CHAPTER 8

4.6K 402 1
                                    

"Gue mau bicara sama Seulgi bukan sama kalian."

Ucapan dingin Raisya membuat teman temannya langsung menatap Raisya ngeri terutama Doyoung selaku sepupu dari Raisya, baru kali ini Doyoung mendengar Raisya berbicara dingin apalagi memasang wajah datar.

"Kalian semua boleh pergi kecuali Seulgi."

Teman teman Raisya langsung bangkit dari kursi, mereka berjalan pergi meninggalkan Raisya dengan Seulgi berdua. Mereka duduk sampingan.

"Park Jisung, dia adik gue yang hilang."

DEG

Raisya membulatkan matanya tidak percaya. Seulgi? Kakak dari Jisung, sebenarnya sih Raisya percaya karena marga mereka sama tapi itukan hanya marga, semua orang juga pasti ada yang mempunyai marga sama.

"Orang tua gue meninggal pas insiden kecelakaan pesawat, saat itu gue selamat dari kecelakaan pesawat walaupun gue harus koma selama satu bulan lamanya. Gue balik kerumah dan gak nemuin Jisung sama sekali, ternyata paman gue ngusir Jisung dan dia bilang ke Jisung kalau gue sama orang tua gue udah meninggal padahal paman gue tau kalau gue masih hidup bahkan gue juga diusir sama paman gue karena paman gue ngambil semua harta peninggalan orang tua gue." jelas Seulgi dengan menangis terisak.

Raisya menepuk pelan pundak kanan Seulgi yang menangis.

"Selesai ujian, kita ketemu sama Jisung," ucap Raisya pelan serta memalingkan wajahnya ketempat lain. "Jisung mengidap penyakit leukimia stadium akhir, gi." lanjut Raisya yang membuat Seulgi terkejut dan menumpahkan airmatanya kembali.

Seulgi menangis terisak kemudian menundukkan kepalanya sementara itu Raisya segera memeluk Seulgi dari samping. Tanpa sadar Raisya ikut menangis.

"WEH WEH ADA YANG NANGIS NANGISAN!"

Mendengar teriakan itu yang mendekat, itu adalah teriakan teman temannya. Raisya melepaskan pelukannya, dia menyeruput jus apelnya dan meminumnya dengan habis. Setelah itu, dia meletakkan gelas serta menyelipkan uang berwarna biru di bawah gelas jusnya.

Raisya menoleh kearah Seulgi. "Gue pamit dulu." pamit Raisya lalu bangkit dan berjalan pergi.

Secara tidak sengaja Mark menahan lengan Raisya agar tidak pergi, tapi Raisya menepisnya dengan kuat dan berlari pergi.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar tiga puluh menit yang lalu tapi Raisya masih menunggu jemputan di depan gerbang sekolahnya. Sekolah juga sudah sepi, tidak ada orang bahkan satpam sudah pulang.

"Sya?"

Raisya menoleh terkejut saat melihat Suho menghampirinya. Ia mengingat kejadian dimana Suho ingin melayangkan sebuah tamparan untuknya tapi beruntung Mark menolongnya.

"Eh, Suho. Gu--"

Belum sempat Raisya berbicara Suho langsung menarik tangan Raisya Mendapatkan hal itu dari Suho membuat Raisya berontak.

"LEPASIN ANJING!" berontak Raisya.

"GAK AKAN! MARK SAMA IRENE DAN DOYOUNG HARUS RASAIN APA YANG GUE RASAIN! GUE BAKALAN BIKIN LO MENDERITA BIAR MEREKA JUGA MENDERITA LEWAT LO!" teriak Suho kencang.

Suho membalikkan tubuh Raisya dan menarik ujung kerah seragam Raisya.

"SUHO BEGO! LEPASIN GUE ANJING!"

"DIEM!"

Suho menyeret tubuh Raisya hingga tubuh Raisya terseret di aspal, dia berjalan menuju belakang sekolah untuk mensiksa Raisya.

Saat ini Raisya merasa kesakitan di bagian lehernya, dia juga merasa sakit pada bagian kakinya yang sudah terluka akibat tajamnya aspal.

"TOLONG! TOLONG GUE!"

PLAKK

Suho menampar pipi kanan Raisya hingga memerah sementara Raisya meringis kesakitan.

"SUHO!"

Teriakan itu berhasil membuat Suho berhenti berjalan dia menoleh ke sumber suara yang letaknya ada di samping kanan Suho. Terlihat Mark dan Taeyong yang memasang wajah emosi mereka.

Mark mendekati Suho dan--

BUGHH

Suho melepaskan tangannya dari kerah Raisya kala dia mendapatkan sebuah pukulan keras mengenai pipi kanannya dari Mark hingga dia terjatuh ke lantai sekolah dengan darah di ujung kanan bibirnya.

Taeyong membantu Raisya berdiri sementara Mark melepaskan almameternya kemudian melemparnya ke arah Taeyong, buru buru Taeyong mengambilnya dan memakaikannya ke tubuh Raisya yang berseragam kotor dan rusak.

"Suruh Raisya pake! Gue mau," Mark menarik kerah Suho. "Gue mau urus bajingan ini!" ucap Mark marah agak teriak.

Mark menyeret Suho sama apa yang Suho lakukan ke Raisya menuju ruang guru, salah bagi Suho jika harus mencari musuh seperti Mark Lee bahkan salah bagi Suho harus menyakiti Raisya karena siapapun yang berani menyakiti Raisya maka Mark akan membuat orang itu menderita semenderita menderitanya.

Mark melempar tubuh Suho kedalam ruang guru hingga membuat guru guru yang sedang rapat langsung terkejut melihat wajah Suho penuh lebam dan luka luka.

"KELUARKAN DIA DARI SEKOLAH INI!" ucap Mark final ke kepada kepala sekolah.

Mark menatap Suho kembali. "Group Kim, gue bakalan narik semua saham ayah gue di sana! Siap siap aja lo hidup gelandangan!" ucap Mark lagi final kemudian berlalu pergi.

Suara kemarahan Mark mampu di dengar Taeyong dan Raisya saat ini. Dalam hati Raisya merasa bersyukur jika masih ada yang menolongnya bahkan yang menolong adalah kekasihnya.

"Ayo pulang."

Raisya terkejut saat melihat Mark sudah ada di depannya, dia celingak celinguk untuk mencari keberadaan Taeyong yang sudah tidak ada. Sialan! Taeyong kabur meninggalkannya bersama Mark.

"Aku anter pulang, ya?" ucap Mark pelan dengan senyuman manisnya.

Raisya mengangguk pelan. "Boleh, tapi kayaknya kaki gue sakit." ucap Raisya sedikit meringis sambil melihat kakinya yang terluka.

"Yaudah, kalau gitu harusnya sih--"

Belum sempat Mark melanjutkan kata katanya, dia sudah menggendong Raisya ala bridal style kemudian tertawa.

Raisya membulatkan matanya tidak percaya, ia tidak percaya Mark menggendongnya saat ini.

"MARK IH! NAKAL! GUE NTAR JATOH!"

"HAHAHA GAK MAU!"

Buru buru Raisya mengalungkan sepasang tangannya di leher Mark. Please, Jantung Raisya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya apalagi melihat Mark tertawa.

TBC

Posesif x Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang