11 (dibalik)

113 11 0
                                    

*
*
*
*
*
Sebelum hawa di bawak kerumah sakit
*
*
*
*
*
*

BERHENTIIIII"

" BERHENTIIIII"

(terdengar 2 buah suara yang diucapkan secara serentak dari arah yang berbeda segera aku membuka mataku, namun  2 buah bua suara yang serentak itu tak mampu menghentikan tangan salah sorang peria yang berbadan besar ini kini jarak tangannya hanya beberapa cm lagi dari tanganku.

" Krekktak" ( suara patahan tanganku)

Segeraa aku berteriak sekerasmungkin.

" AAAAAAHHHHHHHHHHHH "
( UCAPKU MERINTIH KESAKITAN)

Kini tubuhku jantuh tergeletak tak berdaya kesakitan, aku peluk erat tanganku yang kini serasa rmuk tak bertulang,

" ayah ibu..." ( ucapku merintih kesakitan) 

Bulir bulir kembali keluar dari mataku, tak mampu ku bendunglagi, kain hitam yang menutupi wajahku yang tadinya dipenuhi keringat dan bercak dara kini basah oleh air mataku, sakit sungguh sakit,  akuhanya terkapar tak berdaya tak mampu melakukan apapun lagi sekarang semuanya ku pasrakan pada Allah SWT,  perlahan mataku mulai tertutup rapat, aku rabah wajahku yang tertutup kain hitam dengan tangan kiriku cairan berwarnah merah cerah mulai mengucur dari hidungku,  kini aku takmampu menahan rasa sakit yang teramat sangt dari kepala dan tanganku semuanya tercampur adak membuatku tak dapat berpikir jerni, samar samar aku melihat bayangan 2 orang peria jangkung tengah mendekatiku yang terbaring kaku dilantai,  perlahan aku melihat peria peri itu,  terlihat wajah seorang peria yanga sangat manis dengan bola mata panda yang imut sehingga membuat kesan tampan dan cool pada wajah salah satu peria tersebut sementara yang satunya tergambar jelas irismata berwarna biru yang mempesona dan menawan dengan warna rambut pirang,  aku mengenali peria peria tersebut,  salah satu dari peria tersebut adalah kris,  dan salah satunya lagi adalah laki laki yang aku selamatkan tadi, wajah mereka terlihat cemas dan risau dengan keadanku yang kini tak berdaya dilantai perpustakaan yang kotor dan penuh debu.
Aku mulai menggerakkan bibirku naik turun memberi isarat bahwa aku tak apa apa,  setelah isarat kuberikan kini tubuhku tak mampu melawan lagi, mataku kini memejam sempurna tak satupun bayangan bayangan mereka terlihat lagi telingakupun kini tak mampu merespon suara suara, yang kurasakakm hanya kesunyian dalam mimpi yang hening.

Peria berbadan besar yang  mematahkan tangn kananku tadi memandang kris dengan wajah yang pucag dengan penuh rasa takut segera peria berbadan besar itu membungkuk dihadapan peria jangkung nan tampan yang kupanggil kris itu. Dengan cepat kris mengngayunkan tangan panjangnya dan menghantamkan peria jahat itu kedinding hanya dengan menggunakan satu tangan sementara tangan yang lainnya mencengkaram erat leher peria berbadan besar itu. Salah satu peria lainnya gemetar ketakutan saat melihat kedatangngan kris tubuhnya gemetar sampai sampai aliran air mengalir keluar dari celana pendek peria tersebut. Sementara itu zi tao masih terussaja berusaha membangunkan diriku yang tengah terkapar pingsan tak berdaya, sambil sesekali dilihatnya wajah kris dengan tatapan tajam dan dingin. Salah satu peria jahat tadi mulai mengeluarkan suaranya

" Tuan kris kami mohon jangan hukum kami" (ucap salah satu peria berbadan besar itu)

" siapa yang menyuruh kalian menyakiti adikku" (ucap kris marah)

"tu.. Tu.. Tuan bessr yang menyuruh kami" ( ucap peria yang lehernya terngah dicengkaram oleh kris)

Pelan pelan kris mulai melepaskan cengkaraman tangannya dari leher peria jahat tersebut

"iii... Iiya... Iya tuan muda ayah tuanlah yang menyuruh kami" (ucap salah seorang peria berbadan besar tersebut)

Zi tao hanya terdiam men dengar perkataan dua oranga peria keji yang telah nenikam punggungnya itu, sesekali dilihatnya wajah keris dengan tatapan kesal dan penuh amara,  sebisa mungkin peria bermata panda itu menahan dirinya untuk tidak meluapkan amarahnya tersebut dengan meremas juba hitam miliknya yang dipenuhi darah.

GO TO CINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang