Langkah kaki ku terbilang cepat, aku malas mengekor dibelakang orang orang kampus fakultas lain yang asik mengobrol dengan teman teman nya seakan akan jalan hanya punya milik mereka saja, di kira nya aku tak punya urusan kah? Tentu saja aku punya!
Kendra yang aku kira sudah kapok dan tidak akan berulah lagi padaku, malah kembali kambuh kelakuan nya yang begitu tolol, 2 jam yang lalu dia menghampiri aku di kelas, dia mengajak ku minum beer 15 kaleng, mau tidak mau, aku mengiyakan ucapan nya.
Gengsi kah jika aku menolak? Tidak juga, lumayan saja minum beer bisa membuat otak penat ku terasa kosong melompong, aku hanya berfikir bahwa taruhan nya lumayan. Walau pun mungkin seandainya aku tidak menang taruhan itu.
Di keramaian kantin gedung C, aku melihat lelaki itu, kendra. Dia duduk sembari mengepulkan asap rokok nya dengan gaya yang sombong dan besar kepala. Ya, walau setahu ku kampus ini tidak banyak aturan tentang merokok, ya hanya aku yang melihatnya seakan jengah.
Teman teman nya mengelilinginya, berkumpul seperti lalat yang menemukan sampahnya. Kendra yang aku maksud.
Aku mendudukkan pantatku di kursi didepan nya. Kosong, sepertinya sengaja dia kosongkan.
"Apa kabar?"
Aku mendengus geli dengan kebasa Basiannya.
"Intinya aja lah, Ken"
"Gua udah siapin beer 15 kaleng buat lu, 15 kaleng buat gua. Kalo Lo menang, Lo boleh minta apa aja dari gua, kalo gua yang menang, mau ga mau Lo harus bersedia jadi kacung gua selama 3 bulan kedepan. Deal?"
"Yayaya, terlepas menang atau ga, yang penting dengan minum beer itu otak mumet gua sedikit berkurang." Jawab ku dengan gaya apatis ku yang semakin menjadi jika dihadapan Kendra.
Aku melihat lelaki dengan setelan urakan tengah menggenggam stop watch di tangan kanan nya. Waktu yang ia pasang hanya 30 menit, sanggup kah aku?
Entah...
"One, two, three! Go!!"
Entah bagaimana aku di kepung oleh lebih dari 30 org mahasiswa dan mahasiswi yang meneriaki nama ku dan nama Kendra.
Seakan terpacu, aku ingin mengalahkan lelaki didepan ku ini, ingin membuat dia mati gaya.
3 kaleng sudah habis di tangan ku, sedangkan Kendra baru 2. Waktu terus bergulir, tak terasa si pemegang stop watch itu mulai menunjukkan pada ku dan pada Kendra tentang waktu yang tersisa. 10 menit lagi? bisa apa?
Wajah Kendra mulai memerah, kulit nya yang putih membuat wajah nya begitu merah padam. Aku melirik nya sesekali yang terlihat sudah tak mampu.
Tanda tanda nya aku menang. Haha
Aku tertawa dalam hati, senang dengan apa yang aku lakukan hari ini.
"5, 4, 3, 2, 1"
Dan suara suara orang orang disekitarku menyerukan nama ku.
"
Inget, Ken! Janji Lo kalo gua menang gua bisa minta apa aja,"
Kendra nampak terkesiap saat aku mengucapkan kalimat itu.
"Jauhi gua."
Final, wajah nya langsung tertunduk suram.
***
YOU ARE READING
Ijinkan Aku Melafadz Allah (GXG)
RomanceDengan segenap jiwa dan keberanian aku mencinta Dan aku juga tau kesalahan terbesarku adalah mencintaimu, sejenisku. Sejak awal aku tau kita berbeda Aku ini bagaikan beruang madu, dan kamu beruang kutub Kamu putih aku coklat Itulah perumpaan kita. R...