XX

1.3K 210 14
                                    

"Jadi, jenis kelamin anaknya mau diungkap satu saja atau langsung dua-duanya?" Tanya dr. Yoon.

Sejeong langsung melirik ke arah Daniel, menunggu keputusan suaminya. Istri mah ngikut aja.

"Satu saja dok." Jawab Daniel mantap.

dr. Yoon terkikik, "Biar surprise ya."

Daniel meringis, "Saya sebenernya yang penting mereka sehat dok. Apapun jenis kelaminnya."

"Begitu. Jadi pak Daniel dan bu Sejeong ini harus siap-siap mainan bermesin. Karena bapak dan ibu akan dapat seorang putra." Jelas dr. Yoon panjang lebar.

Daniel yang begitu diberi tahu bahwa salah satu anaknya laki-laki langsung berteriak senang.

"Nanti mau aku ajak nerbangin pesawat, Je. Aku mau beli Cessna habis gini." Kata Daniel kegirangan.

"Gila kamu. Mau ditaruh mana? Gak sekalian bikin bandara depan rumah?" Celetuk Sejeong.

Tanpa diduga, Daniel mengiyakan, "Boleh." Tangan Sejeong langsung reflek men-ceples lengan Daniel.

Mereka kemudian keluar dan memutuskan berkencan. Sejak nikah, pasangan ini sebenarnya belum bulan madu. Cuma, karena Daniel mantap sangat jadi Sejeong langsung hamil dan jadwal mereka yang memang tidak memungkinkan.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Sejeong. Merasa Daniel tidak menjawabnya, ia berbalik dan menemukan Daniel menempel seperti cicak didinding.

 Merasa Daniel tidak menjawabnya, ia berbalik dan menemukan Daniel menempel seperti cicak didinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia terlihat memikirkan sesuatu sambil memegang lembar foto USG Sejeong.

"Kamu ngapain?"

Kelopak mata Daniel kedut-kedut, "Aku lagi mikirin jenis kelamin anak kita yang satu lagi."

"Katanya tadi satu aja." Sejeong gemas dengan plin plannya Daniel yang tidak berubah.

"Kan biar surprise, Je."

"Tapi sekarang kamu penasaran setengah mati kayak gini. Kita balik aja gima-"

Belum juga Sejeong menyelesaikan kalimatnya, ia sudah ditarik Daniel.

"Udah, kita jalan sekarang. Katanya mau ngerayain ulang tahunku."

Mereka akhirnya jalan di sekitaran sungai Han sambil gandengan macam anak muda baru pacaran.

"Dingin, Je." Keluh Daniel karena jaket yang ia kenakan terlalu tipis. Ia berpikir kalau hari ini, suhu di Seoul masih rada dingin. Tapi tenyata tidak.

"Dibilangin pake parka. Kamu tuh engga pernah dengerin aku deh perasaan."

Cup

Sejeong terdiam sejenak kemudian kembali nyerocos.

"Ih kamu apaan sih, malu tau, Niel."

Cup

Kali ini agak lama. Sejeong yang awalnya bilang malu juga mulai berubah jadi gatau malu. Sebelum Daniel berubah ganas, ia buru-buru melepaskan bibir Sejeong.

"Bunda hari ini marah-marah terus ya."

"Najis banget kamu panggil bunda."

Daniel ngakak sedangkan Sejeong bergidik ngeri sambil berlalu meninggalkan Daniel dibelakang.

Sejeong memutuskan masuk ke sebuah cafe bergaya Eropa karena rengekan Daniel yang katanya kedinginan.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Daniel sejenak setelah menarik kursi untuk Sejeong.

"Aku curros sama cokelat panas aja."

Daniel mengangguk lalu pergi memesan. Sejeong sendiri mulai sok-sok an bergalau ria. Ia memandang jendela dimana salju turun dan kaca yang mulai berembun. Ia melihat orang berlalu-lalang dimana wajah mereka sama, membeku dengan mulut yang mengeluarkan asap karena kedinginan.

5 menit kemudian, Daniel datang membawa pesanannya.

"Kamu cuma americano? Kamu belum makan loh seharian." Sejeong kaget melihat Daniel yang cuma pesan Americano padahal dia belum makan.

"Aku gak tau mau makan apa." Daniel meringis. Sejeong menggelengkan kepalanya,

"Tadi katanya mau mesenin. Makan apa aja ya. Baru boleh minum kopi."

Suaminya itu mengangguk cepat, "Yang manis, Je."

Sejeong kemudia datang dengan membawa 5 macam makanan manis. Ada macaron, slice cake sampai cream brulee.

"Astaga, Je. Banyak banget."

Sejeong duduk dan meminum cokelat panasnya, "Kamu kan ulang tahun."

Ia kemudian mengeluarkan sebuah kotak dari dalam paper bag yang entah kapan ada dibawah kursinya. Lumayan besar.

"Ini kado buat kamu."

Daniel seneng, matanya berbinar, "Kado dari kamu banyak banget ah."

"Gak mau?" Ancam Sejeong.

"Mau mau." Ia lalu membukanya dan nampaklah sebuah jam tangan serta topi warna hitam.

"Makasih. Fotoin aku, Je." Daniel memakai topinya.

"Tadi ngga mau di foto sekarang minta. Dasar."

"Love you, Je

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Love you, Je."

"I Love You more, capt."



---


chèrie || •kdn×ksjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang