Ilusion - Cerpen

223 5 0
                                    

Main cast:
- Orion
- Sean Kennedy
- and each other

Genre:
Drama, Romance, Tragedy

Warning:
There's so many Typos, mainstream, picisan dll.

"Happy Reading"

Sayup suara gemuruh memecah langit, goresan kilat menyambar dalam kepekatan awan senja. Mendung kembali datang, mengajak tetesan-tetesan hujan agar jatuh membasahi tanah kering bumi.

Kau memandang keadaan di luar jendela. Hujan awal musim ya. Semilir angin bertiup membuatmu merasakan dinginnya cuaca. Tangan yang sedari tadi terdiam kini telah menyilang di dada menggenggam erat bahu, memeluk diri berusaha mencari kehangatan.

"Di luar dingin Orion, seharusnya kau menggunakan jaketmu."

Kau merasakan sebuah kain menutupi bahu kecilmu. Kau menoleh, menatap seseorang yang memakaikan jaket padamu. Matamu membulat melihat pemuda jangkung yang tengah memamerkan deretan gigi putihnya. Air matamu menggenang di pelupuk, entah kenapa rasa rindu menyesakkan dada membuat liquid bening jatuh dari matamu rasanya seperti bertahun-tahun tak bertemu.

Pemuda di depanmu mengerutkan dahinya. Tangan tan miliknya terangkat dan menyentuh pipimu, menghapus air matamu.

"Se... Sean?"

Kau terbata-bata menyebut namanya. Dia Sean Kennedy, kekasihmu. Ia tersenyum menatapmu. Kemudian mengangguk.

"Orion, kau sedang apa? Di luar hujan, seharusnya kau tidak membiarkan jendela ini terbuka, kau akan sakit jika kedinginan."

Tangan kekarnya terulur menyentuh dua sisi jendela kemudian menariknya dan menurunkan tiap-tiap besi di bawahnya agar terkunci rapat. Kau memperhatikan setiap hal yang dilakukannya.

"Hei, kenapa menatapku seperti itu?"

Tanganmu terulur menyentuh kedua pipi tannya yang dihiasi lesung pipi di masing-masing pipinya. Kau tersenyum senang ini benar-benar kekasihmu. Tatapanmu melembut kala merasakan tangan tannya menyentuh tanganmu. "Sean... Kau sudah pulang?" ucapmu pelan.

Kekasihmu tersenyum menunjukkan deretan gigi rapinya. "Iya Orion, ini aku." Jawabnya.

Kau melepaskan tangan mungilmu dari pipinya dan menggengam tangan kekasihmu pelan. "Ayo, makan Sean, aku telah membuatkan ramen kesukaanmu." Kau menarik tangan kekasihmu menggiringnya ke ruang makan.
Kekasihmu duduk di kursinya dan mulai menyantap ramen yang kau buat, ia menyantapnya dengan lahap seakan ia sudah lama tak makan.

"Pelan-pelan Sean, kau bisa tersedak jika cara makanmu seperti itu." ucapmu.

Kekasihmu mengalihkan pandangannya padamu. "Ramen buatanmu sangat enak, Orion."

Kau tersenyum, kemudian melahap ramenmu.

-Ilusion-

Hujan telah reda. Kepekatan langit kini digantikan oleh semburat orange; pertanda bahwa matahari akan segera turun menuju tempat peristirahatannya dan digantikan oleh sang raja malam, Bulan.

Kau kembali berdiam diri di depan jendela, memandang indahnya langit senja.

"Ayo kita menikmati langit di luar."

Kau memutar badanmu untuk melihat kekasihmu. Detik berikutnya kekasihmu menggiring dirimu untuk keluar.

Kekasihmu membawamu ke halaman belakang. Kau duduk di bawah pohon mapel yang sejak lama tumbuh di halaman belakang rumahmu, memandangi langit senja yang mulai menggelap. Tanganmu menggengam erat tangan kekasihmu seakan tak mau ia pergi. Kau mengalihkan atensimu padanya. Ia balas menatapmu dan tersenyum.

Don't MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang