- Author Pov -"Aku akan menghubungi Minhyun agar segera menjeput kita kerumah-mu, bagaimana?" ucap Jiwon yang fokus pada ponselnya.
"Apa tidak akan merepotkan?" Soohyun menundukan wajahnya dengan raut wajah yanh sedikit merasa tidak enak.
Dengan sigap Jiwon merangkul bahu Soohyun dan memasang wajah jahilnya, "Kau tau, dia lebih suka jika direpotkan. Tenang saja"
'Jangan membuatku semakin membenci-mu, Kim Jiwon' Batin Soohyun.
"Hmm, baiklah. Tunggu sebentar aku hanya akan mengambil beberapa pakaian dan buku"
Soohyun meninggalkan Jiwon tanpa membiarkannya masuk kedalam rumahnya. Bukan, lebih tepatnya itu bagaikan neraka bagi Soohyun.
Untuk beberapa saat Jiwon hanya berdiam diri depan rumah Soohyun yang sedang mengemasi barangnya. Hingga sesaat kemudian terdengar suara teriakan dan suara benda yang sepertinya dihantam keras, dan itu sontak membuat Jiwon terkejut, takut dan sangat mengkhawatirkan sahabatnya yang belum juga keluar dari dalam rumah itu.
Drrttt..
Drrttt..Jiwon merasakan sesuatu bergetar dari saku jaket yang ia kenakan.
Hyuniee~
Nama yang terpampang dalam panggilan masuk diponsel Jiwon.
"Yeoboseyo, Jiwon-ahh kau dimana? Aku sudah berada didekat rumah Soohyun"
"Hyunie, cepat kesini. A..apa yang harus aku lakukan?" jawab Jiwon dengan suara yang hampir menangis.
"Kau baik-baik saja? Tunggulah"
Minhyun menutup teleponnya sepihak dan bergegas memarkirkan mobilnya dan berlari menuju rumah Soohyun.Tak lama suara pintu terbuka dengan menampilkan seorang pria paruh baya yang menyeret dan mendorong anak gadisnya keluar dari rumah dan juga melempar sebuah koper dengan keras kearah gadis itu.
Minhyun yang sampai dirumah Soohyun dengan nafas terengah-engah segera memeluk Jiwon yang tengah menyaksikan sahabatnya diusir dari rumah oleh ayah kandungnya sendiri.
Sebenarnya tanpa diusir-pun Jiwon tau kalau sahabatnya memang sangat ingin keluar dari rumah itu."Dasar anak tidak tau diri! Kau dan ibumu benar-benar merepotkan! Jika kau ingin pergi dari sini, pergilah! Bawa semua barang-barangmu dan jangan pernah menginjakan kaki-mu lagi dirumah ini!"
Ya, pria paruh baya yang setengah mabuk itu adalah ayah Soohyun. Ia benar-benar ayah terjahat yang pernah Jiwon lihat, sangat mengerikan. Mungkin Jiwon berpikir bahwa panggilan 'ayah' sungguh sangat tidak cocok untuknya.
Bukankah seorang ayah seharusnya menyayangi dan menjaga anaknya? Terlebih lagi jika anaknya seorang gadis.Suara pintu terdengar sangat keras saat ayah Soohyun menutupnya dengan kencang.
"Soohyun-ah, kau baik-baik saja?" Jiwon menatap Soohyun dengan tatapan cemas. Bagaimana tidak? Terdapat sedikit lebam pada sisi kiri matanya dan juga bibirnya sedikit mengeluarkan darah.
Soohyun hanya bisa menundukan kepalanya karna merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi padanya dan disaksikan oleh sahabat dan pria yang sangat ia sukai, Minhyun.
'Memalukan' ucap batinnya dengan senyum mengerikan yang ia sembunyikan dengan menundukan kepalanya.
Soohyun mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya dan tersenyum miris atas keadaan dirinya saat ini.
Minhyun menatap gadis yang cukup menyedihkan itu sesaat, kemudian membantunya berdiri. Kali ini Minhyun melakukan hal yang sangat mengejutkan Jiwon dan juga Soohyun tentunya. Ya, Minhyun memeluk Soohyun dan membelai lembut rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day Dream
Fanfiction"Berhentilah menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada hatimu. Ketika seseorang tidak membalas perasaan yang kau kirim dan membuatmu terluka, bukan berarti dia adalah orang yang jahat. Kau tau? Dia juga memiliki pilihan untuk tidak mencintai...