1| Dear Tuhan

19 0 0
                                        

Dear Tuhan,

Sebenarnya, aku bingung apa yang harus kuutarakan pada-Mu hari ini. Shubuh ini, dalam rasa kantuk dan masih dilingkupi selimut. Aku memaksakan diri menulis ini untuk-Mu.

Tuhan, terima kasih telah menjadikanku salah satu khalifah di muka bumi. Tapi, hamba-Mu yang nakal ini masih banyak berbuat dosa kepada-Mu. Aku sering kali mengabaikan panggilan-Mu dengan alasan duniawi. Dan tanpa rasa malu tetap berjalan di atas bumi-Mu. Namun, Engkau dengan filantropi-Mu selalu menutup aibku, menutupi dosa-dosaku yang mungkin saat ini sudah menumpuk segunung. Sungguh hamba-Mu ini tidak berdaya tanpa izin-Mu, tanpa kuasa-Mu.

Tuhan, ampuni aku yang hanya bisa meminta, namun kurang berusaha. Padahal aku tahu, do'a tanpa usaha adalah pincang. Tapi, tetap saja aku malas dan lebih senang dengan jalan praktis. Ampuni juga aku yang membangkang atas perintah-Mu, banyak berfikir apa manfaatnya. Sedang Engkau tak akan memberikan perintah yang tidak bermanfaat bagi umat-Mu. Ampuni aku yang sering kali mengeluh atas ujian yang Engkau berikan. Padahal di luar sana masih banyak orang yang bersusah payah, lebih dari yang kulakukan.

Tuhan, 16 tahun aku hidup di muka bumi ini. Ibadahku mungkin tidaklah sebanyak kedua orang tuaku, dosaku lebih banyak dari adikku, dan permintaanku menumpuk, meminta ini dan itu tiada henti. Namun, Tuhan, kepada siapa lagi aku kan meminta selain kepada-Mu?

Maka kali ini, kupintakan pada-Mu agar selalu melindungi orang-orang yang kusayangi dan kukasihi di dalam hidupku. Berikan mereka kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Aamiin.

Liefs,

Deanurs

[[04/23/2018]]

P.s: Surat ini dibuat untuk memenuhi event 7 letter challenge oleh Mading SMANCIL.

Don't MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang