I

2.9K 354 21
                                    


Sejeong melemparkan snelli —jas dokter—nya sembarangan ke kasur. Ia kemudian merebahkan diri ke kasurnya yang lembut setelah hampir seharian mengurus 2 operasi besar anjing dan pemeriksaan lainnya, memejamkan matanya sejenak lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Selamat malam, ayah ibu," sapa Sejeong di meja makan.

"Malam Jeong, Jaehwan belum pulang?" tanya Youngjoo, ayahnya tanpa memandang putrinya.

Sejeong menyendok nasi dan beberapa lauk, "Jaehwan ada introgasi sampai nanti malam, ayah," jawabnya setelah menelan semua makanannya.

"Jeong, besok kamu pulang lebih awal ya. Anaknya temen ayah mau kesini. Ibu harap kamu nurut sama kami,"

Mendengarnya, Sejeong langsung meletakkan sendoknya dan menatap ayah ibunya lekat.

"Tapi bu, Sejeong masih pengen sendiri dulu, Se-"

"Kamu masih mau nungguin si Doyoung Doyoung yang udah jelas ninggalin kamu itu? Tolong nak, pilihan kami jauh lebih baik dari dia," Youngjoo menegangkan rahangnya tapi nada marahnya melemah di akhir.

-Seminggu yang lalu-

"Jeong, minggu depan calon suami kamu dateng,'

Sejeong yang lagi enak-enak duduk dipinggir kolam renang sambil minum jus jeruk mendadak keselek.

"Apa bu? Calon suami?" tanyanya kaget.

"Iya, dia mapan, pinter, keluarganya baik, ganteng juga kok"

"Tapi bu-"

"Jeong, saran ibu kamu nurut sama ayah. Kamu udah tahu kan ayah gimana kalo dibantah?"

Sejeong masih ingat betul kejadian saat ia memperkenalkan Doyoung ke orangtuanya. Ayahnya yang memang tentara dengan pangkat Jenderal berhasil membuat Doyoung muntah dan masuk rumah sakit karena dehidrasi. Pas ditanya kenapa, jawabannya karena ia gak kuat mendengar cerita ayahnya saat tugas di operasi penyergapan penyusup Korut. Sejak awal Doyoung datang, pandangan tidak enak terus melayang dari mata Young Joo apalagi saat tahu laki-laki itu meninggalkan Sejeong dengan alasan konyol, ia marah besar.

--

"Ayah nggak mau tahu, pokoknya besok jam 7 malam kamu sudah harus ada disini," tegas Young Joo yang membuat Sejeong hanya bisa mengangguk pelan. Perintah seorang ayahnya bersifat absolut, bukan cuma untuk anggota satuannya tapi juga untuk seluruh makhluk di rumah dengan dominasi warna putih ini.

Sejeong baru saja akan terlelap jika ponselnya tidak berdering. Ia mendecak kesal ketika melihat notifikasi kakao talknya.

Hwan🐷 
Eh conge, bilangin ayah ibu gue nginep di kantor

Ye

Dosa lo cuek sama abang sendiri

Bodo

Lo kenapa?

That's it. Jaehwan selalu peka jika saudara kembarnya itu sedang ada masalah. Mau masalah cinta, duit, pekerjaan sampe warna sempak yang dibeli, masing-masing pasti tahu duluan. Bener kata orang kalau kembaran itu ikatan batinnya kuat.

Gapapa

Apa perlu nih gue cabut ninggalin ini pembunuh demi minjemin bahu gue buat lo?

Alay lo, udah makanya cepetan pulang. Gue butuh lo

Jaehwan selalu jadi orang yang ngerti Sejeong. Dia pernah merasa bersalah saat Jaehwan di marahin habis-habisan cuma karena dia lebih milih daftar jadi polisi daripada mengikuti jejak ayahnya, ia sedang mengikuti seleksi kedokteran di SNU. Untungnya Sejeong lolos. Jadi begitu selesai tes, dia langsung lari pulang kerumah dan nangis dipelukan Jaehwan. Ia Seje yang nangis.

Tak lama setelah membalas pesan oppa-nya, Sejeong jatuh tertidur. Hari ini hari yang cukup melelahkan.

----

"Hah? Beneran lo dijodohin, Jeong?" Sohye nyaris menyemprotkan bibimbab yang ia makan saat mendengar sahabatnya itu curhat.

Sejeong hanya memakan kentang gorengnya malas, ia mengangguk dan tidak berniat membalas pertanyaan Sohye.

"Bilang aja sih gue calon lo, selesai." Minhyun menyahut setelah menyedot/? cold brew miliknya.

Sejeong melempar kentang yang kurang se-centi lagi masuk ke mulutnya, "Lo mau di tembak ayah gue?" Minhyun cuma nyengir gak jelas. Dasar.

"Tentara nih pasti," celetuk Daehwi yang dari tadi diam mendengarkan. Sejeong mengerutkan alis matanya heran.

"Iya, bapak lo kan jenderal. Lo juga dokter kan? Pas deh. Tiap tentara nih pasti jodohin anaknya sama yang tentara juga. Apalagi tentara sekarang nyarinya calon yang dari kesehatan," jelas Daehwi yang didengarkan dengan seksama oleh 3 makhluk polos ciptaan Tuhan itu.

"Bodo amat lah kalo gue, mau tentara kek, mau polisi kek, mau direktur kek gue bodo amat,"

"Alah, kalo pilot juga lo embat,"

Sejeong nyengir, "Kalo pilot beda lagi ceritanya."

Entah kenapa dia sangat tergila-gila dengan para pilot yang menurutnya keren. Kamarnya jangan ditanya, dia rela menambah poin mil untuk dapetin miniatur tipe pesawat incerannya. Cita-citanya juga jadi pilot, cuma di Korea memang perempuan bener-bener dipersulit kalau mau daftar jadi penerbang. Dan inilah dia, drh. Sejeong-Kim, lulusan fakultas kedokteran hewan terbaik di SNU.

"Udahlah gue mau balik kerumah sakit, ada jadwal operasi," Minhyun pamit duluan meninggalkan 3 temannya.

Sejeong ikut berdiri, "Gue juga deh, udah ada janji,"

"Elah, jam makan siang emang udah selesai kali. Sok sibuk lo, kita berdua juga dokter kali," ucap Sohye sewot sambil menunjuk dirinya dan Daehwi lalu mengekor Sejeong dan Minhyun.

TBC

Jangan lupa vote dan commentnya biar kayra cantik cemungut apdetz😙😙

chèrie || •kdn×ksjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang