"Singkirin tangan kotor loe itu dari pinggang cewek gue" Sebuah suara menggema menginterupsi dua orang yang sedang berdiri dengan tubuh saling menempel itu.
Yuki dan seorang pria yang menolongnya tadi menoleh ke belakang. Dimana sumber suara itu berasal.
"Honey." kaget Yuki melihat Aliando yang menatapnya penuh emosi.
Yuki menundukkan pandangannya dan dia melotot kaget karena dirinya masih ada di pelukan cowok ini.
Yuki segera melepaskan dirinya. Sedangkan cowok tadi hanya diam.
"Sini bie." pinta Ali saat sudah berada di hadapan mereka.
Dan setelah Yuki jalan kearahnya, Ali segera membawa Yuki ke pelukannya. Dia gak trima kalo ada orang lain yang bebas memeluk Yuki selain dirinya. Bilang saja kalo dia over protektif. Bahkan Ali tidak perduli dengan sebutan itu.
"Sekali lagi loe sentuh Yuki. Gue gak akan segan-segan buat habisin lo." Tegas Aliando memandang pria di depannya.
"Li.. Loe salah paham. Gue gak ada niat apapun kok." jelas cowok tadi.
"Cihhh.. mulut sama hati belum tentu sama" remeh Ali.
"Tadi itu Yuki mau jatuh. Dan gue reflek pegangin dia. Udah itu aja"
"Pegangin tapi keterusan. Masih kurang loe udah ngambil semua kebahagiaan gua ha??? Lo mau ngambil Yuki juga?," teriak Aliando makin emosi.
"Li, inget! Gue ini kakak lo. Kakak kandung lo. Gak mungkin gue kayak gitu." teriak cowok itu sedih melihat adiknya berbuat demikian kepadanya.
"Kakak? Itu dulu, sebelum loe menghancurkan hidup gue. Sebelum loe mengambil semua dari gue" teriak Ali semakin menjadi.
Yuki memejamkan matanya melihat emosi kekasihnya yang meluap-luap. Selalu seperti ini jika Aliando dan kakaknya Axel Matthew saling bertemu.
Tidak ada keramahan, yang ada hanya kebencian dari sang adik. Dan penyesalan dari sang kakak Axel.
"Honey,, stop it. Stop! Please!" Yuki mengelus muka Ali dan diarahkan padanya. Mata Ali yang tadinya menggelap, berangsur angsur meredup ketika melihat Kekasihnya.
Yuki memang segalanya. Yuki adalah obatnya. Obat dari semua rasa sakitnya. Rasa sakit yang dulu cuma dirasakan sendiri oleh Ali.
Ali memeluk Yuki semakin erat dan mencium keningnya sekilas.
"Sekarang lebih baik loe pergi" datar Ali
"Tapi li, kita harus bicara" kekeh Axel
"Gue bilang pergi" geram Aliando.
"Kak Ax, lebih baik kakak sekarang pulang dulu. Please" mohon Yuki yang takut semuanya menjadi semakin kacau.
"Oke gue pulang. Tapi sebelumnya lo harus denger dek. Gue, mommy dan daddy selalu sayang elo. Dan kita berharap loe cepet pulang kerumah lagi. Supaya kita bisa seperti dulu." Axel berbicara lirih sambil menatap adik semata wayangnya. Tapi Aliando tidak menggubris sama sekali. Dia lebih memilih mengalihkan pandangannya.
Axel akhirnya pergi. Tapi sebelum pergi dia menyempatkan diri pamit sama Yuki. Yang hanya dibalas dengan anggukan olehnya.
Setelah Axel pergi Ali memejamkan matanya seraya menghembuskn nafasnya tanda lelah.
'Asal kamu tau bang, aku juga ingin kita seperti dulu. Tapi apa masih bisa. Jika semua sudah berbeda' Aliando membatin.
**

KAMU SEDANG MEMBACA
Barbie Honey
Short StoryKisah cinta antara CEO super sibuk dan Model cantik yang manja. Aliando Syarief. CEO tampan dengan segudang pekerjaannya yang banyak menyita waktu. Dia tampan? Banget. Dia perfeksionis? Iya! Apa lagi soal pekerjaan. Terkenal, kaya, baik hati, kurang...