CHAPTER 1

8K 658 54
                                    

Suasana lapangan sangat panas sekali, kulit Raisya rasanya mau terbakar saat merasakan panasnya matahari. Oke lupakan.

Raisya kini sedang berdiri di tengah lapangan menghadap tiang bendera. Dari tadi Raisya mengeluh sendiri, karena dia itu paling tidak kuat sama yang namanya panas karena dia bisa pingsan tapi dia seketika menyadari sia sia saja dia mengeluh, karena tidak ada yang mendengarnya.

"Huh! Panas bat!" keluh Raisya kesal.

Gimana tidak kesal? Sudah tiga puluh lima menit dia adalah ada di lapangan yang panas.

"Maaf."

Suara itu berhasil membuat Raisya menoleh dengan kesalnya. Wait?Seorang cowok ikut berdiri di samping Raisya. Sudah di pastikan bahwa cowok itu mendapatkan hukuman yang sama seperti Raisya.

"Lo dapetin hukuman juga?" tanya Raisya ke cowok itu.

Cowok itu menoleh kearah Raisya kemudian tersenyum tipis, dia mengangguk.

"Tapi--"

"MARK! RAISYA! JANGAN BERBICARA! MERENUNGLAH KALIAN!" teriakan Miss Seohyun entah dari mana mampu membuat ucapan Raisya terpotong.

Mark? Cowok itu bernama Mark Lee, orang biasanya memanggilnya Mark.

Raisya menghela napasnya kasar dan menatap kembali tiang bendera yang ada di hadapannya sementara Mark menatap Raisya dari samping.

"Mulai sekarang lo pacar gue!"

Siapa yang ngajak dia bicara? Itu yang Raisya pikirkan. Tapi, Raisya penasaran jadi dia menoleh kearah Mark.

Gak ada siapa siapa. Hantukah? Raisya merasa ketakutan sekarang, dia langsung menatap Mark dengan kerutan di keningnya.

"Lo ngomong apa siapa?"

"Lo."

Raisya menunjuk dirinya sendiri. "Gue? Aneh lo." ucap Raisya lalu terkekeh pelan.

"Gue serius kali! Dan gue gak nerima penolakan!" tegas Mark dengan wajah datarnya.

Fix! Raisya langsung terkejut, dia berusaha mencari alasan untuk menolak Mark.

KRINGG

Bel istirahat berbunyi. Raisya dan Mark menatap sekeliling sekolah, mereka melihat para siswa siswi mulai keluar dari kelas.

Raisya menatap cowok itu kembali rupanya Mark sibuk melihat sekeliling sekolah dan Raisya mengambil kesempatan itu untuk pergi.

Tidak menunggu waktu lagi Raisya berlari pergi meninggalkan Mark yang mulai sadar kalau dia tinggal sendiri oleh Raisya, Mark langsung berteriak memanggil Raisya untuk kembali tapi sepertinya Raisya mengabaikannya dan terus berlari pergi menuju kantin untuk menemui teman temannya.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

"WEH ANJIR, JAEM! TUH KACANG GUE SIALAN!"

"BERISIK LO, REN! NTAR GUE BELIIN LAGI SEKARUNG!"

"REN REN, LO KIRA GUE AYAM TIREN, HAH?!"

Sampai di kantin Raisya justru merasa lebih pusing mendengar teriakan kedua sahabatnya yang bisa di bilang tidak ada faedahnya sama sekali. Hanya karena kacang mereka berdua bertengkar. Gak lucu banget.

"BERISIK NAJIS! GUE MAU CERITA!" Raisya sudah kesal sekali dengan kedua sahabatnya yang masih bertengkar.

Irene dan Jaemin langsung diam, mereka berdua menatap Raisya yang sedang membuang muka kearah lain sambil memegang kepala.

"Lo kenapa?" tanya Jaemin bingung.

"Iya dah, lo ngapa?" tanya Irene kepo.

Raisya menatap kedua sahabatnya, dia agak ragu bilang hal tadi. Tapi, Raisya butuh saran dari kedua makhluk yang ada di hadapannya sekarang.

Raisya menatap Jaemin. "Jaem, lo kenal sama mark?" tanya Raisya yang di angguki oleh Jaemin.

"Lah? Mark Lee? anak genius itu? Weh, siapa yang gak kenal. Dia itu anak semata wayang bahkan dia pemilik sekolah ini sekaligus pewaris Lee Coporation yaitu perusahaan besar di dunia ini." jelas Irene yang di setujui Jaemin.

"Lagian lo ada apaan nih ngomongin dia? Suka?" tambah Jaemin dengan menggoda Raisya.

Raisya berdecak kesal.

"Dia itu nembak gue tadi!"

Irene dan Jaemin sedang mencerna kata kata Raisya.

1

2

3

"APA!" teriak Irene dan Jaemin kompak terkejut.

Seketika seisi kantin menatap mereka. Raisya kemudian bangkit dari kursi dengan wajah malunya.

"Maaf semuanya, pas pembagian otak temen temen gue dateng telat jadi cuman dapet ampas." Raisya malu banget ketika Irene dan Jaemin berteriak kencang.

Lima detik kemudian Raisya kembali duduk di bangkunya kembali, dia menatap Irene dan Jaemin dengan tajam seperti pisau.

Raisya mendengus kesal. "Lo berdua bisa gak sih gak usah teriakan? Malu njir malu." kesal Raisya sambil menyerput es teh milik Jaemin kemudian langsung meminumnya.

"Eh, anjir! Es gue itu setan!" Jaemin baru sadar kalau Raisya meminum minumannya, dia merampas gelas minumannya dari Raisya.

Jaemin menatap sedih gelas meminumannya yang hanya sisa sedikit sementara Irene tertawa, karena Jaemin kini merasakan apa yang dia rasakan hari hari kemarin saat Raisya mengambil makanan atau minumannya.

"Tapi, lo serius pacaran sama Mark?" tanya Jaemin penasaran. Kepo.

Raisya mendelik kesal kearah Jaemin. "Ya enggaklah, ya kali gue mau pacaran sama orang gak jelas terus aneh kayak dia. Amit amit jabang bayi." ucap Raisya dengan gaya menjijikkan.

"Hati hati aja kemakan omongan terus lo suka sama Mark apalagi tadi lo bilang amit amit, dulu kan gue sama suho berantem sampe bilang amit amit. Tau taunya gue pacaran sama dia." ucap Irene sok bijak di setujui Jaemin.

"Gak mau gue pacaran sama dia!"

TBC

Posesif x Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang