Song : Mu Qin ( Ibu )
"Ayo... Panggil ayahanda, baobei!!!"
Ujar Kaisar Gaozu berjongkok di hadapan Jian Ying yang sedang digandeng oleh Kasim Zheng.Jian Ying tidak menanggap, justru Jian Ying tampak takut berhadapan dengan Kaisar Gaozu yang selalu saja mengenakan pakaian hitam. Alih-alih mendapatkan kesan bahwa Kaisar Gaozu adalah ayahandanya, Jian Ying malah berpikir Kaisar Gaozu adalah sosok monster menyeramkan yang berpostur menjulang tinggi dengan wajah elok beraura dingin yang tak pernah tersenyum pada siapapun kecuali terhadap dirinya dan Zhi er.
Namun senyum di wajah Kaisar Gaozu tidak mampu mengusir sisi "iblis" yang sudah terlanjur terkesan dalam benak Jian Ying terhadap pria aneh yang selalu menyuruh Jian Ying memanggilnya dengan ayahanda.
"Ayooo.... Baobei, panggil ayahanda lalu ayahanda akan membawa Jian Ying naik kuda berdua di halaman istana,"
Kaisar Gaozu tahu Jian Ying takut padanya tapi bukan berarti Kaisar Gaozu menyerah begitu saja. Pria tampan yang paling berkuasa itu mengelus-elus lembut pucuk kepala Jian Ying beriringan melempar senyum tulus pada puteranya berharap Jian Ying mampu merasakan kasih sayang yang ia berikan."Tidaaaaak.... Tidak mau...."
Jian Ying menghempaskan tangan Kaisar Gaozu dari kepalanya lalu bergeser bersembunyi di balik punggung Kasim Zheng."Kau bukan ayahandaku..... Kau orang cahat!!! Kau bukan Paman Jinheung, mengapa Jian Ying harus naik kuda bersama denganmu?" Ketus Jian Ying menolak dengan suara imutnya yang gemas.
Penolakan Jian Ying tentunya membuat Kaisar Gaozu dongkol. Senyum di wajahnya langsung luntur menyisakan raut dingin yang mencekam menghunus tepat pada Jian Ying, puteranya yang bengal itu.
Kaisar Gaozu berdiri melipat kedua tangan di balik punggungnya seraya terus memandangi Jian Ying dengan wajah yang tak lagi bersahabat seperti awal-awal tadi.
"Berhenti menyebut Paman Jinheung atau ayahanda akan menghukum dirimu, bocah tengik!!!"
Pungkas Kaisar Gaozu memberangsang dengan wajah marah.Bagaimana mungkin Kaisar Gaozu tidak marah? Setiap kali membujuk Jian Ying agar mau memanggilnya ayahanda, Jian Ying selalu saja menyebut-nyebut Paman Jinheung di hadapan Kaisar Gaozu. Sejak berkumpul kembali, entah berapa kali sudah Jian Ying menyebut Paman Jinheung dihadapannya? Kaisar Gaozu pun sudah tak bisa mengingatnya lagi.
Tentu, Kaisar Gaozu yang sudah memendam sentimen besar terhadap pria bernama Jinheung itu semakin saja kesal. Siapa sebenarnya Pangeran Ning bagi Jian Ying? Dan hubungan seperti apa yang pernah dijalin Zhi er dengan pria itu?
Dua pertanyaan itu lah terus memenuhi batinnya menuntut sebuah penjelasan dalam diam.
Biarpun Kaisar Gaozu telah membawa istri dan anaknya kembali ke istana tetapi karena sikap Jian Ying yang masih begitu bebal untuk mengakui dirinya sebagai ayahanda ditambah lagi Zhi er yang pernah menyinggung perasaannya, Kaisar Gaozu semakin saja diterpa rasa kesal meramas jantung.
Di dunia ini siapapun itu tanpa terkecuali harus tunduk dan menurut penuh padanya. Tapi kini Kaisar Gaozu harus menghadapi dua kanak-kanak yang sama-sama menyakitkan hatinya.
"Aku akan mengadu pada ibundaku jika kau berani menyentuhku,"
Ujar Jian Ying mengancam. Kendati Jian Ying takut pada Kaisar Gaozu tapi anak itu tak pernah takut untuk berbalas kata dengan Kaisar Gaozu. Dia bernyali besar kalau dalam urusan berdebat dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Tears & Desire
Fiction HistoriqueBUKAN NOVEL TERJEMAHAN! Liu Bang, namanya.... Dia adalah seorang panglima perang Kerajaan Chu yang digadang-gadang memiliki masa depan karir militer yang cerah. Ambisinya setinggi langit. Dia bahkan berikrar ingin melengserkan Kekaisaran Qin dan me...