

"Hahaha sombong sekali kau budi! Aku tahu perusahaan mu sudah sukses di amerika hahah!" Kata om firman yang terlihat basa basi. Huh? Setelah kau menyampakkan kami, kau balik lagi ke kami? Dasar tidak tahu diri.

Kulihat Julie masih diam sambil menunduk. Aku tak mau dia mendengar percakapan antara papa ku dan daddy nya, jadi aku mengajaknya keluar ke taman rumah ku.

•••

"Lo kok masih baik sih sama gue mri?" Tanya julie yang masih menunduk.

"Dengan kebaikan lo itu orang bisa salahpaham sama sikap lo." Kata Julie lagi dan gue masih diam.

Dari kejauhan dapat di lihat azka berlari ke arah kami. Tuh anak uda kek setan ya tiba-tiba dateng entah dari mana.

"Julie!" Teriak azka

"Eh? Azka? K-kenapa?" Tanya julie yang terbata-bata. Yalord gue jadi nyamuk.

"Engga, gue cuman mau nemenin lo." Ucap azka.

"Eh? Ada amri kok disini." Ucap julie dan seketika azka menatap ku dengan tatapan yang aku mengerti maksudnya.

Aku langsung meninggalkan mereka dengan alasan 'gue lapar. Mau makan dulu." Dan aku pun masuk ke dalam rumah.

Damn. Seperti nya om firman dan papa ku sudah baikan. Mereka berpelukan gaes. I repeat. MEREKA BERPELUKAN. segampang itukah baikan nya? Not fair man!

"Pa! Papa mau maafin orang kaya dia?! Segampang itu?" Ucap ku dengan nada tinggj yang membuat aktifitas berpelukan mereka berhenti.

Papa ku tersenyum dan mengatakan ini, "Ga ada untungnya kalo kita dendam sama seseorang mri. Toh, Firman juga sudah tobat sekarang." Ucap papa ku yang masih tersenyum.

baiklah, jika papa ku senang aku juga senang. Oke. Aku me-maafkan mu om Firman.

14 tahun kemudian...

Kini aku ber umur 32 tahun. Aku sudah tua, Yap. Ah iya! Kejadian 14 tahun yang lalu itu hanyalah masalalu. Sekarang aku dan om Firman— maksud ku Paman firman, kami tinggal di canada untuk melanjutkan kuliah ku.

Ralat, maksud ku, aku sudah tamat kuliah Kedokteran. Aku adalah dokter spesialis bedah jantung dan pembulu darah.

Aku menetap di canada karena aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan jika kembali ke indonesia.

Bermain dengan putra? Main playstation? Ah jangan bercanda! Aku bukan anak-anak lagi. Tapi terkadang aku rindu menjadi anak-anak.

Kedua orang tua ku tetap bekerja di Amerika. Aku di canada bersama paman firman dan... tentu saja julie juga ikut.

Julie... dia juga kuliah kedokteran sama dengan ku dan menjadi dokter bedah jantung sama dengan ku.

Kami sering sekali saat masa-masa kuliah selalu berduaan kemana-mana hingga orang-orang di kuliah mengira kalau kami pacaran.


Walaupun kami jauh... tapi hatiku tetap untuk dia. Dia yang jauh di sana.....💔


•••

Waaa cepet banget ini yaa udah 3k aja yang baca😭 thankyouu semua nyaa!! Ganyangka siii bisa sampe 3k heheh semoga suka yaa.

Btw uda mau end sebener nya:3 mungkin 2 atau 1 part lagi.

Jangan lupa vote ya gaess, thankyouu sekali lagii👋🏼💕

With lots of chocolates,

noya🍫

AMRI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang