V

2K 335 36
                                    


"Daniel?!" Pekik Sejeong senang melihat Daniel berdiri disamping mobilnya. Ia kemudian berlari ke arah Daniel yang merentangkan tangannya lebar.

"Katanya sibuk?" tanya Sejeong yang masih dalam pelukan Daniel.

"Katanya kangen?" Bukannya menjawab Daniel malah tanya hal yang membuat Sejeong melepas pelukannya kasar. Malu ih si Daniel mah -,-

"Iya-iya sini," Sejeong kemudian nemplok lagi setelah sebelumnya berdiri berkacak pinggang sambil menahan pipinya yang merah, "Aku juga kangen kamu."

Sejeong melepaskan pelukannya, "Kita jalan yuk," yang dibalas anggukan oleh Daniel.

"Tapi anter aku pulang dulu,"

Daniel menautkan alisnya heran, "Kenapa pulang dulu? Kita bisa langsung berangkat kan?"

"Daniel, aku ini dokter hewan. Aku barusan nanganin anjing yang nyaris rabies, ngebirin kucing, vaksin sana sini. Kamu mau aku infeksi?" Jelas Sejeong panjang lebar. Lha si Daniel yang cuma tau tekanan angin, titik koordinat sama tombol-tombol hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mereka kemudian masuk ke rover milik Daniel. Tapi sesuatu menusuk pantat Sejeong hingga dia menjerit kesakitan.

"Aduh, ini punya kamu?" tanyanya sambil memegang *wings punya Daniel. Daniel sendiri sudah dag-dig-dug ser, apakah ia harus berbohong atau jujur pada Sejeong.

"Itu cuma hiasan,"

Sejeong menatapnya lekat, "Bohong, ini wings Blue Korean Airlines. Daniel jujur sama aku, kamu pilot?"

Daniel semakin berkeringat, rencananya ia akan ngasih tahu pekerjaannya ke Sejeong pas mereka sudah nikah. Kan lucu tuh, nanti pas Sejeong nanya dia bisa bilang, "Iya aku sopir, maaf ya. Tapi sopir pesawat." Daniel juga takut kalau-kalau Sejeong lebih menyukai para abdi negara yang gelap kekar gitu seperti ayahnya.

"Hah? Nggak lah," kelik Daniel sambil menyalakan mesin mobil. Tapi Sejeong tiba-tiba membuka laci dashboard dan mengambil sepasang *bar dengan 4 strip miliknya.

"Bisa jelasin sama aku? Ini cuma hiasan atau emang seragam kamu?" Tanya Sejeong menyudutkan, "Daniel kita udah mau nikah ya, jangan kaya anak kecil main rahasia-rahasiaan,"

Daniel menghela napasnya berat, "Iya, aku pilot,"

"Kenapa gak bilang dari dulu?"

"Ya aku merasa belum waktunya kamu tahu pekerjaan aku,"

"Terus menurut kamu waktu yang tepat itu seperti apa, Kang Daniel?"

"Pas kita udah nikah nanti,"

Sejeong ikut menghela napasnya kasar, "Aku udah belajar nerima kamu, Dan. Tapi kamunya malah ngerahasiain hal yang seharusnya aku tahu dari awal," Ia menatap Daniel yang juga sedang menatapnya, "Bisa kita mulai dari awal?"

"Maaf," cicit Daniel pelan, "Aku cuma pengen ngasih tahu kalo kamu udah jatuh cinta sama aku,"

Sejeong memiringkan kepalanya heran sambil tersenyum, "Menurut kamu? Aku udah bilang kalo aku kangen kamu loh,"

"Maksudnya?"

"I'm done, Daniel. I'm fallin' with you."

Mendengarnya, telinga Daniel langsung merah. Seumur hidup baru kali ini dia baper mendengar sepikan perempuan. Biasanya dia duluan yang nyepik, itupun karena dia lagi kesepian.

"Malu?" goda Sejeong sambil mengusap rambut Daniel dari samping. Sedangkan yang diusap hanya menarik sudut bibirnya.

Hingga akhirnya mereka sampai dirumah Sejeong setelah saling menggoda didalam mobil. Youngjoo yang melihat Sejeong pulang sambil senyum-senyum bareng Daniel ikut senang karena putrinya sudah yakin pada pilihannya.

chèrie || •kdn×ksjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang