Part 11

1K 184 2
                                    

KYUNGSOO POV


“Kyung?” ah chanyeol memanggilku, kualihkan pandangan kearahnya yang sedang mengemudi disampingku, “Iya chan?.”
“kenapa kau diam saja sejak tadi?.”
“Ah tidak apa-apa” bohongku, dia tersenyum dan kembali fokus mengemudi. Aku hanya kepikiran jongin. Ekspresinya seperti mengatakan kekecewaan tadi sewaktu mengembalikan ponselku, apa jongin mendengar aku berbincang dengan chanyeol tadi. Pesanku juga tidak dibalas, biasanya dia sangat cepat membalas pesanku.
Aku jadi kahwatir, aku takut—kenapa perasaanku jadi tidak tenang. Sebaiknya besok aku menemuinya.

Setelah pulang dari mengantar chanyeol untuk membeli kado untuk yoora unnie, aku langsung beristirahat dikamarku. Menikmati segarnya guyuran air hangat yang merilekskan tubuhku.

Ah— aku mengalihkan pandangan keponselku yang berada ditempat tidur. Kenapa jongin masih belum membalas pesanku? Mungkin dia lelah dan langsung tidur. Memang kebiasaanya jika lelah kemudian tidur hingga lupa waktu. Pasti dia akan terbangun besok pagi.
Jongin itu lucu, entahlah. Aku selalu senang saat bersamanya, ada perasaan dimana aku tidak merasakan ketika bersama lelaki lain. Hanya dengan jongin aku melupakan berapa usiaku, haha. Dia selalu membuatku tertawa dan melupakan segala masalahku. Masalah dikantor—dirumah terutama tentang ibu yang selalu memintaku untuk segera menikah. Dia akan selalu mengatakan ‘Nuna tidak perlu kahwatir, aku akan belajar dengan sungguh-sungguh dan segera melamar nuna. Katakan pada ibu Wu seperti itu’ itu selalu membuatku tertawa dan tenaang.

Menyukai jongin? Aku jadi ingat pertanyaan chan tadi, huh. Aku sendiri masih bingung, apakah ini perasaan lebih dari sekedar menyukai. Tapi jongin masih kecil dan masih bersekolah, sedangkan aku? Aku ini seperti perawan tua, ah terkadang memang benar perkataan ibuku. Aku ini memang harus segera menikah karena umurku akan terus bertambah, tapi aku belum menemukan lelaki yang cocok.

Aku tidak pemilih! Jangan beranggapan aku ini terlalu menaruh kriteria yang tinggi, aku hanya belum merasa nyaman saja dengan lelaki manapun, kecuali—jongin, hah!


Jongin

Jongin


Kim jongin, dia jauh lebih muda dariku. Nyaman? Yah, tidak munafik jika aku selalu nyaman dengan jongin. Tapi sekali lagi dia jauh lebih muda dariku. Apa kata orang nanti jika aku benar-benar menyukai jongin dan berpacaran kemudian menikah?

Tidak!— Tidak!—Tidak!
Aku tidak mungkin menyukai jongin, selisih umur ku dengannya terlalu jauh. Huh! Bolehkah aku bertukar posisi dengan luhan? Jadi aku akan seumuran dengan jongin, huweee ibuuuuuuu. Kenapa putrimu ini, ibuuu…

Bruk!

Aku membanting kasar tubuhku ke Kasur empuk kamarku. Ah, ini selalu nyaman, setelah bekerja dan menemani jongin belajar, ini terasa surga sekaliii. Sebaiknya aku tidur, besok aku akan bertemu dengan jongin.

Bronies (Brondong Manies) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang