Chapt 6 - I know

160 51 12
                                    

Mungkin jika perasaan yang kumiliki begitu egois ,aku akan kehilanganmu. Bukan memiliki.
.

.

.

.

****

Keheningan menyapu seisi ruang apartemen Minhyun. Momen tadi terekam jelas dan selalu mengulang-ulang dalam kepala Minhyun.

"Kau harus tahu Jiwon, semakin lama aku semakin sulit untuk menahan diri ini", ucap Minhyun yang menyandarkan tubuhnya pada sofa putih miliknya.

Untuk beberapa menit Minhyun tenggelam dalam pikirannya.

Dia merasa semakin lama ia tidak bisa menahan diri saat berada didekat Jiwon.

Untuk saat-saat tertentu ,ia merasa bahwa dirinya begitu dekat dengan Jiwon. Namun disaat yang bersamaan, Minhyun juga merasa dirinya sangat berada jauh dari Jiwon. Hingga mungkin tidak akan pernah bisa menggapainya. Ya, perasaannya.

Pemuda itu tidak tahu sampai kapan ia harus memendam perasaannya ini sendiri. Bersamaan dengan itu, Minhyun tidak mau sesuatu hal yang buruk terjadi pada hubungan mereka karena keegoisan cintanya yang sangat ingin diakui oleh Jiwon.

Kini pandangan pemuda itu tertuju pada kamar mandi, mungkin sedikit siraman air dari shower pada kepalanya dapat menurunkan suhu tubuhnya.

.

.

.

.

_
Suara hairdryer mengisi ruang kamar Jiwon.

Setelah selesai dengan dapurnya, Jiwon membersihkan diri dan kini ia sedang mengeringkan rambutnya yang basah.

Seharian ini Jiwon belum menyentuh ponselnya yang dilapisi case berwarna Silver.

Jiwonpun beranjak menuju ranjang dan mengambil ponselnya, tujuan utamanya adalah menghubungi Taehyung untuk menanyakan tentang tugas yang harus mereka selesaikan.

Namun saat pola kuncinya dimasukan, satu pesan dari Jin menghiasi layar Home ponselnya.

"Eoh, Jin oppa. Aku sangat merindukannya". Jari-jari Jiwon membuka pesan yang Jin kirim untuknya.

Beberapa detik kemudian ekspresi wajah Jiwon berubah.

Matanya menampung butiran air yang bersiap meloloskan diri dari sudut matanya.

Isi pesan itu membuat Jiwon berpikir kalau Jin kakak satu-satunya yang ia miliki sangat menyayangi dan mengkhawatirkannya. Bahkan disaat sibuk seperti ini dia masih saja memikirkan Jiwon.

"Sungguh, kau benar-benar seperti Appa. Aku merindukanmu oppa".

Jari-jari lentik dan indah itu sibuk membalas pesan dari Jin.

Setelah selesai membalas pesan dari Jin, kini saatnya Jiwon menghubungi Taehyung.

Matanya fokus pada layar ponsel mencari kontak Taehyung. Setelah berhasil menemukannya, Jiwon segera menekan tombol Call.

"Yeoboseo"

'Eoh, ada apa?'

"Ada apa kau bilang?, apa kau lupa kalau kita memiliki tugas bersama?"

'Eoh, aku ingat'

"Lalu, kapan kita akan mulai mengerjakannya?"

'Baiklah satu jam dari sekarang kita bertemu di Mango Six caffe'

Day DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang