XIX

1.2K 210 21
                                    

Daniel langsung menarik Sejeong keluar dari ballroom. Daniel membuka mobil dan menyuruh istrinya itu masuk.

"Susah ya jadi suami cewek terkenal." Kata Daniel ketus. Sejeong kaget, inikah wajah suaminya yang sebenarnya? Jahat dan dingin.

"Maksud kamu apa?"

"Harusnya aku yang tanya sama kamu, apa maksud dia cium-cium kamu di depan aku? Ini bukan sekali ya, Je aku liat kamu dicium laki-laki lain." Jelas Daniel panjang lebar. Mukanya merah padam menahan marah.

Sejeong menangis, "Niel, aku juga gatau kenapa mereka kaya gitu."

"Udahlah, aku capek." Ketus Daniel kemudian melajukan mobilnya. Selama perjalanan, pasangan suami istri ini hanya diam dalam pikiran mereka masing-masing. Daniel dengan kecemburuannya yang masih memuncak sedangkan Sejeong larut dengan kebingungan dan rasa bersalahnya.

Sampai di rumah, Sejeong berniat minta maaf. Tapi, begitu tangan Daniel membuka pintu, ia langsung pergi meninggalkan istrinya yang masih merasa bersalah.

Pukul 2 dinihari, Sejeong terbangun karena haus. Ia kaget karena Daniel tidak ada disampingnya. Ia lalu menyambar cardingan warna baby blue miliknya lalu pergi keluar mencari suami tercinta.

Sejeong sebenarnya sudah tahu Daniel kemana. Karena suaminya itu biasa kesana jika tidak bisa tidur atau sedang banyak pikiran. Dari kejauhan, Sejeong bisa melihat suaminya tiduran di gazebo sebuah taman bermain.

"Niel." Panggil Sejeong.

"Hmm."

Sejeong mendekat. Ia duduk di sebelah kaki berbulu Daniel yang menjuntai, "Gak bisa tidur?"

"Hmm."

"Aku minta maaf." Sejeong mulai memegang kaki Daniel untuk dipijat. Biasanya, setiap pulang flight Daniel selalu minta dipijitin.

Daniel tidak menjawab.

"Kalo kamu pengen aku gak ketemu mereka lagi, aku gapapa kok. Kamu pukul aku juga gapapa. Asal kamu jangan diemin aku kayak gini." Mata Sejeong mulai berkaca-kaca.

"Aku mana mungkin mukul kamu, Je." Jawab Daniel masih dalam posisi tidurannya.

Sejeong beringsut lebih mendekati Daniel. Kali ini, ia memegang tangan Daniel, "Maafin aku."

"Ayo pulang." Daniel bangun, lalu meninggalkan Sejeong sendirian.

Sejeong yang ditinggalkan sendirian merasa bersyukur. Ia hampir lupa dengan hari ini. Meskipun Daniel sedang marah, ia tetap ingin memberi kejutan kecil untuk suaminya.

Hari ini, Daniel ulang tahun.

Ia masuk ke toko kue dan mengambil kue paling mencolok disana. Penuh jelly dan cinta.

Sejeong berjalan sedikit terengah-engah karena perutnya yang mulai membesar. Mungkin ini azab dari Tuhan karena dicium mantan.

Ia masuk mengendap-endap. Membuka pintu kamar dan menemukan Daniel berbaring diatasnya dengan lengan yang menutupi mata.

"Happy birthday, captain."

Daniel kaget. Ia berusaha mempertahankan muka cemberutnya tapi tidak bisa. Daniel tersenyum.

"Semoga panjang umur, selalu sehat dan cepat maafin istrimu ini ya." Sejeong menyodorkan kue ditangannya dan membiarkan Daniel meniup lilinnya.

"Makasih."

Daniel kemudian membuka lengannya lebar, mempersilahkan Sejeong bersandar di dadanya. Jujur, ia juga rindu sekali. Setelah 5 hari tidak bertemu dan pas pulang, mereka ribut.

chèrie || •kdn×ksjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang