"Welcome home, sayang-sayangku." teriak Daniel keras sambil membuka pintu rumahnya. Ditangan kanannya, Seol sedang tidur sedangkan Byeol bersama Sejeong.
Sejeong beserta bayinya sudah diperbolehkan pulang. Sudah bisa ditebak siapa yang paling bersemangat menyambut Seol dan Byeol dirumah.
"Ta-da!! ini kamar kalian." ucap Daniel seakan sedang mempresentasikan hasil kerja kerasnya mendekor. Sejeong sendiri langsung menidurkan kedua anaknya tanpa memperdulikan suaminya yang sedang nyerocos tidak jelas.
Ia kemudian menarik Daniel keluar,
"Udah. Kamu ngomong sampe berbusa juga anak kita ga nge-"
Chuu~
"You did well, sayang. Makasih sekali lagi."
Sejeong mendorong dada Daniel pelan, "Kamu udah ngomong makasih berapa kali, Niel." Daniel sendiri malah nyengir ga jelas,
"Ya karna perjuangan kamu tuh hebat banget, sayang."
Sejeong mengerutkan alisnya heran, "Sejak kapan kamu jadi alay begini sih. Atau ternyata kamu emang alay, ya?"
"Aku alay nya juga cuma sama kamu kok."
---
"Ong!" sebuah teriakan membuat Seongwoo yang sedang santai berjalan di lounge maskapainya menoleh.
Alisnya mengernyit heran, "Jennie?"
"Apa kabar?" tanya Jennie dengan nada ramah. Entah kenapa rahang Ong tiba-tiba mengeras.
"Apa lagi? Daniel? udah deh lo nyerah aja maemunah. Susah banget deh dibilangin ah."
Jennie tersenyum, "Gue cuma pengen ngejenguk anaknya kok," ia kemudian berlalu meninggalkan Ong.
"Sekalian bapaknya." katanya kemudian.
Pucuk kepala Ong sudah berasap melihat tingkah Jennie yang tidak tahu diri.
"Dasar mak lampir."
---
"Assalamualaikummmm!! JE, MANA PONAKAN GUE?!!"
Daniel yang sedari tadi nyantai di depan tv sambil makan gummy bear tersedak kaget.
"Waalaikum salam. Eh, lo kira rumah gue hutan, hah?!" semprot Sejeong sambil membawakan segelas air untuk suaminya, "Lo mau bikin anak gue jadi anak yatim?" Jaehwan nyengir sambil meletakkan jaket kulit warna hitam khas bapak-bapak polisi di drama-drama kriminal.
Daniel menghampiri Jaehwan dengan baju yang setengah basah karena tergesa-gesa minum gara-gara keselek gummy bear, "Paman macam apa yang teriak-teriak dirumah ponakannya yang baru seminggu dirumah, Jae. Astaga untung gue gak mati." cecarnya.
"Ya maap. Ini gue baru banget pulang grebek penyelundup narkoba. Jadi masih kerasa teriak-teriaknya." Sedetik kemudian, ia sudah sampai saja dikamar si kembar. Berniat menguyel ponakannya yang masih merah, muka Jaehwan tertahan karena bajunya ditarik sang emak.
"Sekarang, lo mau bikin anak gue gatel-gatel? Jorok banget sih, Jae. Malu banget gue punya kakak kaya lo."
Jaehwan tentu saja ngomel-ngomel tidak terima. Ia menuduh Daniel dan Sejeong tidak mengharapkan kehadirannya disini, berucap lebih baik ia pergi saja tapi masih sempat comot-comot donat yang tegeletak di meja makan sisa sarapan Daniel. Tak lama setelah mengomel dan menelan donat-donatnya, ia masuk kamar mandi karena ternyata sudah 4 hari badannya tidak menyentuh sabun dan air.
"Je, kenapa Jaehwan gak jadi penyanyi aja sih? Mukannya muka idol banget itu, suaranya juga bagus gak kalah sama kamu. Gak cocok banget perasaan dia kalau jadi detektif gitu."
Sejeong ikut duduk disamping Daniel, "Dulu, mama aku malah pernah ngirim aku sama Jaehwan ke kontes nyanyi gitu. Kita duet, eh menang loh juara 1. Sampe pernah ada agensi yang nawarin aku sama dia buat jadi trainee idol," Ia menyesap teh jeruk yang harusnya buat Jaehwan sejenak, "Tapi kamu tau ayahku, kan? Untung kita berdua juga suka dunia yang bau-bau kariernya ayah jadi gak keberatan banget buat Jahe daftar kepolisian dulu."
"Terus kamu yang gagal jadi pilot?" goda Daniel.
Sejeong terang saja merengut, "Aku gak gagal. Kalo aku lolos pun, aku gak bakal nikah sama kamu hari ini."
"Kalo lolos jadi pilot pun, kamu bakal tetep nikah sama aku, Je. Bisa liat langit yang sama malah."
"Daniell ahhhhhh~~~ ngeselin." Sebuah bantal tak lama mendarat dikepala Daniel yang kemudian mengerang kesakitan.
"Je, aku mau ngomong."
"Ngomong apa."
Wajah Daniel berubah serius, "Minggu depan aku harus flight lagi."
"Kok cepet banget? Sendirian lagi deh aku." nada Sejeong terdengar tidak rela harus sering jauh dengan suaminya lagi.
"Eh udah ada Seol sama Byeol kan? Bakalan rame rumah kita. Lagian aku udah cuti 3 bulan, Je. Kasian anak kita gak bisa makan kalo aku sampe dipecat."
Sejeong menunduk sedih, "Hmm."
Chuuu~
"ASTAGFIRULLAH MY EYESSS." Daniel melepas bibirnya cepat. Lagi-lagi Jaehwan berteriak dengan rambut basah dan cuma pakai handuk di pinggang.
"Jae sekali lagi teriak-teriak, gue blacklist lo dari perumahan gue! Harusnya gue yang teriak, astagah. Ngeliat makhluk kaya lo setengah bugil, untung gue gak sawan!" damprat Sejeong lagi. Abangnya ini lagi suka sekali teriak-teriak.
Jaehwan? nyengir lagi tentu saja. Ia lalu ngacir ke kamar tamu buat ganti baju sambil cekikikan kaya orang gila.
"Gila." gumam Daniel sambil menahan tawanya.
---
Halo, ini kangcilunk balik lagi:) terima kasih buat kalian yang sudah sampai di bagian ini. Maaf ya aku menghilang terlalu lama. Terima kasih yang sudah setia menunggu diriku dari jaman izin slow update karena naik kelas 12 sampai sekarang sudah mau semester 2 :') terharuu akutuh wkwkw.
Jujur aja, mood ngelanjutin cerita ini tuh naik turun apalagi setelah mendengar kabar kalau kapal kesayangan kita semua kandas :" tapi terima kasih buat pesan-pesan yang masuk ke dm, email dll. karena kalian aku mampu menyicil cerita ini kembali TT
tungguu update selanjutnya ya!! jangan lupa, dukung karya aku yang lain soalnya aku mau publish cerita non-kpop pertama disini:") dukung ya gais :))
mianhe, saranghae<3
-kangcilunk
KAMU SEDANG MEMBACA
chèrie || •kdn×ksj
FanficSiapa bilang perjodohan itu menakutkan? Sejeong dan Daniel membuktikan bahwa pacaran setelah nikah itu enakkkk!!! Bagaimana kehidupan Mr&Mrs Kang?