Chapt 13 - Speechless

104 14 1
                                    


Silau matahari berhasil memasuki celah gorden jendala kamar yang sedikit terbuka. Kini pantulan cahayanya mendarat tepat diwajah Jiwon yang awalnya masih terlelap dalam tidurnya.

Kini Jiwon meregangkan tubuhnya. Membuka mata dengan susah payah secara perlahan. Menghela nafas sejenak. Melihat pemandangan wajah gadis yang entah kenapa kini membuat Jiwon mulai tak menyukainya.

Ingin rasanya Jiwon mengajukan banyak pertanyaan 'Kenapa?' pada gadis yang masih tertidur lelap dalam ranjang yang sama dengan Jiwon.

Jiwon menghela nafas. Memandang langit-langit kamarnya dan mulai memikirkan sesuatu.

Tidak bisa. Jiwon benar-benar ingin mengakhiri sandiwaranya ini. Berpura-pura tidak tau apa yang diam-diam dilakukan sahabatnya. Menerima dan berlaku hal seperti tidak terjadi apapun diantara mereka. Jiwon semakin menolak hal itu.

Terlebih untuk saat ini, wajah gadis itu semakin sering Jiwon lihat semenjak ia tinggal bersama.

"Kau sudah bangun Jiwon-ahh" tanya sang gadis yang sedang Jiwon pikirkan dan memecahkan lamunannya.

"Eoh. Baru saja" simpul senyum Jiwon lukiskan.

"Soohyun-ahh, mau keluar bersamaku hari ini?" ucap Jiwon sedikit ragu.

"Hmm.. Ayo kita jalan-jalan" balasnya.

.

.

.

Menyelinap seperti seorang pencuri. Membuka pintu kamar Jin dengan sangat hati-hati.

Masih tertidur dengan lelap. Raut wajah lelah sangat terlihat pada Jin.

"Oppa, kau pulang jam berapa semalam? Kau bilang hanya mengembalikan mobil. Tapi kenapa sampai sangat larut?" ucap Jiwon sangat pelan dengan memandang hangat wajah yang sangat Jiwon rindukan.

Mengambil posisi berbaring dibelakang Jin. Kini Jiwon tengah memeluk Jin dari belakang. Melepas rindu yang telah lama ia rasakan hingga membangunkan namja itu.

Jin mengengok sejenak memastikan siapa yang tengah memeluknya, "Eoh, Apa adik kecil yang telah memiliki kekasih ini sangat merindukan-ku?" ucap Jin dengan suara paraunya.

"Berhenti meledek-ku, Oppa" Jiwon mengeratkan pelukkannya.

"Kurasa dia pria yang baik. Dia juga lumayan tampan walau tidak setampanku"

"Baiklah, Oppa-ku memang yang paling tampan" ejek Jiwon dan merubah posisinya menjadi duduk.

"Oppa, siang ini aku akan pergi keluar dengan Soohyun sebentar. Kau tidak boleh kemana-mana sampai aku kembali. Mengerti?" titah Jiwon mengancam.

Jin tertawa, "baiklah nona Kim. Apa aku perlu mengantarmu bertemu Soohyun?"

Jiwon terdiam sejenak. Ia lupa kalau ia belum memberitahu Jin kalau Soohyun sementara ini tinggal bersama mereka.
Dan mereka belum sempat bertemu karena Jin pulang sangat larut, dan sampai pagi ini mereka belum bertemu.

"Omo, aku lupa memberitahu mu. Sudah beberapa minggu ini Soohyun tinggal bersama-ku Oppa, disini. Dan sekarang dia masih tertidur dikamar-ku"

Jin melipat kedua tangannya dibelakang kepala dengan posisi masih berbaring. "Tinggal disini? Kenapa?" lanjut Jin penasaran.

Jiwon menceritakan semua kronologi yang terjadi pada Soohyun dan keluarganya. Jin tenang mendengarkan dan memperhatikan sang adik yang selalu menggemaskan walau sedikit mulai terlihat lebih dewasa saat ini.

"Apa kau tidak keberatan Oppa?" tanya Jiwon diakhir ceritanya.

"Tentu saja tidak"

.

Day DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang