Part 87 : Selendang Merah Muda itu....

1.1K 106 71
                                    

Song : I love you by Tae Yeon ( OST Athena )

Salju masih terus mengguyur daratan bumi. Gumpalan awan putih menghilang tak berjejak. Langit meredup dan hari pun menjadi suram.

Sepasang kaki panjang dalam pakaian seragam pelajar bergerak pelan menuju sebuah ruangan di istana agung Kekaisaran Han. Sesampainya di hadapan pintu dua orang pengawal membungkukkan badan dan menyapanya, "Hormat kepada Li Gongzi. Li Furen dan Li Daren sudah menunggu anda di dalam,"

Pintu pun dibuka dan seseorang itu yang merupakan Li Yang berjalan masuk tanpa ragu-ragu.

Terdapat Li Yue er dan Menteri Li yang sudah duduk di atas kursi lesehan. Yue er di bagian tengah sementara sang ayahanda di bagian kanan. Keduanya langsung melirik ke arah Li Yang, melempar tatapan yang sama sekali tidak ramah bahkan terkesan seolah-olah sedang mengintimidasi musuh mereka, begitu tajam dan marah sorot mata itu.

Di hadapan keduanya, ada sesosok perempuan yang berpostur besar sedang merebah di lantai. Li Yang berjalan mendekat, dia heran melihat keadaan perempuan itu yang sedikit mencurigakan.

Li Yang mengerutkan wajah saat sudah melihat jelas ternyata perempuan itu yang tak lain adalah peserta nomor tujuh turnamen "wu shu" tergeletak kaku dengan wajah babak belur seperti habis dihajar habis-habisan.

Li Yang curiga pasti kakak atau ayahandanya lah yang telah membuat dia seperti itu. Refleks, Li Yang berjongkok memeriksa keadaan wanita itu dengan cara menempelkan telunjuk di lubang hidungnya. Li Yang terkesiap, mata terbelalak begitu merasakan wanita itu tidak lagi bernapas. Oh, astaga!!!

Tetapi Li Yang tidak bagaimana heboh mempermasalahkan kejahatan yang terjadi di hadapannya ini. Sepertinya Li Yang sudah terbiasa dengan kelakuan bejat ayahanda dan kakaknya itu.

Li Yang tahu betul kakak dan ayahandanya marah besar pada dirinya yang tak menyerang Permaisuri Lü bersama peserta nomor tujuh bahkan tanpa berpikir jernih Li Yang menyingkirkan perempuan itu dari panggung arena. Tetapi perlukah Yue er dan Menteri Li membunuh nyawa tak berdosa hanya karena Permaisuri Lü telah memenangkan turnamen "wu shu"?

Li Yang berdiri, menatap dingin ayahanda dan kakaknya satu per satu. Tatapan itu bukan hanya dingin namun terkesan menuntut penjelasan logis dari apa yang telah terjadi di ruangan ini sebelum dirinya datang?

Li Yue er beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri adik bungsunya itu. Semakin langkahnya mendekat pada Li Yang, semakin pula kemarahan Li Yue er terlihat jelas, menggelap lalu....

PLAK!!!
Sebuah tamparan melayang di pipi kanan Li Yang dengan keras sampai membuat remaja tampan itu kagok memundurkan langkah seraya memegang pipinya yang seketika memerah.

BUUUUP!!!

"Anak durhaka.... Kurang ajar!!!!"
Li Yue er yang sudah dikuasai emosinya maju mendekati adiknya lalu kalap meninju rahang Li Yang tanpa ampun. Caci maki pun dilayangkannya keluar demi mengungkapkan kekesalan mendalam pada Li Yang.

Li Yang tidak membalas, dia hanya terpaku menatap heran kakaknya. Tampang Li Yue er mirip sesosok monster bengis yang sedang mengamuk ketimbang seorang selir kerajaan yang seharusnya memperhatikan segala tindak tanduknya untuk menjadi seorang perempuan lemah lembut.

Menteri Li terkejut dengan aksi bar-bar putrinya yang berangasan bukan main. Semarah apapun sang menteri terhadap putranya, dia tidak rela jika Li Yang diperlakukan seperti hamba yang biasanya dihukum Li Yue er dengan kejam.

Love, Tears & DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang