Pertama

337 11 6
                                    

Kami masih menginginkanmu, masih tetap menunggu kembalinya dirimu. Teruslah mencari jalan pulang.

_Nofa Annisa_

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Author POV

Pagi hari ini seperti pagi-pagi sebelumnya. Tetap cerah, membuat siapa pun semangat menjalani hari.

Hari ini adalah awal tahun ajaran baru, bagi seluruh universitas yang berada di Indonesia. Khususnya Rey Ka University. Universitas istimewa yang paling di incar di seluruh Indonesia. Tidak sampai di situ, Rey Ka Grup yang terletak di kota Paris adalah pusat perusahaan, juga incaran bagi pebisnis besar yang ada di negara bagian Eropa dan Asia.

Tampak cowok ber-rahang kokoh dengan bola mata hitam legam, pas dengan alisnya yang tebal, bibir tipis seksinya ditambah hidung mancung dan wajah tampak blasteran.

Membuatnya persis seperti dewa Yunani yang tergambar sempurna di buku-buku Yunani kuno.

Tling Sringg

Selamat pagi tuan muda,
Tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, dan lain-lain semuanya normal.

[Suara mesin pendeteksi tubuh]

Sambil menampilkan status jaringan tubuh di layar monitor, menandakan bahwa tidak ada masalah apapun, saat cowok berparas tampan ini berdiri tepat di hadapannya.

Namanya Hanska Alfatih. Kalian bisa menyebutnya Hanska. Terlahir sebagai pewaris perusahaan besar bukanlah hal mudah, walau tampak sempurna, namun jalannya tak semudah yang kalian bayangkan.

"Fa, sini nak sarapan." Panggil Riska setelah melihat Hanska keluar dari kamar agungnya. Yaa, begitu lah mamanya memanggil.

"Ma.. jangan Fa dong, kaya cewek aja." Protes Hanska setelah duduk dan mulai melahap sarapannya.

"Oke, Alfa Alfa."

"Ma, kenapa ya, seminggu ini Alfa mimpi kalau Caca di Paris sering keluar masuk bar, kena pergaulan bebas gitu." Tanya Hanska, membuat Riska terkejut membulatkan mata.

Ehem..

Deheman Reyhan membuat keadaan teralihkan sedikit, perang dingin diantara ayah dan anak perempuan itu, masih terjalin walau sudah lewat beberapa hari.

Riska menghela napas. Ia yakin Lycée Louis-le-Grand, SMA bergengsi Caca di Paris itu, akan terbalik bila Hanska tau apa yang adiknya lakukan.

"Hmm bang, gimana keadaan kampus, aman?" Tanya Reyhan, membuat Hanska langsung menatapnya dan menaikkan alis.

Ada yang janggal.

Riska memicingkan mata kearah suaminya.

"Masih tetap kotor, bervirus, ga higienis, berkuman, pokoknya Alfa benci Yah." Jelas Hanska, membuat Reyhan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya maklum.

Hanska masih seperti ini. Padahal Reyhan ingat betul seperti apa Hanska kecil, walau sudah sepuluh tahun berlalu. Kini umur Hanska menginjak angka 21. Namun tetap tidak ada perubahan.

"Ma, Caca sampai jam berapa?"

"Jam 2 siang bang, jangan lupa jemput ya nak." Ucap Riska, Hanska mengangguk cepat.

"Ma, ayah, Alfa pergi yaa, assalamu'alaikum." Pamit Hanska berlalu pergi meninggalkan pekarangan menuju kampus.

Sudah hal biasa bila Hanska seperti itu, selalu tak dapat di sentuh.

Don't TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang