CHAPTER 4

5.8K 540 49
                                    

Raisya sedang mengobati luka lebam di wajah Mark dengan hati hati, dia melirik wajah Mark yang datar sedang menatapnya yang serius mengobati luka lebam dengan hati hati.

Mereka berdua sedang berada di uks. Mark sedang duduk di pinggir kasur sementara Raisya duduk di kursi berhadapan dengan Mark.

"Bilang kalau ke aku kalau ada orang yang menyakiti kamu. Maka orang itu akan hilang."

DEG

Pelase ini tidak ada syuting Dilan season dua di sekolah ini. Mark memakai dialog Dilan terus menerus hingga sedikit Raisya baper kepada Mark.

Raisya mendengus kesal. "Plis deh, lo tuh bukan Dilan jadi udah gak usah belaga kayak Dilan deh. Gak cocok." kesal Raisya.

"Tapi kata Doyoung kamu itu suka sama karakter Dilan terus dialognya juga. Jadi, aku mau kayak Dilan biar kamu suka sama aku."

"Jangan dengerin apa kata kata Doyoung, dia itu orang gila. Sesat lo sama dia. Kayak gue waktu gue masih umur dua belas tahun, dia ngajakin gue ngambil mangga tetangga tapi pas gue udah di atas pohon dia malah ninggalin gue sampe gue kegep terus dibawa ke kantor komplek. Sesat emang tuh orang. Pokoknya lo gak boleh percaya sama apa yang dia omongin." curhat Raisya kesal dan panjang kali lebar seperti rumus persegi panjang tapi lebih panjang.

Mark terkekeh mendengar curhatan kesal Raisya tentang Doyoung yang selalu menjahili kekasihnya itu.

"Oke udah selesai," Raisya bangkit dari kursi kemudian membuang kapas di tempat sampah kecil. "Gue laper ih." lanjut Raisya seraya memegang perutnya.

Mark tersenyum melihat Raisya yang sedang memegang perutnya sesekali menepuk perutnya pelan. Kekasihnya itu sangat menggemaskan.

"Mau makan apa?"

"Gue mau ke kantin aja kali aja ada yang neraktir." tanpa menunggu Mark berbicara lagi Raisya langsung berlari pergi keluar meninggalkan Mark sendiri yang teriak memanggilnya untuk kembali tapi Raisya mengabaikannya.

Sebenarnya Raisya tidak lapar tapi dia ingin menghindar dari Mark yang terus mengejarnya. Bagus tidak aktingnya? Tentu saja bagus.

Kini Raisya berlari larian menuju kantin dengan napas terengah-engah seperti di kejar maling. Baru saja sampai kantin, dia melihat Mark yang bergabung dengan teman temannya bahkan Irene dan Jaemin ikutan ada disana.

Raisya mengurungkan niatnya untuk menghampiri Irene dan Jaemin, dia pergi ke kelasnya kembali. Sesampainya di kelas Raisya langsung duduk di bangku paling pojok yaitu tempat Jaemin dan tertidur di sana dengan bantalan tas Jaemin.


☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆



"WOY BANGUN WOY!"

"DEMI KANCUT MIMI PERI YANG UDAH ROBEK! RAISYA BANGUN!"

"BANGUN WOY UDAH SORE!"

"Sayang bangun udah sore."

Ini udah jam tiga sore tapi Raisya belum bangun padahal bel pulang baru saja berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Pada akhirnya Jaemin, Irene, Doyoung, Mark membangunkan Raisya dengan suara teriakan mereka kecuali Mark.

Tidur Raisya terusik saat mendengar teriakan yang menganggu tidur nyenyaknya, dia membuka matanya perlahan lahan sambil mengelap air liurnya.

"Ih, nanjis jorok banget lo. Gak like aqutuh." Jaemin memasang wajah jijiknya.

Raisya melihat orang orang yang membangunkannya yaitu Doyoung, Irene, Jaemin, dan Mark. Ah, apa tadi? Mark? Oh astaga Raisya harus kabur sekarang.

"DOYOUNG, INI JAM BERAPA?! GUE LUPA LES!" teriak heboh Raisya kemudian bangkit dan berlari menuju bangkunya.

Raisya buru buru membereskan barang barangnya di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas, dia menyambar tasnya lalu berlari pergi meninggalkan Irene, Jaemin, dan Doyoung saling berpandang.

"Sejak kapan Raisya les?" tanya mereka bertiga kompak. Bingung.

Mendengar ketiga orang itu, Mark langsung berlari menyusul Raisya. Mark mengetahui bahwa kekasihnya itu menghindar darinya.

Di tempat lain Raisya berlari panik kearah halte bus. Usaha Raisya untuk menghindari Mark sangat sia sia, karena Mark mengendarai motornya dan menghalanginya berlari di hadapannya.

Raisya gelagapan. "Mar--Mark? Lo ngapain di sini? Gue mau balik." tanya Raisya gugup.

"Katanya tadi mau nemuin guru les, ayo aku anterin." demi apapun sekarang Raisya panik.

"Ah, iya gue baru dapet telepon tadi katanya gurunya gak mau nikah sama ceweknya." bohong Raisya dengan cengiran khas dirinya.

"Bagus deh mulai besok kamu belajar sama aku aja," Raisya melongo mendengar ucapan Mark. "Yaudah, kamu mau pulangkan? Biar aku anterin." ucap Mark seraya menarik tangan Raisya mendekat kearahnya.

Raisya tidak bisa menolak lagi sekarang, dia benar benar terjebak.

TBC

Posesif x Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang