Part 12

1.5K 137 9
                                    

"Sayang.. aku kangennn!!" Lirih Ali.

Yuki mematung karena mendapat pelukan dari Ali. Pelukan ini. Oh Tuhan,, bahkan Yuki sangat merindukannya. Yuki sangat ingin membalas pelukan Ali. Tapi ego nya melarang hal itu. Entahlah kekecawaan itu masih berkecamuk dalam diri Yuki. Padahal jelas-jelas Mom Ali sudah minta maaf padanya. Lalu apa lagi, kenapa Yuki belum bisa menghilangkan rasa sakit hatinya?

"Lepas kak." lirih Yuki.

"Bie..."

"Aku bilang lepas" Yuki sedikit berteriak dan melepas kasar pelukan Ali.

"Bahkan kamu udah gak mau aku peluk lagi?" tanya Ali sendu.

"Kak.. Kita sekarang udah beda. Kita udah gak pac____"

"Gak apa? Gak pacaran? Itu versi kamu. Kamu memutuskan aku secara sepihak. Bahkan kamu gak memberi kesempatan aku buat ngejelasin apapun. Aku juga punya hak untuk menolak keputusan kamu" Ali sedikit terlihat emosi saat mengungkapkan isi hati yang selama ini di pendamnya.

"Kak.."

"Bie.. hubungan ini bukan main-main, aku gak mau hanya karna satu hal dengan gampangnya kamu bilang putus, pergi ninggalin aku gitu aja. Gak mau ketemu aku sama sekali. Ini bukan penyelesaian"

"...atau memang kamu gak pernah menganggap serius hubungan kita selama ini. Semua yang telah kita lewati. Gak sebentar bie."

"...Kamu udah gak sayang aku?" tanya Ali memandang intens tepat pada mata Yuki.

Yuki menoleh memandang Ali lekat. Tapi hanya sebentar, Yuki langsung memalingkan mukanya menatap obyek lain.
"Kamu tahu jawabannya."

Ali menggenggam lembut tangan Yuki. Di bawanya ke depan bibirnya, dan Ali mencium lembut tangan Yuki lama.

"Aku tau kamu selalu sayang sama aku bie. Tapi apa gunakan saling sayang kalau kita gak bersatu" gumam Ali lirih masih dengan posisi tangan Yuki yang digenggam erat seraya menempel ke bibirnya.

"Kak, bukankah ada yang bilang cinta tak harus memiliki?"

"Bullshitt!! Aku gak percaya ada cinta yang seperti itu. Itu cuma untuk orang yang putus asa. Dan aku bukan salah satu dari orang itu bie."

"Kak.. aku ini manja, gak dewasa, ngambekan, egois, apa yang kak Ali bisa harapin dari gadis seperti aku. Kakak pantes dapet orang yang lebih baik. Mommy kamu bener kak"

Ali terdiam memandang Yuki, Ali kecewa kenapa Yuki malah berfikir seperti itu.

"Kita pulang aja." lirih Ali dengan mimik muka yang sangat kusut.

Yuki tersentak mendapat tanggapan Ali yang seperti ini. Apa kak Ali marah padanya, padahal yang Yuki bilang tadi benar kan.

Yuki mencegah tangan Ali yang hendak memegang setirnya.
"Kak, tunggu."

Ali hanya menoleh ke arah Yuki tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Kakak marah?" tanya Yuki takut-takut.

"Gak"

"Iya marah" ngotot Yuki.

Dan lagi-lagi Ali lebih memilih diam dan hendak menjalankan mobilnya.

"Ishh.. Ngomong dulu,!" kebiasaan!! Yuki yang selalu tidak terima di cuekin Ali selalu merengek manja padanya. Dan tanpa sadar Yuki telah melakukannya sekarang.

Ali tersenyum mendengar rengekan Yuki.
"Kenapa sih sayang..." goda Ali.

Blusshh!! Muka Yuki bersemu merah menyadari kebodohannya barusan. Yuki menyelipkan rambut ke belakang telinga guna menutupi kegugupannya.

Barbie HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang