"Aku baru berusia delapan belas tahun Papa! Jangan merusak hari ulang tahunku ini dengan segala pembicaraan mengenai perjodohan dan hal apapun mengenai perusahaan! Aku tidak mau!" Puteri satu – satunya dari Keluarga Byun beranjak berdiri dari kursi makannya, melangkah penuh emosi dan tergesa - gesa untuk segera meninggalkan ruangan makan, dirinya tidak memikirkan bagaimana keadaan lilin dan kue ulang tahunnya disana yang belum ia tiup dan nikmati yang ia pikirkan adalah keluar dari hadapan kedua orang tuanya.
Baekhyun tidak peduli bila Papa dan Mamanya mungkin akan marah dan mencoret namanya dari daftar keluarga Byun, karena mungkin itu yang terbaik dibandingkan harus mendengarkan segala omongan mengenai perjodohan dirinya.
Gadis yang kini berusia delapan belas tahun itu berlari keluar rumah, masuk kedalam mobil miliknya—hadiah ulang tahun hari itu—dan langsung menyalakan mesin dan menjalankannya keluar area rumah dengan kecepatan yang bisa dibilang tidaklah normal. Gadis itu mengumpat penuh emosi merutuki setiap ingatan yang ada dalam pikirannya mengenai segala pembicaraan yang dikatakan Papa-nya mengenai perjodohan yang akan kedua orang tuanya lakukan agar ia bisa mendapatkan suami yang terbaik, maksudya dalam segi finansial, latar belakang keluarga dan juga penampilannya.
Baekhyun mengusap air matanya berkali – kali dari kedua pipinya, berusaha mempertahankan penglihatan dihadapannya untuk fokus menyetir tapi ia juga tidak bisa menahan segala rasa kecewa, sedih dan kesal dari dalam hatinya saat ini. Baekhyun membawa mobilnya melaju kencang membelah jalanan kota Seoul yang nampak sepi dan ia baru menyadari bahwa saat ini jam di kota tersebut menunjukkan pukul setengah satu dini hari. Baekhyun menenangkan dirinya sebentar setelah ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang sangat sepi. Kepalanya menunduk pada stri mobil dan tangisannya kembali terdengar dengan kencang.
Isakan tangis, umpatan serta beberapa pukulan kencang dilayangkan pada stir kemudi hingga terdengar bunyi klackson karena Baekhyun tepat mengenai bagian tengah kemudi itu, ia melonjak kaget dengan sendirinya mendengar suara klackson dari mobilnya dan juga karena suara dering handphone di kantung celananya.
ChanyeolIie is calling..
Baekhyun semakin lesu dan menunduk melihat nama yang tertera pada layar handphonenya. Biasanya ia akan bahagia melihat nama itu tertera di layarnya, tapi mengingat kondisi saat ini sangatlah menyedihkan dan Baekhyun tidak sanggup untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
Ia mengabaikan telepon itu hingga dering untuk keempat kalinya, berharap Pria itu yang juga sahabatnya tidak akan meneleponnya lagi.
Bunyi suara notifikasi pesan masuk terdengar kali ini. Baekhyun membuka kotak masuk di handphonenya dan membaca pesan yang masuk disana, dikirmkan oleh orang yang sama yang sudah berulang kali meneleponnya.
From : Chanyeollie
Buka pintu mobilmu Nona Muda.
Seketika wajahnya menoleh kearah samping jalan dan sosok yang bernama Chanyeol berada disana, melambaikan tangannya dan juga menggesturkan tangannya untuk meminta Baekhyun membuka pintunya, dan tangisan Baekhyun malah semakin kencang dan histeris dari sebelumnya. Ia tetap membukakan pintu mobilnya dan ketika Chanyeol masuk kedalam dan duduk pada kursi penumpang, Baekhyun memeluk erat badan Chanyeol serta bergumam tidak jelas melampiaskan segala kekesalannya, dan Chanyeol disana, membalas pelukannya dengan begitu erat serta menangkan Sang Nona Muda yang tengah meluapkan segala polemik di hatinya.
Chanyeol tidak melakukan apapun untuk menenangkan gadis yang berada dalam pelukannya, yang ia lakukan hanyalah memberikan usapan pelan pada kepala dan punggung serta kecupan singkat di pucuk kepala Baekhyun, pendengarannya mendengarkan semua keluh kesah yang Baekhyun ungkapkan dan Chanyeol sama sekali tidak membantah atau memotongnya sejak awal gadis itu bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS ROMANCE - END (CETAK)
RomancePerjanjian dalam bisnis yang mereka buat menjadi penghalang melanjutkan keinginan masing - masing untuk saling bercinta. [CHANBAEK] [GS]