Ayah ibu dan adikku mengantarkanku sampai di bandara mereka terlihat sedih dengan ke pergianku tapi tak dapat berkata apa apa mereka hanaya bisa melepaskanku dengan senyuman yang mereka di pipi dan membiarkanku mencari jati diriku yang selama ini terkekang oleh kesunyian yang aku buat sendiri tampa teman dan sahabat.mereka sangat mengenaliku karna itu mereka tak mampu mengatakan apapun utk menahanku selain mengatakan "selamat jalan" dan "semoga berhasil" bagi beberapa orang kata kata itu mungkin tak berarti tapi bagiku kata kata yang keluar dari mulut kedua orangtuaku jau lebih berharga dari pada sebuah hadiah atau uang, karna restu merekalah yang paling aku harapkan, aku tahu mereka tidak ingin melepaskanku pergi ke cina, didalam hati mereka menangis ingin memelukku tapi hal tersebut tidak dapat mereka perlihatkan didepan banyak orang.
#####(hawa menuju masuk pesawat yang akan segera lepas landas)
" diharapkan kepada semua" penumpang pesawat. ........ Utk segera menaiki pesawat karna pesawat akan lepas landas dalam 15 menit lagi
Terdengar sebuah suara pengumuman sangat keras yang memanggil penumpang untuk naik kedalammya, awalnya aku terkejut karna pesawatnya berangkat lebih awal dari pada yang di jadwalkan, tapi aku mulai tenag setelah mendengarkan perkataan ibuku yang penuh kasih sayang dan cintanya kepadaku
Pergilah hawa kamu akan terlambat jika disini terus, raih cita-citamu menjadi arsitek terhebar di asia buktikan pada ibu dan ayahmu ini bahwa anak seorang petani juga dapat sukses (ucap ibu ku)
Mendengar hal itupun aku sangat semangat sekaligus sedih melepaskan orang orang yang sangat aku cintai bahkan lebih dari nyawaku sendiri jika orang bilang permata adalah benda yang paling berharga maka bagiku rumahku jauh lebih berharga dari pada permata.Perlahan aku melangkahkan kaki ku masuk menuju pesawat yang akan aku naiki sambil melihat kebelangkan tempat ayah ibu dan adikku berada mereka masih terlihat sedih dan muram tapi mereka berusaha menutupinya dengan senyuman palsu yang terukir di pipi mereka aku kemudian megibar ngibarkan tanganku seraya memberi isarat kepada mereka
"selamat tinggal keluargaku yang aku sayangi" doakan aku ayah ibu*********sampai di cina *******
Aku melangkahkan kakiku keluar dari pesawat yang aku naiki
Udara disi sangat dingin berbeda dengan indonesia yang hangat dan nyaman, mungkin ini perasaan ku saja karna aku tak terbiasa dengan cuaca disini, aku berjalan memutari bandara tapi tak satupun orang dapat ku ajak bicara mereka semua sibuk dengan aktivitasnya masing masing,"Plak"
seseorang memukul pundakku saat aku melihat kebelakang ternaya orangitu adalah seorang polwan berbaju hitam ia mencoba mengajakku bica dengan menggunakan bahasa mandarin tapi tak satupun kata kata yang keluar dari mulutnya aku mengerti semuanya seperti sedang bergumam dimataku
*-'"!'!!?:@/'#$()'"@-/#$@-) "$# ( kearah polwan itu)
Meski tidak mengerti perkataannya tapi aku tahu bahwa eksperi wajahnya mengatakan bahwa ia sedang marah kepadaku aku tidak tau apa salahku tapi begitulah tatapan orang orang disekitarku kepadaku, aku berusaha berbicara kepadanya dengan menggunakan bahasa inggris tapi ia tidak mengerti apa yang aku katakanWhat is this? ( Ucapku pelan kepada polwan itu)
Dia tidak mengerti dan langsung menggemgam erat tanganku dia menarik tubuhku dan menyeretku ke kantor polisi aku binggung tujuh keliling kenapa dia begitu marah kepadaku dan menyeretku ke kantor polisi sebenarnya apa salahku
*********kantor polisi***********Aku melirik ke kiri dan kekananku mereka menatapku sinis, aku duduk di kursi yang ada disitu sementara polwan yang membawaku ke kantor polisi itu peegi melapor kepada atasannya.
Tak lama setelah ia melapor kepada atasannya muncul seorang peria berkulit putih dan berbadan besar dengan wajah yang menyeramkan keluar dari ruangan tempat polwan itu masuk dia menyuruhku masuk kedalam ruanggannya
Aku ketakutan dan gemetar sampai sampai lututku tak mampu menopang tubuhku yang kurus iniDia berbicara kepadaku dengan menggunakan bahasa inggris
" siapa anda kenapa anda" menggunakan cadar dan baju seperti seorang teroris? Itu membuat banyak orang takut
(kata polisi berbadan besar itu kepadaku) aku menjawab pertanyaannya denagn santai"saya seorang muslim merupakan suatu kewajiban bagisaya seorang kaum hawa menggunakan jilbab panjang" (suaraku yang sedikit sedu)
"tapi pakaian anda terlihat" seperti seorang teroris, itu membuat warga sipil takut (jawab police tersebut)
" bukan pakaiyanku yang salah tapi pandangan mereka tentang pakaiyanku yang salah, islam bukanlah teroris, jika seseorang menjadi seorang teroris dan membawa lebel islam, dan mengatas namakan jihat maka sesungguhnya dia bukan seorang muslim, melain kafir
(tegasku kepada polisi itu)Sontak police itu terdiam saat mendengar perkataanku tapi dia tetap tidak menerima pakaianku.
Tapi pakaian anda menutupi semuh tubuh anada bagai mana cara kami mengenali anada jika anda cuman memperlihatkan bola mata anda( jawab polisi itu)
Untuk apa kalian harus mengenaliku bukankah aku tidak cukup berharga untuk kalian kenalin, apa kalian jadi mengnganggapku berharga karna pakaianku?
Kali ini polisi berbadan gempal itu benar benar tidak bisa bicara apa apa lagi di hadapan ku dia hanya terdiam dan membisu
Sampai akhirnya dia mengeluarkan suatu perkataan yang sangat sulit aku bantahYa kamu jadi istimewa bagi kami karna pakaiaanmu, jadi perlihatkanlah wajahmu agar kami dapat melakukan tugas kami
Dengan baik dan benar.Sekarang bukan dia lagi yang terdiam tapi diriku semua anak pana ini sekarang tertuju padaku jika aku tidak membuka cadarku aku akan dihukum dan disangka seorang teroris apakah aku akan meninggalkan perinsip perinsip yang aku pegang teguh selama ini.
Kepalaku memanas serasa ingin mengeluarkan asap, karna kebinggunggan memikirkan apa yang harus aku lakukan,
Hingga pada akhirnya aku harus menyerah pada keadaan yang ada.Polisi berbadan besar itu menyuruh polwan yang menyeretku kesini, untuk melepaskan cadarku dan membandingkannya dengan foto identitasku, saat cadarku mulai terlepas tiba tiba suara pintu ruangan tersebut terbuka lebar semua orang dalam ruangan tersebut terfokus padanya mata mata mereka kini tidak tertuju padaku lagi melainkan ke arah pintu yang terbukak itu, buru buru aku memasang cadarku lagi sebelum sempat terlepas. terlihat seorang pria berperawakan cina dengan kulit putih mulus dan badan yang tinggi dan tegap aku tak dapat melihat mukanya dengan jelas karna dia terlalu tinggi untukku tingginya kira kira 198 cm sementara diriku cuman 165 cm dan sekarangpun aku sedang duduk didalam ruangan tersebut bagai mana mukanya dapat terlihat dengan jelas,
Perlahan pria tinggi itu maju maju dan maju sampai jaraknya denganku haya tersisa 1 meter sekarang wajahnya terlihat jelas dimataku dia sangat tampan dan berkarismatik pantas saja semua orang di ruangan ini terdiam saat melihatnya mereka terpaku dan terpesona dengan pria itu, tapi menurutku ketampananya haya sekedar ciptaan yang maha kuasa yang indah wajah tidaklah penting bagiku yang penting adalah hati
KAMU SEDANG MEMBACA
GO TO CINA
Romance" aku seorang muslim, aku tinggal di cina" dimana islam merupakan agama minoritas disana aku harus bersabar dengan cobaan yang aku adapi dan tetap teguh menggunakan cadarku, aku akan terus memegang teguh perinsip hidupku meski jauh dari tanah airku...