8 - Day 4

416 53 5
                                    

Dia Bisa Terlihat, Bisa Juga Tidak Terlihat.

Hari keempat. Sinar mentari pagi mengusik tidur pulas Vanesha. Ia melihat Della sedang menyibak tirai.

"Selamat pagi, Vanesha." sapa Della dengan senyuman terkembang di wajahnya.

"Pagi juga, Del." sahut Vanesha.

Vanesha meregangkan tubuhnya dan menguap lebar.

***

Suara dengkuran Joe membuat tidur Pian terganggu, ia mengerjapkan matanya.

Pian mengambil ponselnya di atas nakas, kemudian ia mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang.

Pian mendengus kesal melihat sinyal di ponselnya menghilang. "Ah... kok hilang sih."

***

"Van, tolong ambilin kecap di situ." titah Della seraya menunjuk.

Suara alat-alat masak saling bergesekan di dapur. Della, Vanesha dan Karin sedang memasak untuk makan pagi mereka bertujuh.

Tujuh menit kemudian, makanan sudah terjadi. Suara dentingan sendok mengisi ruangan, mereka bertujuh sedang makan pagi.

***

Malam ini adalah malam jumat. Di kamar Vanesha sedang menyisir rambutnya dan Karin merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil memainkan ponsel di tangannya.

Della keluar dari kamar mandi, setelah mengambil air wudhu.

"Kalian berdua nggak sholat?" tanya Della pada Vanesha dan Karin.

"Nanti aja." jawab Karin dengan nada malas.

Della selalu mengingat pesan Abang Ega-abang Della untuk sholat tepat waktu. Kemudian ia memakai mukena dan mengelar sajadahnya.

***

Pian menuruni anak tangga menuju dapur. Sesampainya di dapur, Pian mengambil gelas kecil untuk membuat kopi hitam.

Sedari tadi Pian bersiul sambil melipatkan kedua tangannya di dada menunggu air panas yang di masaknya hingga mendidih.

Tiba-tiba lampu dapur mati seketika.

"Woy jangan bercanda nggak lucu!" geram Pian kesal.

Tidak lama kemudian, lampu dapur hidup kembali.

***

Vanesha kaget seketika mendengar suara gemuruh petir yang menyambar.

Della merapikan sajadahnya kembali.

Beberapa menit kemudian, lampu cottage padam semuanya.

Della, Vanesha dan Karin teriak histeris bersamaan. Degup jantung mereka berdetak kencang. Kenapa cottage sebagus ini bisa mati lampu? batin Della bertanya.

***

Pian berdesis kesal ketika lampu cottage benar-benar padam semua. Air panas yang di masakanya sudah mendidih dari tadi.

***

"Bentar gue ambil senter dulu." kata Della.

Della menambil senter dari dalam tas dan menghidupkannya.

Tiba-tiba tirai dan jendela kamar cottage terbuka dengan sendirinya, Della mengarahkan senter ke sana.

Vanesha dan Karin sedang berpelukan karena ketakutan.

Della berjalan gontai menutup tirai dan jendela kamar cottage yang terbuka.

Pian menaruh kopi hitam buatannya di atas nakas, ia mendengar suara dari kamar mandi.

Pian mengerutkan keningnya, "Kalau Joe tidur terus siapa yang ada di kamar mandi?'' tanyanya pada diri sendiri. Pian berjalan perlahan-lahan menuju pintu kamar mandi.

Beberapa jam kemudian lampu cottage yang sempat padam, menyala kembali.

Pulau Tak Berpenghuni [Completed] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang